PALANGKA RAYA-Dua pekan terakhir hujan dengan intensitas sedang hingga lebat rutin mengguyuri wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng). Alhasil, bencana banjir melanda lagi. Air luapan dari sungai-sungai kecil maupun besar di sejumlah kabupaten/kota merendam jalan-jalan, fasilitas umum, hingga permukiman warga. Kondisi banjir kali ini melumpuhkan dua jalur trans Kalimantan yang menjadi urat nadi penghubung ibu kota provinsi dengan wilayah Kotawaringin dan wilayah Barito-Kahayan.
Jalur pertama yang lumpuh akibat banjir adalah di Bukit Rawi, Desa Penda Barania, Kecamatan Kahayan Tengah. Jalur ini menjadi akses utama penghubung Kota Palangka Raya dengan wilayah-wilayah di DAS Kahayan dan Barito.
Camat Kahayan Tengah Siswo mengatakan, kondisi banjir di ruas jalan Bukit Rawi, Desa Penda Barania pada Minggu (14/11) lebih parah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. “Saat ini (kemarin) ketinggian genangan air di titik terdalam mencapai 1 meter lebih atau batas pinggang orang dewasa,” katanya kepada Kalteng Pos, Minggu (14/11).
Jalur Bukit Rawi, kata Siswo, tidak bisa dilalui kendaraan roda dua. Hanya kendaraan roda empat yang dobel gardan atau truk dengan bodi tinggi yang masih bisa melintas. Meski demikian, tak ada pemberlakuan sistem buka tutup lalu lintas. Mengharapkan kesadaran pengendara.
“Sebenarnya tidak ada larangan, pengetatan dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan jika ada pengendara yang nekat menerobos banjir,” jelasnya.
Penanganan yang dilakukan di lapangan adalah untuk memastikan lalu lintas tetap lancar, melalui kerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas terkait. Selain itu, disediakan getek atau kelotok untuk jasa penyeberangan dengan tarif yang telah ditentukan bersama dinas perhubungan (dishub).
Dengan adanya kondisi ini, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melintasi jalur tersebut jika tidak memiliki kepentingan atau urusan yang mendesak. Atau bisa mencari jalur alternatif. Feri tradisional untuk jasa penyeberangan pun tidak terlalu menjamin keselamatan karena perlengkapan seadanya. Karena itu, sebisa mungkin menekan jumlah aktivitas pada malam hari di area banjir itu.
Kondisi yang hampir sama juga terjadi di jalur trans Kalimantan yang menghubungkan Palangka Raya dengan daerah-daerah di Kotawaringin. Debit air yang makin tinggi melumpuhkan lalu lintas baik dari arah Sampit maupun Palangka Raya. Di muara Jalan Soekarno-Hatta Kasongan telah dipasang spanduk oleh Polres Katingan. Tertera bahwa akses jalan Kasongan-Sampit ditutup sementara, akibat bencana banjir. Spanduk ini ditempatkan persis di tengah jalan, Minggu (14/11).
Dari akun Facebook Satlantas Polres Katingan, dilaporkan akses trans Kalimantan kemarin bisa dilewati kendaraan bermotor, dengan sistem buka tutup. Penimbunan gorong-gorong juga sudah dilakukan. Sedangkan ketinggian air meningkat kurang lebih tiga sentimeter. Dari rekaman video itu terlihat arus air sangat deras melewati jalur trans Kalimantan Kasongan-Kereng Pangi. Pengendara roda dua tidak diperbolehkan melintas jalur tersebut untuk sementara waktu.
Selain itu, bencana banjir di Kabupaten Katingan juga telah mengganggu pelayanan publik. Di antaranya pelayanan di RSUD Mas Amsyar Kasongan. Agar pelayanan tetap berjalan, kini RSUD Mas Amsyar Kasongan dipindahkan ke Hotel Katingan. Hal tersebut dibenarkan Direktur RSUD Mas Amsyar Kasongan dr Agnes Nissa Paulina saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Minggu (14/11).