Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Pemerintah Harus Gerak Cepat Menangani Demam Babi Afrika di Kalteng

PALANGKA RAYA-Kematian babi akibat virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) menurut versi peternak sudah mencapai angka 3.000 ekor, terhitung sejak pertengahan September lalu. Kejadian ini sungguh membuat pilu. Hanya bisa bergantung pada bantuan pemerintah.

Namun, serum konvalesen yang diharapkan tak kunjung datang lagi. Sementara, babi-babi milik peternak silih berganti mati. Pemangku kebijakan masih berkoordinasi mencari solusi. Belum diketahui, kapan serum konvalesen itu disuntikkan lagi.

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI, Balai Besar Veteriner, dan seluruh kepala dinas yang menangani peternakan dan kesehatan hewan se-Kalteng sudah menggelar rapat koordinasi membahas soal serum konvalesen.

Baca Juga :  Taati Imbauan Pemerintah

“Kami Dinas TPHP Kalteng sudah rapat dengan pihak-pihak terkait, membahas penambahan serum konvalesen dari pemerintah pusat untuk Kalteng,” kata Kepala Dinas TPHP Ir Hj Sunarti kepada Kalteng Pos, Senin (29/11).

Sebelumnya, Pemprov Kalteng menerima bantuan dari pusat sebanyak 10.000 mililiter serum. Sudah disebar ke tujuh kabupaten/kota. Gunung Mas 2.000 mililiter serum, Palangka Raya 2.000 mililiter serum, Pulang Pisau 1.500 mililiter serum, Katingan 1.000 mililiter serum, Murung Raya 500 mililiter serum, dan Kapuas 500 mililiter serum. Sementara kabupaten yang tidak terdampak, juga didistribusikan dengan jumlah masing-masing 250 mililiter serum.

Yunike, peternak babi di Palangka Raya, memilih tak mau menunggu serum bantuan pemerintah. Ia mengambil jalan untuk membeli serum konvalesen secara swadaya. Meski uang jutaan rupiah harus ia keluarkan demi menyelamatkan hewan ternaknya.

Baca Juga :  Ajak Orang Tua Dukung Vaksin Anak

Fungsional Medik Veteriner Ahli Madya di Dinas TPHP Kalteng  Nina Ariani menambahkan, ada enam kabupaten/kota yang saat ini sudah terdampak. Penyuntikan serum sudah dilakukan ke sejumlah babi milik peternak. Serum ini sifatnya hanya untuk menjaga antibodi saja, bukan obat yang bisa menyembuhkan. Hanya meningkatkan imunitas. Paling tidak, dengan serum ini bisa mempertahankan agar babi yang ada di kandang tetap hidup.

PALANGKA RAYA-Kematian babi akibat virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) menurut versi peternak sudah mencapai angka 3.000 ekor, terhitung sejak pertengahan September lalu. Kejadian ini sungguh membuat pilu. Hanya bisa bergantung pada bantuan pemerintah.

Namun, serum konvalesen yang diharapkan tak kunjung datang lagi. Sementara, babi-babi milik peternak silih berganti mati. Pemangku kebijakan masih berkoordinasi mencari solusi. Belum diketahui, kapan serum konvalesen itu disuntikkan lagi.

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI, Balai Besar Veteriner, dan seluruh kepala dinas yang menangani peternakan dan kesehatan hewan se-Kalteng sudah menggelar rapat koordinasi membahas soal serum konvalesen.

Baca Juga :  Taati Imbauan Pemerintah

“Kami Dinas TPHP Kalteng sudah rapat dengan pihak-pihak terkait, membahas penambahan serum konvalesen dari pemerintah pusat untuk Kalteng,” kata Kepala Dinas TPHP Ir Hj Sunarti kepada Kalteng Pos, Senin (29/11).

Sebelumnya, Pemprov Kalteng menerima bantuan dari pusat sebanyak 10.000 mililiter serum. Sudah disebar ke tujuh kabupaten/kota. Gunung Mas 2.000 mililiter serum, Palangka Raya 2.000 mililiter serum, Pulang Pisau 1.500 mililiter serum, Katingan 1.000 mililiter serum, Murung Raya 500 mililiter serum, dan Kapuas 500 mililiter serum. Sementara kabupaten yang tidak terdampak, juga didistribusikan dengan jumlah masing-masing 250 mililiter serum.

Yunike, peternak babi di Palangka Raya, memilih tak mau menunggu serum bantuan pemerintah. Ia mengambil jalan untuk membeli serum konvalesen secara swadaya. Meski uang jutaan rupiah harus ia keluarkan demi menyelamatkan hewan ternaknya.

Baca Juga :  Ajak Orang Tua Dukung Vaksin Anak

Fungsional Medik Veteriner Ahli Madya di Dinas TPHP Kalteng  Nina Ariani menambahkan, ada enam kabupaten/kota yang saat ini sudah terdampak. Penyuntikan serum sudah dilakukan ke sejumlah babi milik peternak. Serum ini sifatnya hanya untuk menjaga antibodi saja, bukan obat yang bisa menyembuhkan. Hanya meningkatkan imunitas. Paling tidak, dengan serum ini bisa mempertahankan agar babi yang ada di kandang tetap hidup.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/