Selasa, Oktober 1, 2024
26.1 C
Palangkaraya

Kotim Sudah Bentuk 17 Desa Tangguh Bencana

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah membentuk 17 desa tangguh bencana yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten setempat.

17 desa tersebut yakni Desa Eka Bahurui, Hanjalipan, Bagendang Permai,Pantai Harapan, lempuyang, Kandan, Tanjung Jariangau, Ujung Pandaran, Handil Sohor, Bapanggang Raya, Tinduk, Genepo, Tumbang Tilam, Rantau Katang, Bejarau, Terantang Hulu dan Desa Sungai Ubar Mandiri.

“Desa tangguh bencana itu merupakan program pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” terang Bupati Kotim, H Halikinnor, Senin (29/11).

Menurutnya, ke 17 desa tersebut merupakan daerah rawan bencana banjir dan kebakaran hutan dan lahan, sehingga pembentukan desa tangguh bencana diperlukan di desa setempat.

Baca Juga :  ASN Terima Gaji Ke -13

Halikinnor menjelaskan, program tersebut merupakan wujud tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakatnya dalam hal penangulangan bencana karena masyarakat merupakan penerima dampak langsung dari bencana, dan sekaligus sebagai pelaku pertama yang langsung akan merespon bencana.

Dikatakannya, masyarakat di desa tangguh bencana perlu dibekali dalam konteks pemberdayaan agar menjadi tangguh, sehingga bukan hanya siap menghadapi bencana saja.

Masyarakat yang tangguh bencana, lanjut dia, masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisir bencana melalui adaptasi, sehingga mereka juga mampu mengelola ketika terjadi bencana.

“Masyarakat juga dilatih bagaimana menghindari bencana dan berkawan dengan bencana, sesuai dengan potensi bencana di daerah masing-masing,” katanya.

Jika terkena dampak bencana, kata dia, mereka yang berada di desa tangguh bencana diharapkan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri.

Baca Juga :  Vaksinasi Booster untuk Pelayanan Publik Terus Digenjot

“Dalam desa tangguh bencana ada sukarelawan inti yang bertugas menjadi salah satu unsur penaggulangan bencana, sehingga mereka diajak untuk mengenali dan berkawan dengan bencana,” kata Halikinnor. (sli/ans)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah membentuk 17 desa tangguh bencana yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten setempat.

17 desa tersebut yakni Desa Eka Bahurui, Hanjalipan, Bagendang Permai,Pantai Harapan, lempuyang, Kandan, Tanjung Jariangau, Ujung Pandaran, Handil Sohor, Bapanggang Raya, Tinduk, Genepo, Tumbang Tilam, Rantau Katang, Bejarau, Terantang Hulu dan Desa Sungai Ubar Mandiri.

“Desa tangguh bencana itu merupakan program pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” terang Bupati Kotim, H Halikinnor, Senin (29/11).

Menurutnya, ke 17 desa tersebut merupakan daerah rawan bencana banjir dan kebakaran hutan dan lahan, sehingga pembentukan desa tangguh bencana diperlukan di desa setempat.

Baca Juga :  ASN Terima Gaji Ke -13

Halikinnor menjelaskan, program tersebut merupakan wujud tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakatnya dalam hal penangulangan bencana karena masyarakat merupakan penerima dampak langsung dari bencana, dan sekaligus sebagai pelaku pertama yang langsung akan merespon bencana.

Dikatakannya, masyarakat di desa tangguh bencana perlu dibekali dalam konteks pemberdayaan agar menjadi tangguh, sehingga bukan hanya siap menghadapi bencana saja.

Masyarakat yang tangguh bencana, lanjut dia, masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisir bencana melalui adaptasi, sehingga mereka juga mampu mengelola ketika terjadi bencana.

“Masyarakat juga dilatih bagaimana menghindari bencana dan berkawan dengan bencana, sesuai dengan potensi bencana di daerah masing-masing,” katanya.

Jika terkena dampak bencana, kata dia, mereka yang berada di desa tangguh bencana diharapkan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri.

Baca Juga :  Vaksinasi Booster untuk Pelayanan Publik Terus Digenjot

“Dalam desa tangguh bencana ada sukarelawan inti yang bertugas menjadi salah satu unsur penaggulangan bencana, sehingga mereka diajak untuk mengenali dan berkawan dengan bencana,” kata Halikinnor. (sli/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/