Senin, November 25, 2024
26.6 C
Palangkaraya

Pemberangkatan Umrah Diperkirakan Awal November

JAKARTA – Hingga saat ini pemerintah Arab Saudi belum memutuskan kapan penerbangan umrah dari Indonesia kembali dibuka. Tetapi diperkirakan  penerbangan umrah dari Indonesia dibuka kembali awal November depan. Calon jamaah yang tertunda keberangkatannya diminta bersiap, khususnya mengikuti kegiatan vaksinasi Covid-19.

Perkirakan awal keberangkatan umrah di tengah pandemi itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah dan Haji (AMPUH) Indonesia Wawan Suhada. ’’Alhamdulillah. Insyallah (penerbangan umrah kembali dibuka, Red) awal November depan,’’ katanya di Jakarta kemarin (13/10).

Wawan mengatakan dirinya terus mencari informasi langsung perkembangan penyelenggaraan umrah dari relasinya di Arab Saudi. Dia mendapatkan informasi bahwa keputusan final pemerintah Arab Saudi menunggu kedatangan delegasi pemerintah Indonesia ke sana.

’’Rencananya delegasi Indonesia berkunjung ke Arab Saudi pada  25 Oktober depan. Membahas soal umrah,’’ tuturnya. Dalam kunjungan itu, delegasi pemerintah akan menyampaikan ketentuan protokol kesehatan penyelenggaraan umrah yang disiapkan oleh Indonesia. Wawan berharap pemerintah Indonesia melibatkan travel umrah untuk melakukan survei advance pelayanan umrah di Arab Saudi. Sehingga mereka bisa sosialisasi langsung pelaksanaan umrah di masa pandemi kepada calon jamaah.

Baca Juga :  Disdukcapil Jebol di Pahandut Seberang

Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menyambut baik bakal dibukanya kembali penerbangan umrah. Namun dia menyampaikan pelaksanaan umrah di masa pandemi membuat harga paket umrah menjadi lebih mahal.

’’Perkiraan saya bisa naik 15 sampai 25 persen,’’ katanya. Kenaikan itu berasal dari hampir semua komponen penyelenggaraan umrah. Mulai dari harga tiket pesawat terbang dan akomodasi hotel di Arab Saudi. Adanya ketentuan wajib karantina sebelum dan setibanya dari Saudi, juga membuat harga paket umrah lebih mahal dari kondisi normal.

Syam mencontohkan kamar hotel maksimal hanya bisa diisi dua orang jamaah umrah saja. Kondisi ini membuat biaya sewa semakin mahal. Sebab biasanya bisa diisi lebih dari empat orang jamaah. Begitupun dengan layanan bus di Arab Saudi hanya diisi maksimal 50 persen kapasitas.

Baca Juga :  Bupati Keluarkan Keputusan PPKM Mikro

Sementara itu Kementerian Agama (Kemenag) membentuk tim manajemen krisis penyelenggaraan haji dan umrah. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan tim itu dibentuk sebagai akselerasi persiapan penyelenggaraan umrah. Dalam waktu bersamaan, Kemenag juga mulai menyiapkan penyelenggaraan haji 2022.

’’Tim ini bertugas merancang, menyiapkan, dan mengkoordinasikan kebijakan dan rencana mitigasi krisis pelaksanaan haji dan umrah,’’ jelasnya. Tim ini melakukan Analisa situasi, utamanya terkait pandemi Covid-19. Seperti melakukan edukasi kepada masyarakat bahwa pelaksanaan umrah maupun haji tahun depan masih dalam situasi pandemi Covid-19. Sehingga pelaksanaan umrah dan haji tidak bisa seperti pada umumnya.

Khusus untuk pelaksanaan umrah yang sebentar lagi bakal dibuka, Hilman memberikan sejumlah catatan. Diantaranya adalah tim tersebut harus membahas kebijakan teknis dengan travel umrah maupun maskapai penerbangan. Khususnya soal patokan biaya paket umrah di masa pandemi. Kemudian juga menyiapkan asrama haji sebagai tempat karantina jamaah umrah.

