Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Dua Desa di Dusun Hilir Dijadikan Lokasi Pengelolaan Perikanan Perairan Berkelanjutan

BUNTOK-Dua desa di Keca­matan Dusun Hilir, Kabupaten Bari­to Selatan, tepatnya Desa Mangkatip dan Desa Batilap ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI sebagai wilayah pengembangan perconto­han pengelolaan perikanan perairan darat berkelanjutan.

Hal itu dikatakan Asisten III Setda Barito Selatan Drs Mirwan­syah, Kamis (4/11). Menurut dia, kegiatan itu terselenggara berkat kerja sama antara FAO perwakilan Indonesia dengan KKP RI, serta Di­nas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Barsel.

Program proyek I-Fish ini adalah pengarusutamaan konservasi keanekaragaman hayati dan pe­manfaatan berkelanjutan. Yang mana, kata dia, dalam praktiknya, yakni perikanan darat pada area bernilai konservasi tinggi di eko­sistem air tawar.

Baca Juga :  Harus Terus Waspada dan Wajib Terapkan Prokes

“Dengan telah digelarnya so­sialiasi beberapa hari lalu di Aula Kantor Bappeda, tujuannya guna menjelaskan secara teknis apa yang harus dikerjakan di Kelura­han Mangkatip dan Desa Batilap,” kata Mirwansyah, kemarin.

Perlu diketahui, tambah Mir­wansyah, selain di Barsel, proyek I-Fish itu sendiri dilaksanakan juga di empat daerah lain. Yaitu di Kabupaten Kapuas (Kalteng), Cilacap, Sukabumi (Jawa Barat), serta di Kabupaten Kampar (Riau). “Khusus di Barsel, spesies yang akan menjadi prioritas konservasi adalah ikan arwana,” ungkapnya.

Dua desa di Kecamatan Dusun Hilir yang dijadikan lokasi per­contohan itu sendiri, menurut dia, semata-mata untuk menjaga keanekaragaman hayati pada eko­sistem perairan darat, dengan cara meningkatkan kapasitas pengelolaan dan monitoring perikanan.

Baca Juga :  Harus Bisa Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme

“Sehingga nantinya bisa menjadi referensi dalam mengelola perai­ran darat, baik di level kabupaten, provinsi maupun level nasional,” jelas Mirwansyah.

Program itu, lanjut dia, meru­pakan program pengelolaan per­airan darat yang berkelanjutan dan pertama kali dilaksanakan di Indonesia. “FAO dan KKP RI akan menggandeng BUMN yaitu PT Sucofindo sebagai pelaksana kegiatan,” tegasnya.

“Yang pasti, kehadiran PT Suco­findo merupakan investor nasional sangat penting guna mendorong investasi, khususnya di Barsel, terutama di sektor perikanan dan sektor lainnya,” kata Mirwansyah. (ner/ens)

BUNTOK-Dua desa di Keca­matan Dusun Hilir, Kabupaten Bari­to Selatan, tepatnya Desa Mangkatip dan Desa Batilap ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI sebagai wilayah pengembangan perconto­han pengelolaan perikanan perairan darat berkelanjutan.

Hal itu dikatakan Asisten III Setda Barito Selatan Drs Mirwan­syah, Kamis (4/11). Menurut dia, kegiatan itu terselenggara berkat kerja sama antara FAO perwakilan Indonesia dengan KKP RI, serta Di­nas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Barsel.

Program proyek I-Fish ini adalah pengarusutamaan konservasi keanekaragaman hayati dan pe­manfaatan berkelanjutan. Yang mana, kata dia, dalam praktiknya, yakni perikanan darat pada area bernilai konservasi tinggi di eko­sistem air tawar.

Baca Juga :  Harus Terus Waspada dan Wajib Terapkan Prokes

“Dengan telah digelarnya so­sialiasi beberapa hari lalu di Aula Kantor Bappeda, tujuannya guna menjelaskan secara teknis apa yang harus dikerjakan di Kelura­han Mangkatip dan Desa Batilap,” kata Mirwansyah, kemarin.

Perlu diketahui, tambah Mir­wansyah, selain di Barsel, proyek I-Fish itu sendiri dilaksanakan juga di empat daerah lain. Yaitu di Kabupaten Kapuas (Kalteng), Cilacap, Sukabumi (Jawa Barat), serta di Kabupaten Kampar (Riau). “Khusus di Barsel, spesies yang akan menjadi prioritas konservasi adalah ikan arwana,” ungkapnya.

Dua desa di Kecamatan Dusun Hilir yang dijadikan lokasi per­contohan itu sendiri, menurut dia, semata-mata untuk menjaga keanekaragaman hayati pada eko­sistem perairan darat, dengan cara meningkatkan kapasitas pengelolaan dan monitoring perikanan.

Baca Juga :  Harus Bisa Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme

“Sehingga nantinya bisa menjadi referensi dalam mengelola perai­ran darat, baik di level kabupaten, provinsi maupun level nasional,” jelas Mirwansyah.

Program itu, lanjut dia, meru­pakan program pengelolaan per­airan darat yang berkelanjutan dan pertama kali dilaksanakan di Indonesia. “FAO dan KKP RI akan menggandeng BUMN yaitu PT Sucofindo sebagai pelaksana kegiatan,” tegasnya.

“Yang pasti, kehadiran PT Suco­findo merupakan investor nasional sangat penting guna mendorong investasi, khususnya di Barsel, terutama di sektor perikanan dan sektor lainnya,” kata Mirwansyah. (ner/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/