PALANGKA RAYA-Bencana banjir sepertinya masih terjadi selama beberapa hari ke depan di sejumlah kabupaten/kota di Bumi Tambun Bungai. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Palangka Raya memperkirakan hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga deras masih berpotensi mengguyuri wilayah Kalteng hingga 20 September mendatang. Dengan demikian bencana banjir diperkiraan masih mengancam.
Prakirawan BMKG Palangka Raya M Alfiandy menyebut, secara umum sebagian besar wilayah Kalteng berpotensi turun hujan berintensitas sedang hingga deras. Kemudian suhu udara berkisar antara 23°C – 34°C. Kelembaban udara berkisar antara 65% – 100%. Sedangkan, lanjut prakirawan BMKG ini, anginumumnya bertiup dari arah tenggara menuju barat laut, dengan kecepatan berkisar antara 10–20 km per jam.
Melihat kondisi ini, Alfiandy mengingatkan masyarakat di beberapa wilayah Kalteng untuk mewaspadai potensi hujan berintensitas sedang hingga deras yang dapat disertai petir dan angin kencang.
“Potensi banjir dan pohon tumbang akibat terjadinya hujan intensitas cukup tinggi untuk wilayah pesisir juga harus diwaspadai,” tutur Alfiandy kepada Kalteng Pos, kemarin (15/9).
Masih tingginya intensitas hujan di Kalteng membuat hampir seluruh kabupaten/kota se-Kalteng terendam banjir. Hingga kemarin, tujuh daerah masih berstatus tanggap darurat bencana banjir dan tiga daerah siaga darurat banjir. Hal itu dikatakan oleh Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng Erlin Hardi.
“Tujuh kabupaten dengan status tanggap darurat bencana banjir mencakup Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Katingan, Lamandau, Barito Utara, Seruyan, dan Gunung Mas. Sementara tiga daerah dengan status siaga darurat bencana banjir yakni Kabupaten Pulang Pisau, Murung Raya, dan Kota Palangka Raya,” beber Erlin Hardi kepada Kalteng Pos, kemarin.
Kabupaten Katingan, kata Erlin Hardi, sejak 24 Agustus lalu sudah berstatus tanggap darurat bencana banjir. Karena terjadinya hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu, menyebabkan air Sungai Katingan dan Samba meluap. Berdasarkan data, banjir di Katingan telah menggenangi 161 desa dari 13 kecamatan. “Sehingga total ada 71.319 jiwa, 25.595 kepala keluarga, dan 16.573 rumah yang terdampak,” ucap Erlin.