JAKARTA – Hingga saat ini pemerintah Arab Saudi belum memutuskan kapan penerbangan umrah dari Indonesia kembali dibuka. Tetapi diperkirakan  penerbangan umrah dari Indonesia dibuka kembali awal November depan. Calon jamaah yang tertunda keberangkatannya diminta bersiap, khususnya mengikuti kegiatan vaksinasi Covid-19.

Perkirakan awal keberangkatan umrah di tengah pandemi itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah dan Haji (AMPUH) Indonesia Wawan Suhada. ’’Alhamdulillah. Insyallah (penerbangan umrah kembali dibuka, Red) awal November depan,’’ katanya di Jakarta kemarin (13/10).

Wawan mengatakan dirinya terus mencari informasi langsung perkembangan penyelenggaraan umrah dari relasinya di Arab Saudi. Dia mendapatkan informasi bahwa keputusan final pemerintah Arab Saudi menunggu kedatangan delegasi pemerintah Indonesia ke sana.

’’Rencananya delegasi Indonesia berkunjung ke Arab Saudi pada  25 Oktober depan. Membahas soal umrah,’’ tuturnya. Dalam kunjungan itu, delegasi pemerintah akan menyampaikan ketentuan protokol kesehatan penyelenggaraan umrah yang disiapkan oleh Indonesia. Wawan berharap pemerintah Indonesia melibatkan travel umrah untuk melakukan survei advance pelayanan umrah di Arab Saudi. Sehingga mereka bisa sosialisasi langsung pelaksanaan umrah di masa pandemi kepada calon jamaah.

Baca Juga :  Disdukcapil Jebol di Pahandut Seberang

Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menyambut baik bakal dibukanya kembali penerbangan umrah. Namun dia menyampaikan pelaksanaan umrah di masa pandemi membuat harga paket umrah menjadi lebih mahal.

’’Perkiraan saya bisa naik 15 sampai 25 persen,’’ katanya. Kenaikan itu berasal dari hampir semua komponen penyelenggaraan umrah. Mulai dari harga tiket pesawat terbang dan akomodasi hotel di Arab Saudi. Adanya ketentuan wajib karantina sebelum dan setibanya dari Saudi, juga membuat harga paket umrah lebih mahal dari kondisi normal.

Syam mencontohkan kamar hotel maksimal hanya bisa diisi dua orang jamaah umrah saja. Kondisi ini membuat biaya sewa semakin mahal. Sebab biasanya bisa diisi lebih dari empat orang jamaah. Begitupun dengan layanan bus di Arab Saudi hanya diisi maksimal 50 persen kapasitas.

Baca Juga :  Bupati Keluarkan Keputusan PPKM Mikro

Sementara itu Kementerian Agama (Kemenag) membentuk tim manajemen krisis penyelenggaraan haji dan umrah. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan tim itu dibentuk sebagai akselerasi persiapan penyelenggaraan umrah. Dalam waktu bersamaan, Kemenag juga mulai menyiapkan penyelenggaraan haji 2022.

’’Tim ini bertugas merancang, menyiapkan, dan mengkoordinasikan kebijakan dan rencana mitigasi krisis pelaksanaan haji dan umrah,’’ jelasnya. Tim ini melakukan Analisa situasi, utamanya terkait pandemi Covid-19. Seperti melakukan edukasi kepada masyarakat bahwa pelaksanaan umrah maupun haji tahun depan masih dalam situasi pandemi Covid-19. Sehingga pelaksanaan umrah dan haji tidak bisa seperti pada umumnya.

Khusus untuk pelaksanaan umrah yang sebentar lagi bakal dibuka, Hilman memberikan sejumlah catatan. Diantaranya adalah tim tersebut harus membahas kebijakan teknis dengan travel umrah maupun maskapai penerbangan. Khususnya soal patokan biaya paket umrah di masa pandemi. Kemudian juga menyiapkan asrama haji sebagai tempat karantina jamaah umrah.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/