Jumat, September 20, 2024
24.2 C
Palangkaraya

90 Lebih Lukisan Dibuat Selama Pandemi

PAMERAN Seni Rupa dan Workshop Lintas Warna Kahalap dibuka secara resmi pada tanggal 25 Oktober 2021 di Kantor UPT Taman Budaya Kalimantan Tengah (Kalteng). Saat itu dibuka resmi oleh Ketua Komisi III DPRD Kalteng, Duwel Rawing.

Ada 90 lukisan lebih yang dipajang dalam pameran karya seni rupa dari ketua Sanggar Seni Rupa Kahalap, Pebruarison Lampang. Lukasan-lukasan tersebut adalah karya Pebruarison Lampang bersama karya pendamping lainnya. Selain pameran lukisan juga ada workshop yang diikuti siswa dan siswi di Kalteng yang dibimbing langsung oleh Pebruarison Lampang bersama rekan-rekan dari Sanggar Seni Rupa Kahalap ini.

Saat bertandang ke kegiatan itu, Kalteng Pos disambut langsung oleh Pebruarison Lampang. Dia langsung mempersilahkan masuk ke dalam ruangan galeri di gedung UPT Taman Budaya Kalteng. Dari 90 lebih lukisan yang dipamerkan, ada lukisan yang punya daya tarik sendiri bagi penulis. Lukisannya menceritakan tentang pandemi Covid-19. Namun karya lukisan pelukis ternama Kalteng ini dibawa ke arah kegembiraan, penuh warna, tidak ada hal-hal negatif yang berkaitan dengan fenomena Covid-19 yang banyak memakan korban dan kemalangan lainnya. Ternyata dia punya alas an tersendiri.

“Banyak dari kami (pelaku seni, red) yang harus bekerja di rumah akibat pandemi. Saya sendiri merasakan buntu karena harus bekerja di rumah, di mana semasa pandemi menjadi-jadi, banyak batasan-batasan dan peraturan baru hanya untuk sekedar kita saling melindungi satu sama lain,” jelasnya.

Untuk itu,lanjutnya, dia berpikir apabila hanya pasrah dengan keadaan, berdiam diri dan menyerah pastinya tidak ada gunanya. Apalagi imun yang bagus menjadi benteng tersendiri masa masa pandemi ini.

“Oleh karena itu, saya membulatkan tekad akan berkarya masa pandemi ini dengan sebuah karya lukisan yang bisa membuat rasa hati melihatnya bahagia yang membuat imunitas juga terjaga dengan rasa bahagia tersebut,” ucap Pebruarison Lampang.

Baca Juga :  Berkendaraan Aman, Prokes Harus Diperhatikan

Dengan berkarya dengan lukisan, Pebruarison yang juga seorang pegawai di Dinas Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya ini membuat sedikit perbedaan dengan karyanya selama masa Pandemi. Karya lukisannya diaplikasikan dengan berbagai warna dan kebahagiaan agar bisa melupakan sedikit hal-hal yang berkaitan dengan tragedi Covid-19 yang belum usai dan menanamkan hal negatif di dalam pikiran dan diri. Untuk itu, kehadiran karya lukisnya dipersembahkan agar terbebas dari rasa tekanan dalam diri. Itulah yang menjadi alasan banyak warna, seperti menampilkan lukisan Burung Merpati putih dengan warna yang cerah dan beragam, sebagai simbol kebebasan tanpa syarat, simbol cinta kasih Tuhan.

“Jadi apa yang saya tuangkan di dalam karya saya bisa dirasakan oleh saya sendiri sebagai sang pelukis dan orang yang melihatnya, agar tidak larut dalam hal negatif akibat pandemi,” terangnya.

Maka dari itu, lanjutnya, dengan tema Ekspresi Rasa di Kala Pandemi, dia ingin apa yang dirasakan penikmat seni hingga masyarakat yang berkunjung di pameran ini bisa merasakan hal yang indah, memberikan kekuatan, semangat sehingga membangkitkan imunitas, dengan melihat sebuah karya yang enak dipandang.

Selain itu, dia juga ingin menyampaikan pesan, bahwa di balik musibah itu ada sebuah harapan, ada sebuah cahaya yang membuat manusia itu tetap bertahan. Tuhan mempunyai rencana yang baik untuk hambanya.

Selain itu, lanjutnya, lahirnya 90 lebih karya lukisan, baik miliknya atau rekannya seprofesi, ini melebihi batas normal.

