Senin, November 25, 2024
26.2 C
Palangkaraya

SMART Patrol, Terobosan Cegah Karhutla di Taman Nasional Sebangau

PALANGKA RAYA- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) bersama Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS), serta Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia, menggelar Pelatihan Pemanfaatan Alat Pemantauan dan Pelaporan Spasial untuk kegiatan patroli hutan atau monitoring spasial dan reporting tool (SMART) Patrol. Kegiatan berlangsung 21023 Oktober.

Pelatihan ini dihadiri oleh Kepala SubDirektorat Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi pada Direktorat Kawasan Konservasi KLHK Ratna Hendratmoko, Kepala BTNS Andi M Khadafi, dan Tim Konservasi BNF Indonesia. Peserta pelatihan antara lain anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), polisi hutan, dan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan (Brigdalkarhut) di wilayah Taman Nasional Sebangau (TNS).

Ratna Hendratmoko mengatakan, area konservasi merupakan milik bersama. Oleh karena itu, semua elemen wajib turut menjaga. Untuk itu, anggota di lapangan harus dilatih saat memantau dan menagawsi.

Pelatihan SMART Patrol ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas maupun pengetahuan para peserta dalam penggunaan aplikasi SMART dan pengoperasian drone sehingga pemantauan dan pengawasan secara mobile di daerah rawan kebakaran hutan, khususnya di kawasan Taman Nasional Sebangau, dapat lebih optimal.

Baca Juga :  Camat Lurah Harus Aktif Sosialisasi Prokes

“Kita harus memastikan nilai penting kawasan terjaga. DI TNS luar biasa. Ada gambut dan keaneragaman hayati. Sudah diketahui bersama, TNS adalah eks HPH yang rawan karhutla.

Sementara itu, Andi M Khadafi menambahkan, pelatihan ini kami berharap akan ada penguatan wawasan dan pengetahuan di bidang konservasi, terutama dalam upaya pencegahan, penanggulangan, dan pengendalian kebakaran hutan sehingga dapat mengurangi terjadinya gangguan atau ancaman kebakaran hutan di masa mendatang.

“Pengelolaan kawasan konservasi ini membutuhkan seluruh pihak dan kita menyesuaikan yakni memenfaatkan teknologi untuk pengelolaan TNS,”ujarnya.

Sementara itu, Manajer Konsevasi BNF Indonesia, Adhy Maruly mengatakan, di samping di dalam ruangan, kegiatan pelatihan SMART Patrol ini juga dilaksanakan di luar ruangan dalam bentuk praktik lapangan untuk pengambilan data sekaligus patroli pencegahan kebakaran di wilayah kerja Resort Habaring Hurung, SPTN Wilayah II, Taman Nasional Sebangau.

Baca Juga :  Dispora Bina Pemuda dan Atlet

“Dengan praktik lapangan, kami berharap materi pelatihan dapat dikuasai lebih baik oleh peserta pelatihan sehingga dapat diaplikasikan dengan baik pula nantinya di lapangan,” kata Adhy.

Dia menambahkan, kehadiran BNF Indonesia dalam pelatihan ini merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan BNF Indonesia kepada KLHK dan BTNS dalam konservasi di Taman Nasional Sebangau. Di samping kegiatan pelatihan ini, BNF Indonesia juga mendukung program restorasi ekosistem hutan yang dilaksanakan BTNS melalui pengembangan community nursery dan penanaman pohon di zona rehabilitasi di wilayah Taman Nasional Sebangau.

Di tempat yang sama, Koordinator MPA Kelurahan Kereng Bangkirai, Kota Palangka Raya,  Aditya mengungkapkan bahwa MPA adalah salah satu garda terdepan ketika terjadi kebakaran hutan. Masyarakat yang tinggalnya dekat dengan hutan selalu menjadi pasukan pertama yang memadamkan api.

