Jumat, September 20, 2024
22.8 C
Palangkaraya

Impor Kalteng Berasal dari Singapura, Malaysia dan Arab Saudi

PALANGKA RAYA – Impor Kalimantan Tengah selama Oktober 2021 berasal dari tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi. Hal ini dilontarkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro.

“Impor dari Singapura be-rupa bahan bakar mineral (as-pal),” katanya, baru-baru ini.Eko menjelaskan, untuk impor ke Malaysia berupa mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (mesin untuk mengekstraksi atau mengolah lemak atau minyak hewani/nabati tertentu, ketel tabung air, mesin dan aparatus pen-yaring/pemurni selain untuk keperluan medis/bedah/lab-oratorium, pembuatan gula, operasi pengeboran minyak). Kemudian impor ke Arab Saudi berupa berbagai produk kimia (katalisator).

“Dibanding September 2021, terjadi peningkatan im-por dari Singapura pada Ok-tober 2021 senilai US$2,22 juta (150,00 persen),” ungkapnya.

Baca Juga :  PLTMG Bangkanai Perkuat Kelistrikan Kalsel Kalteng Kaltim

Menurut dia, hal tersebut disebabkan oleh meningkat-nya impor aspal. Impor dari Malaysia juga mengalami peningkatan senilai US$0,50 juta (384,62 persen), dise-babkan meningkatnya impor mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

“Sementara itu, impor dari Jerman mengalami penurunan terbesar senilai US$0,26 juta (100,00 persen),” ujarnya.

Ia juga menjelasakan, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2020, impor alimantan Tengah pada Ok-tober 2021 dari seluruh negara mengalami peningkatan. Im-por dari Singapura mengalami peningkatan terbesar senilai US$1,87 juta (102,19 persen), didorong oleh meningkatnya impor komoditas bahan bakar mineral (berupa aspal).

“Sementara itu, penurunan terbesar berasal dari kelom-pok negara lainnya senilai US$1,28 juta (100,00 persen). Ini disebabkan menurunnya impor dari Laos berupa pupuk kalium klorida (US$0,68 juta), Austria (US$0,58 juta) berupa perangkat pembangkit tenaga listrik, dan Viet Nam berupa asam fosfat (US$0,02 juta).

Baca Juga :  PT Bank Kalteng Gelar RUPS-LB

Ia menambahkan, diband-ing periode yang sama ta-hun sebelumnya, nilai impor Januari–Oktober 2021 dari seluruh negara naik US$11,78 juta (39,91 persen). Berdasar-kan negara asal, impor dari Malaysia, Singapura, Laos, Jerman, India, Perancis, ἀai-land, dan Brazil mengalami peningkatan.

“Secara kumulatif, pening-katan impor terbesar berasal dari Malaysia senilai US$9,49 juta atau 83,03 persen,”   tandasnya. (aza/ko)

PALANGKA RAYA – Impor Kalimantan Tengah selama Oktober 2021 berasal dari tiga negara, yaitu Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi. Hal ini dilontarkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro.

“Impor dari Singapura be-rupa bahan bakar mineral (as-pal),” katanya, baru-baru ini.Eko menjelaskan, untuk impor ke Malaysia berupa mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (mesin untuk mengekstraksi atau mengolah lemak atau minyak hewani/nabati tertentu, ketel tabung air, mesin dan aparatus pen-yaring/pemurni selain untuk keperluan medis/bedah/lab-oratorium, pembuatan gula, operasi pengeboran minyak). Kemudian impor ke Arab Saudi berupa berbagai produk kimia (katalisator).

“Dibanding September 2021, terjadi peningkatan im-por dari Singapura pada Ok-tober 2021 senilai US$2,22 juta (150,00 persen),” ungkapnya.

Baca Juga :  PLTMG Bangkanai Perkuat Kelistrikan Kalsel Kalteng Kaltim

Menurut dia, hal tersebut disebabkan oleh meningkat-nya impor aspal. Impor dari Malaysia juga mengalami peningkatan senilai US$0,50 juta (384,62 persen), dise-babkan meningkatnya impor mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

“Sementara itu, impor dari Jerman mengalami penurunan terbesar senilai US$0,26 juta (100,00 persen),” ujarnya.

Ia juga menjelasakan, dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2020, impor alimantan Tengah pada Ok-tober 2021 dari seluruh negara mengalami peningkatan. Im-por dari Singapura mengalami peningkatan terbesar senilai US$1,87 juta (102,19 persen), didorong oleh meningkatnya impor komoditas bahan bakar mineral (berupa aspal).

“Sementara itu, penurunan terbesar berasal dari kelom-pok negara lainnya senilai US$1,28 juta (100,00 persen). Ini disebabkan menurunnya impor dari Laos berupa pupuk kalium klorida (US$0,68 juta), Austria (US$0,58 juta) berupa perangkat pembangkit tenaga listrik, dan Viet Nam berupa asam fosfat (US$0,02 juta).

Baca Juga :  PT Bank Kalteng Gelar RUPS-LB

Ia menambahkan, diband-ing periode yang sama ta-hun sebelumnya, nilai impor Januari–Oktober 2021 dari seluruh negara naik US$11,78 juta (39,91 persen). Berdasar-kan negara asal, impor dari Malaysia, Singapura, Laos, Jerman, India, Perancis, ἀai-land, dan Brazil mengalami peningkatan.

“Secara kumulatif, pening-katan impor terbesar berasal dari Malaysia senilai US$9,49 juta atau 83,03 persen,”   tandasnya. (aza/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/