“Kalau normal, biasanya saya melukis ya dalam 1 bulan biasanya hanya 2 lukisan. Namun saat sekarang habis berkantor saya langsung mengaplikasikan kesenangan hati menjadikan sebuah seni, memang menguras tenaga, tap ras lelah itu berbuah rasa senang saat saya bisa menyeleasikan sebuah karya,” beber pria kelahiran Tumbang Rahuyan 12 Februari 1970 ini.

Baca Juga :  Percepat Vaksinasi, Wujudkan Herd Immunity

Dia menambahkan, awalnya dirinya agak kurang yakin menggelar pameran di tengah pandemi. Namun berkat masukan dari Satgas Kota dan dapat izin, akhirnya pada tanggal 25 Oktober 2021 pameran resmi dibuka. Dirinya sangat bersyukur hasil karyanya bisa dinikmati pengunjung.

Di tengah kondisi sekarang, dirinya berpesan kepada pelaku seni dan masyarakat jangan sampai larut oleh keadaan. Harus melihat hal yang positif seperti yang ada di dalam lukisan. “Kita bisa lihat contohnya, di situ ada lukisan yang saya suka, dari pencahayaan lampu menyatu dengan warna dari lukisan Burung Merpati, seakan-akan itu hidup, memberikan semangat, bercahaya dengan harapan bisa memberikan semangat, yang melihat tidak larut dalam kesedihan ketika masuk kesini pengunjung bisa lepas dan fokus melihat hal yang indah dan membangkitkan semangat,” lanjutnya.

Dia mengungkapkan, hasil karya yang dipamerkan semuanya tidak memiliki kendala dalam proses lukisnya. Berbekal kurang lebih 45 tahun sudah berkarya di seni lukis, tidak ada sebuah keharusan ataupun salah dan benar untuk menciptakan sebuah karya seni, karena sang pelaku seni bisa bebas mengekspresikan. Tidak ada yang salah bila mengekspresikan karya seni.

Ketika berbagi ilmu dengan beberapa peserta workshop, dia meminta agar dalam mengekspresikan diri jangan ada halangan. “Saya anjurkan mereka lakukan apun di dalam diri. Saya mau mereka bebas mengekspresikan sesuai dengan hati tetapi tidak lepas dari teorinya,” tukasnya.(*/uni)

PAMERAN Seni Rupa dan Workshop Lintas Warna Kahalap dibuka secara resmi pada tanggal 25 Oktober 2021 di Kantor UPT Taman Budaya Kalimantan Tengah (Kalteng). Saat itu dibuka resmi oleh Ketua Komisi III DPRD Kalteng, Duwel Rawing.

Ada 90 lukisan lebih yang dipajang dalam pameran karya seni rupa dari ketua Sanggar Seni Rupa Kahalap, Pebruarison Lampang. Lukasan-lukasan tersebut adalah karya Pebruarison Lampang bersama karya pendamping lainnya. Selain pameran lukisan juga ada workshop yang diikuti siswa dan siswi di Kalteng yang dibimbing langsung oleh Pebruarison Lampang bersama rekan-rekan dari Sanggar Seni Rupa Kahalap ini.

Saat bertandang ke kegiatan itu, Kalteng Pos disambut langsung oleh Pebruarison Lampang. Dia langsung mempersilahkan masuk ke dalam ruangan galeri di gedung UPT Taman Budaya Kalteng. Dari 90 lebih lukisan yang dipamerkan, ada lukisan yang punya daya tarik sendiri bagi penulis. Lukisannya menceritakan tentang pandemi Covid-19. Namun karya lukisan pelukis ternama Kalteng ini dibawa ke arah kegembiraan, penuh warna, tidak ada hal-hal negatif yang berkaitan dengan fenomena Covid-19 yang banyak memakan korban dan kemalangan lainnya. Ternyata dia punya alas an tersendiri.

“Banyak dari kami (pelaku seni, red) yang harus bekerja di rumah akibat pandemi. Saya sendiri merasakan buntu karena harus bekerja di rumah, di mana semasa pandemi menjadi-jadi, banyak batasan-batasan dan peraturan baru hanya untuk sekedar kita saling melindungi satu sama lain,” jelasnya.

Untuk itu,lanjutnya, dia berpikir apabila hanya pasrah dengan keadaan, berdiam diri dan menyerah pastinya tidak ada gunanya. Apalagi imun yang bagus menjadi benteng tersendiri masa masa pandemi ini.

