Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Pembangunan Dermaga Feri Dongkrak PAD

PULANG PISAU-Pembangunan dermaga feri yang menghubungkan Badirih-Maliku Mulya, Kecamatan Maliku Mulya telah dimulai. Pemancangan tiang perdana dilakukan, Sabtu (25/9). Pembangunan dermaga feri sebagai pendukung program food estate itu menelan anggaran belasan miliar yang bersumber dari APBN.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Pulang Pisau Dr Supriyadi mengungkapkan, pelabuhan tersebut juga dirancang untuk melayani kendaraan roda empat hingga truk. “Kehadiran dermaga feri itu diharapkan semakin memperlancar aktivitas masyarakat dari Tahai ke Maliku,” kata Supriyadi, Minggu (26/9).

Dia dia juga berharap, dengan pembangunan dermaga feri itu juga akan semakin mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor tersebut. Terlebih ada tiga feri besar yang dibangun saat ini.

Yakni; Mintin-Anjir Sampit, Kecamatan Kahayan Hilir, Badirih-Maliku Mulya, Kecamatan Maliku dan Palampahen-Pangkoh. “Dengan kehadiran keberadaan dermaga feri diharapkan akan meningkatkan retribusi,” harap dia.

Untuk itu Supriyadi juga mengharapkan pemerintah daerah menyediakan armada di tiga jalur penyeberangan tersebut. “Setidaknya ada tiga kapal feri yang layak untuk melayani penyeberangan kendaraan roda empat dan roda enam. Bahkan kalau bisa juga melayani truk fuso. Paling tidak satu titik penyeberangan satu kapal,” kata Supriyadi.

Baca Juga :  Disperindagkop Temukan Mamin Kedaluwarsa

Menurut dia, kapal feri itu nantinya bisa menjadi “mesin cetak” PAD. Dia menambahkan, jika pemerintah daerah memiliki armada kapal feri, maka potensi PAD yang diterima akan lebih besar.

“Kalau diambil pihak swasta secara penuh, maka retribusi yang diperoleh hanya 10 persen. Kalau kita memiliki tiga feri di tiga titik itu, saya optimistis PAD dari pelabuhan feri itu bisa mencapai Rp1 miliar per tahun,” tegas Supriyadi optimistis.

Dia mencontohkan, untuk satu feri di Pelabuhan Mintin saja realisasi target PAD sudah terlampaui. “Saat ini sudah terealisasi Rp500 juta lebih. Apalagi kalau kapal feri itu bisa beroperasi di tiga titik,” ucapnya.

Supriyadi mengaku, pihaknya juga berupaya mengajukan usulan ke pemerintah pusat untuk pengadaan kapal feri. “Namun itu juga tergantung pemerintah pusat apakah melakukan moratorium pengadaan kapal atau tidak. Namun kami tetap berupaya untuk menyampaikan usulan itu,”  beber dia.

Baca Juga :  Pelabuhan Bahaur Tak Layani Penumpang

Menurut dia, potensi pendapatan PAD dari feri sangat besar. Apalagi dengan dibangunnya jalan menuju kawasan food estate. Jadi nanti masyarakat dari Banjarmasin dan Kapuas yang akan ke Bahaur bisa melalui pelabuhan Palampahen-Pangkoh dan juga sebaliknya.

Begitu juga, kata dia, yang masyarakat yang akan ke Maliku maupun ke Sebangau juga bisa melalui dermaga Badirih Maliku Mulya dengan cepat. “Karena jalan yang mulus dan dekatnya jarak tempuh. Saya optimistis lalu lintas yang menggunakan jasa feri akan semakin meningkat,” tandasnya. (art)

PULANG PISAU-Pembangunan dermaga feri yang menghubungkan Badirih-Maliku Mulya, Kecamatan Maliku Mulya telah dimulai. Pemancangan tiang perdana dilakukan, Sabtu (25/9). Pembangunan dermaga feri sebagai pendukung program food estate itu menelan anggaran belasan miliar yang bersumber dari APBN.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Pulang Pisau Dr Supriyadi mengungkapkan, pelabuhan tersebut juga dirancang untuk melayani kendaraan roda empat hingga truk. “Kehadiran dermaga feri itu diharapkan semakin memperlancar aktivitas masyarakat dari Tahai ke Maliku,” kata Supriyadi, Minggu (26/9).

Dia dia juga berharap, dengan pembangunan dermaga feri itu juga akan semakin mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor tersebut. Terlebih ada tiga feri besar yang dibangun saat ini.

Yakni; Mintin-Anjir Sampit, Kecamatan Kahayan Hilir, Badirih-Maliku Mulya, Kecamatan Maliku dan Palampahen-Pangkoh. “Dengan kehadiran keberadaan dermaga feri diharapkan akan meningkatkan retribusi,” harap dia.

Untuk itu Supriyadi juga mengharapkan pemerintah daerah menyediakan armada di tiga jalur penyeberangan tersebut. “Setidaknya ada tiga kapal feri yang layak untuk melayani penyeberangan kendaraan roda empat dan roda enam. Bahkan kalau bisa juga melayani truk fuso. Paling tidak satu titik penyeberangan satu kapal,” kata Supriyadi.

Baca Juga :  Disperindagkop Temukan Mamin Kedaluwarsa

Menurut dia, kapal feri itu nantinya bisa menjadi “mesin cetak” PAD. Dia menambahkan, jika pemerintah daerah memiliki armada kapal feri, maka potensi PAD yang diterima akan lebih besar.

“Kalau diambil pihak swasta secara penuh, maka retribusi yang diperoleh hanya 10 persen. Kalau kita memiliki tiga feri di tiga titik itu, saya optimistis PAD dari pelabuhan feri itu bisa mencapai Rp1 miliar per tahun,” tegas Supriyadi optimistis.

Dia mencontohkan, untuk satu feri di Pelabuhan Mintin saja realisasi target PAD sudah terlampaui. “Saat ini sudah terealisasi Rp500 juta lebih. Apalagi kalau kapal feri itu bisa beroperasi di tiga titik,” ucapnya.

Supriyadi mengaku, pihaknya juga berupaya mengajukan usulan ke pemerintah pusat untuk pengadaan kapal feri. “Namun itu juga tergantung pemerintah pusat apakah melakukan moratorium pengadaan kapal atau tidak. Namun kami tetap berupaya untuk menyampaikan usulan itu,”  beber dia.

Baca Juga :  Pelabuhan Bahaur Tak Layani Penumpang

Menurut dia, potensi pendapatan PAD dari feri sangat besar. Apalagi dengan dibangunnya jalan menuju kawasan food estate. Jadi nanti masyarakat dari Banjarmasin dan Kapuas yang akan ke Bahaur bisa melalui pelabuhan Palampahen-Pangkoh dan juga sebaliknya.

Begitu juga, kata dia, yang masyarakat yang akan ke Maliku maupun ke Sebangau juga bisa melalui dermaga Badirih Maliku Mulya dengan cepat. “Karena jalan yang mulus dan dekatnya jarak tempuh. Saya optimistis lalu lintas yang menggunakan jasa feri akan semakin meningkat,” tandasnya. (art)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/