Minggu, November 10, 2024
33 C
Palangkaraya

Relokasi Warga Langganan Banjir: Wacana Lama Tak Kunjung Terealisasi

PALANGKA RAYA-Wacana relokasi warga dari permukinan yang menjadi langganan banjir kembali mencuat. Program ini sejatinya sudah lama muncul pada era pemimpin sebelumnya. Namun, masih sekadar rencana yang hingga kini tak kunjung ada realisasinya. Saat ini dimunculkan lagi sebagai salah satu program jangka panjang penanganan banjir, dalam rakor yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto bersama pemprov dan kabupaten/kota, di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng. 

Dalam rakor itu, Mayjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa bencana banjir musiman yang terjadi di Kalteng perlu diatasi dengan program jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk program jangka panjang, tentu harus betul-betul dipikirkan agar kejadian banjir ini tidak terulang lagi. Kepala BNPB bersama jajaran Pemprov Kalteng dan Pemerintah Kota Palangka Raya juga melihat langsung kondisi banjir di beberapa titik lokasi, Minggu (21/11).

Suharyanto menilai, program jangka pendek yang dilaksanakan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota terdampak banjir sudah tepat. Yakni menyalurkan bantuan berupa makanan maupun logistik lainnya. Namun, upaya tidak cukup dengan itu saja. Harus dilakukan antisipasi ke depan dengan menggali penyebab utama terjadinya banjir, di samping faktor curah hujan yang tinggi.

Baca Juga :  Salat Tahajud Berjemaah, Para Santri Bangga Bisa Berpartisipasi

“Memang saya melihat ada banyak warga yang tinggal di daerah yang sejajar dengan sungai atau berada di titik rendah,” katanya.

Suharyanto menyebut, di samping faktor cuaca, bencana ini juga dimungkinkan karena ada kerusakan hutan di wilayah hulu. Perihal ini harus dikaji secara komprehensif oleh pemerintah daerah maupun BNPB. Sebagai tindak lanjut rencana kajian itu, pihaknya akan menurunkan tim untuk mengetahui secara pasti penyebab terjadinya bencana banjir ini. Ia pun memastikan bahwa tim dari pusat akan segera diturunkan.

Tak perlu ada saling menyalahkan soal bencana banjir ini. Seharusnya bersama-sama bertanggung jawab, menemukan solusi untuk mengatasi masalah agar bencana serupa tidak terulang. “Karena banjir ini permasalahnya sangat kompleks, maka tidak perlu kita saling menyalahkan,” tegasnya.

Sementara itu, menyikapi banjir yang melanda Kota Cantik –julukan Kota Palangka Raya, pemprov sudah menyiapkan beberapa rencana jangka panjang untuk pencegahan. Salah satunya, melakukan normalisasi sungai dan merelokasi tempat tinggal warga ke lokasi baru yang aman dari banjir.

Baca Juga :  Wacanakan Pembangunan Siring Islamic Centre

“Upaya ini (mencegah banjir) harus dipikirkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, walaupun akan membutuhkan dana yang besar. Termasuk normalisasi sungai, penghijauan di sekitar sungai, dan lainnya. Dan jika tidak ingin merasakan banjir lagi, maka harus mau direlokasi,” ucap Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran didampingi istri saat meninjau sejumlah lokasi banjir di Palangka Raya, Jumat (19/11).

Lokasi baru yang akan dijadikan tempat relokasi warga, kata gubernur, juga akan dipersiapkan dan dipertimbangkan secara matang, sehingga program ini tidak sia-sia.

Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyampaikan, saat ini Pemko Palangka Raya mendapat pendampingan dari BNPB untuk menganalisis dan menelaah secara komprehensif terkait penyebab bencana alam banjir dan upaya-upaya yang bisa dilaksanakan ke depan untuk penanganan.

PALANGKA RAYA-Wacana relokasi warga dari permukinan yang menjadi langganan banjir kembali mencuat. Program ini sejatinya sudah lama muncul pada era pemimpin sebelumnya. Namun, masih sekadar rencana yang hingga kini tak kunjung ada realisasinya. Saat ini dimunculkan lagi sebagai salah satu program jangka panjang penanganan banjir, dalam rakor yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto bersama pemprov dan kabupaten/kota, di Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng. 

Dalam rakor itu, Mayjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa bencana banjir musiman yang terjadi di Kalteng perlu diatasi dengan program jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk program jangka panjang, tentu harus betul-betul dipikirkan agar kejadian banjir ini tidak terulang lagi. Kepala BNPB bersama jajaran Pemprov Kalteng dan Pemerintah Kota Palangka Raya juga melihat langsung kondisi banjir di beberapa titik lokasi, Minggu (21/11).

Suharyanto menilai, program jangka pendek yang dilaksanakan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota terdampak banjir sudah tepat. Yakni menyalurkan bantuan berupa makanan maupun logistik lainnya. Namun, upaya tidak cukup dengan itu saja. Harus dilakukan antisipasi ke depan dengan menggali penyebab utama terjadinya banjir, di samping faktor curah hujan yang tinggi.

Baca Juga :  Salat Tahajud Berjemaah, Para Santri Bangga Bisa Berpartisipasi

“Memang saya melihat ada banyak warga yang tinggal di daerah yang sejajar dengan sungai atau berada di titik rendah,” katanya.

Suharyanto menyebut, di samping faktor cuaca, bencana ini juga dimungkinkan karena ada kerusakan hutan di wilayah hulu. Perihal ini harus dikaji secara komprehensif oleh pemerintah daerah maupun BNPB. Sebagai tindak lanjut rencana kajian itu, pihaknya akan menurunkan tim untuk mengetahui secara pasti penyebab terjadinya bencana banjir ini. Ia pun memastikan bahwa tim dari pusat akan segera diturunkan.

Tak perlu ada saling menyalahkan soal bencana banjir ini. Seharusnya bersama-sama bertanggung jawab, menemukan solusi untuk mengatasi masalah agar bencana serupa tidak terulang. “Karena banjir ini permasalahnya sangat kompleks, maka tidak perlu kita saling menyalahkan,” tegasnya.

Sementara itu, menyikapi banjir yang melanda Kota Cantik –julukan Kota Palangka Raya, pemprov sudah menyiapkan beberapa rencana jangka panjang untuk pencegahan. Salah satunya, melakukan normalisasi sungai dan merelokasi tempat tinggal warga ke lokasi baru yang aman dari banjir.

Baca Juga :  Wacanakan Pembangunan Siring Islamic Centre

“Upaya ini (mencegah banjir) harus dipikirkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, walaupun akan membutuhkan dana yang besar. Termasuk normalisasi sungai, penghijauan di sekitar sungai, dan lainnya. Dan jika tidak ingin merasakan banjir lagi, maka harus mau direlokasi,” ucap Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran didampingi istri saat meninjau sejumlah lokasi banjir di Palangka Raya, Jumat (19/11).

Lokasi baru yang akan dijadikan tempat relokasi warga, kata gubernur, juga akan dipersiapkan dan dipertimbangkan secara matang, sehingga program ini tidak sia-sia.

Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyampaikan, saat ini Pemko Palangka Raya mendapat pendampingan dari BNPB untuk menganalisis dan menelaah secara komprehensif terkait penyebab bencana alam banjir dan upaya-upaya yang bisa dilaksanakan ke depan untuk penanganan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/