“Kami selalu siaga ketika terjadi kebakaran hutan, khususnya di Sebangau. Adanya SMART Patrol ini kami harapkan dapat mempermudah dan mempercepat kami dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan,” harapnya.(hms/ram) 

PALANGKA RAYA- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) bersama Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS), serta Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia, menggelar Pelatihan Pemanfaatan Alat Pemantauan dan Pelaporan Spasial untuk kegiatan patroli hutan atau monitoring spasial dan reporting tool (SMART) Patrol. Kegiatan berlangsung 21023 Oktober.

Pelatihan ini dihadiri oleh Kepala SubDirektorat Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi pada Direktorat Kawasan Konservasi KLHK Ratna Hendratmoko, Kepala BTNS Andi M Khadafi, dan Tim Konservasi BNF Indonesia. Peserta pelatihan antara lain anggota Masyarakat Peduli Api (MPA), polisi hutan, dan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan (Brigdalkarhut) di wilayah Taman Nasional Sebangau (TNS).

Ratna Hendratmoko mengatakan, area konservasi merupakan milik bersama. Oleh karena itu, semua elemen wajib turut menjaga. Untuk itu, anggota di lapangan harus dilatih saat memantau dan menagawsi.

Pelatihan SMART Patrol ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas maupun pengetahuan para peserta dalam penggunaan aplikasi SMART dan pengoperasian drone sehingga pemantauan dan pengawasan secara mobile di daerah rawan kebakaran hutan, khususnya di kawasan Taman Nasional Sebangau, dapat lebih optimal.

Baca Juga :  Camat Lurah Harus Aktif Sosialisasi Prokes

“Kita harus memastikan nilai penting kawasan terjaga. DI TNS luar biasa. Ada gambut dan keaneragaman hayati. Sudah diketahui bersama, TNS adalah eks HPH yang rawan karhutla.

Sementara itu, Andi M Khadafi menambahkan, pelatihan ini kami berharap akan ada penguatan wawasan dan pengetahuan di bidang konservasi, terutama dalam upaya pencegahan, penanggulangan, dan pengendalian kebakaran hutan sehingga dapat mengurangi terjadinya gangguan atau ancaman kebakaran hutan di masa mendatang.

“Pengelolaan kawasan konservasi ini membutuhkan seluruh pihak dan kita menyesuaikan yakni memenfaatkan teknologi untuk pengelolaan TNS,”ujarnya.

Sementara itu, Manajer Konsevasi BNF Indonesia, Adhy Maruly mengatakan, di samping di dalam ruangan, kegiatan pelatihan SMART Patrol ini juga dilaksanakan di luar ruangan dalam bentuk praktik lapangan untuk pengambilan data sekaligus patroli pencegahan kebakaran di wilayah kerja Resort Habaring Hurung, SPTN Wilayah II, Taman Nasional Sebangau.

Baca Juga :  Dispora Bina Pemuda dan Atlet

“Dengan praktik lapangan, kami berharap materi pelatihan dapat dikuasai lebih baik oleh peserta pelatihan sehingga dapat diaplikasikan dengan baik pula nantinya di lapangan,” kata Adhy.

Dia menambahkan, kehadiran BNF Indonesia dalam pelatihan ini merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan BNF Indonesia kepada KLHK dan BTNS dalam konservasi di Taman Nasional Sebangau. Di samping kegiatan pelatihan ini, BNF Indonesia juga mendukung program restorasi ekosistem hutan yang dilaksanakan BTNS melalui pengembangan community nursery dan penanaman pohon di zona rehabilitasi di wilayah Taman Nasional Sebangau.

Di tempat yang sama, Koordinator MPA Kelurahan Kereng Bangkirai, Kota Palangka Raya,  Aditya mengungkapkan bahwa MPA adalah salah satu garda terdepan ketika terjadi kebakaran hutan. Masyarakat yang tinggalnya dekat dengan hutan selalu menjadi pasukan pertama yang memadamkan api.

“Kami selalu siaga ketika terjadi kebakaran hutan, khususnya di Sebangau. Adanya SMART Patrol ini kami harapkan dapat mempermudah dan mempercepat kami dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan,” harapnya.(hms/ram) 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/