“Oleh karena itu, saya membulatkan tekad akan berkarya masa pandemi ini dengan sebuah karya lukisan yang bisa membuat rasa hati melihatnya bahagia yang membuat imunitas juga terjaga dengan rasa bahagia tersebut,” ucap Pebruarison Lampang.

Baca Juga :  Berkendaraan Aman, Prokes Harus Diperhatikan

Dengan berkarya dengan lukisan, Pebruarison yang juga seorang pegawai di Dinas Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya ini membuat sedikit perbedaan dengan karyanya selama masa Pandemi. Karya lukisannya diaplikasikan dengan berbagai warna dan kebahagiaan agar bisa melupakan sedikit hal-hal yang berkaitan dengan tragedi Covid-19 yang belum usai dan menanamkan hal negatif di dalam pikiran dan diri. Untuk itu, kehadiran karya lukisnya dipersembahkan agar terbebas dari rasa tekanan dalam diri. Itulah yang menjadi alasan banyak warna, seperti menampilkan lukisan Burung Merpati putih dengan warna yang cerah dan beragam, sebagai simbol kebebasan tanpa syarat, simbol cinta kasih Tuhan.

“Jadi apa yang saya tuangkan di dalam karya saya bisa dirasakan oleh saya sendiri sebagai sang pelukis dan orang yang melihatnya, agar tidak larut dalam hal negatif akibat pandemi,” terangnya.

Maka dari itu, lanjutnya, dengan tema Ekspresi Rasa di Kala Pandemi, dia ingin apa yang dirasakan penikmat seni hingga masyarakat yang berkunjung di pameran ini bisa merasakan hal yang indah, memberikan kekuatan, semangat sehingga membangkitkan imunitas, dengan melihat sebuah karya yang enak dipandang.

Selain itu, dia juga ingin menyampaikan pesan, bahwa di balik musibah itu ada sebuah harapan, ada sebuah cahaya yang membuat manusia itu tetap bertahan. Tuhan mempunyai rencana yang baik untuk hambanya.

Selain itu, lanjutnya, lahirnya 90 lebih karya lukisan, baik miliknya atau rekannya seprofesi, ini melebihi batas normal.

“Kalau normal, biasanya saya melukis ya dalam 1 bulan biasanya hanya 2 lukisan. Namun saat sekarang habis berkantor saya langsung mengaplikasikan kesenangan hati menjadikan sebuah seni, memang menguras tenaga, tap ras lelah itu berbuah rasa senang saat saya bisa menyeleasikan sebuah karya,” beber pria kelahiran Tumbang Rahuyan 12 Februari 1970 ini.

Baca Juga :  Percepat Vaksinasi, Wujudkan Herd Immunity

Dia menambahkan, awalnya dirinya agak kurang yakin menggelar pameran di tengah pandemi. Namun berkat masukan dari Satgas Kota dan dapat izin, akhirnya pada tanggal 25 Oktober 2021 pameran resmi dibuka. Dirinya sangat bersyukur hasil karyanya bisa dinikmati pengunjung.

Di tengah kondisi sekarang, dirinya berpesan kepada pelaku seni dan masyarakat jangan sampai larut oleh keadaan. Harus melihat hal yang positif seperti yang ada di dalam lukisan. “Kita bisa lihat contohnya, di situ ada lukisan yang saya suka, dari pencahayaan lampu menyatu dengan warna dari lukisan Burung Merpati, seakan-akan itu hidup, memberikan semangat, bercahaya dengan harapan bisa memberikan semangat, yang melihat tidak larut dalam kesedihan ketika masuk kesini pengunjung bisa lepas dan fokus melihat hal yang indah dan membangkitkan semangat,” lanjutnya.

Dia mengungkapkan, hasil karya yang dipamerkan semuanya tidak memiliki kendala dalam proses lukisnya. Berbekal kurang lebih 45 tahun sudah berkarya di seni lukis, tidak ada sebuah keharusan ataupun salah dan benar untuk menciptakan sebuah karya seni, karena sang pelaku seni bisa bebas mengekspresikan. Tidak ada yang salah bila mengekspresikan karya seni.

Ketika berbagi ilmu dengan beberapa peserta workshop, dia meminta agar dalam mengekspresikan diri jangan ada halangan. “Saya anjurkan mereka lakukan apun di dalam diri. Saya mau mereka bebas mengekspresikan sesuai dengan hati tetapi tidak lepas dari teorinya,” tukasnya.(*/uni)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/