Jumat, September 20, 2024
27.6 C
Palangkaraya

Gus Yahya Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU

JAKARTA – KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) akhirnya terpilih sebagai ketua umum PBNU masa khidmat 2021-2026 dalam muktamar ke-34 di Lampung. Suara dukungan pada mantan katib Aam itu mengungguli Prof KH Said Aqil Siraj.

Dalam pemilihan di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila) pada Jumat (24/12) pagi, Gus Yahya mendapatkan  337 suara dan Prof KH Said Aqil Siraj meraih 210 suara. Kemenangan Gus Yahya itu pun mendapat sambutan salawat dari para peserta muktamar.

Proses pemilihan ketua umum PBNU berlangsung sejak Jumat dini hari. Sebelumnya, dalam proses penjaringan sebagai bakal calon, sempat muncul sejumlah nama. Yakni, Gus Yahya mendapatkan 327 suara dan KH Said Aqil Siraj (203 suara). Beberapa nama lain ada KH As’ad Al (17 suara)i, KH Marzuki Mustamar (2 suara), Ramadhan Buayo (1 suara), tidak sah 2 suara.

Baca Juga :  Kemendag Dukung Presidensi G20 untuk Pemulihan Ekonomi Global

Sesuai tata tertib (tatib) dalam muktamar, untuk dapat menjadi calon ketua tanfidziyah harus mengantongi minimal 99 suara. Karena itu, yang berhak maju menjadi calon pada tahapan pemilihan hanya Gus Yahya dan KH Said Aqil Siraj.

Sebelum dilakukan voting tertutup dari utusan PCNU, PWNU, dan cabang istinewa, berdasar AD/ART NU dua nama calon tersebut dimintakan persetujuan kepada Rais Aam terpilih KH Miftachul Akhyar. Sesuai musyawarah ahlul halli wal aqdi (AHWA), Rais Aam memang diminta untuk menerima siapapun calon yang akan maju dalam tahapan pemilihan.

Setelah mendapat persetujuan dari Rais Aam, tahapan pun berlanjut ke penyontrengan calon ketua umum PBNU masa khidmat 2021-2026. Sidang pleno dipimpin Prof M. Nuh.

Sejak awal perhitungan, suara dukungan pada Gus Yahya memang mendominasi. Melihat hasil suara pada tahapan penentuan bakal calon, sejumlah pihak pun sudah memprediksi keponakan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) itu akan terpilih.

Baca Juga :  FKIJK Kalteng Perkuat Literasi Keuangan Masyarakat

Sebelumnya, Prof Said Aqil kepada wartawan menyatakan sejak awal pihaknya akan legawa apapun hasil piilihan muktamirin,  “Dalam pemilihan itu pasti ada yang menang dan yang kalah. Dua hal yang sangat wajar. Siapa pun, apa pun hasilnya, harus kita terima dengan legowo, ikhlas, dan ridha dalam hati kita masing-masing,” ungkapnya.

Kendati proses penilihan ketua umum PBNU berlangsung sejak pukul 00.30 WIB hingga pukul 10.30 WIB, suasana kampus Unila masih dipenuhi lautan warga Nahdliyyin. Mereka ingin menjadi saksi sejarah dalam perhelatan muktamar ke-34 yang digelar di masa pandemi kali ini.(jpc)

JAKARTA – KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) akhirnya terpilih sebagai ketua umum PBNU masa khidmat 2021-2026 dalam muktamar ke-34 di Lampung. Suara dukungan pada mantan katib Aam itu mengungguli Prof KH Said Aqil Siraj.

Dalam pemilihan di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila) pada Jumat (24/12) pagi, Gus Yahya mendapatkan  337 suara dan Prof KH Said Aqil Siraj meraih 210 suara. Kemenangan Gus Yahya itu pun mendapat sambutan salawat dari para peserta muktamar.

Proses pemilihan ketua umum PBNU berlangsung sejak Jumat dini hari. Sebelumnya, dalam proses penjaringan sebagai bakal calon, sempat muncul sejumlah nama. Yakni, Gus Yahya mendapatkan 327 suara dan KH Said Aqil Siraj (203 suara). Beberapa nama lain ada KH As’ad Al (17 suara)i, KH Marzuki Mustamar (2 suara), Ramadhan Buayo (1 suara), tidak sah 2 suara.

Baca Juga :  Kemendag Dukung Presidensi G20 untuk Pemulihan Ekonomi Global

Sesuai tata tertib (tatib) dalam muktamar, untuk dapat menjadi calon ketua tanfidziyah harus mengantongi minimal 99 suara. Karena itu, yang berhak maju menjadi calon pada tahapan pemilihan hanya Gus Yahya dan KH Said Aqil Siraj.

Sebelum dilakukan voting tertutup dari utusan PCNU, PWNU, dan cabang istinewa, berdasar AD/ART NU dua nama calon tersebut dimintakan persetujuan kepada Rais Aam terpilih KH Miftachul Akhyar. Sesuai musyawarah ahlul halli wal aqdi (AHWA), Rais Aam memang diminta untuk menerima siapapun calon yang akan maju dalam tahapan pemilihan.

Setelah mendapat persetujuan dari Rais Aam, tahapan pun berlanjut ke penyontrengan calon ketua umum PBNU masa khidmat 2021-2026. Sidang pleno dipimpin Prof M. Nuh.

Sejak awal perhitungan, suara dukungan pada Gus Yahya memang mendominasi. Melihat hasil suara pada tahapan penentuan bakal calon, sejumlah pihak pun sudah memprediksi keponakan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) itu akan terpilih.

Baca Juga :  FKIJK Kalteng Perkuat Literasi Keuangan Masyarakat

Sebelumnya, Prof Said Aqil kepada wartawan menyatakan sejak awal pihaknya akan legawa apapun hasil piilihan muktamirin,  “Dalam pemilihan itu pasti ada yang menang dan yang kalah. Dua hal yang sangat wajar. Siapa pun, apa pun hasilnya, harus kita terima dengan legowo, ikhlas, dan ridha dalam hati kita masing-masing,” ungkapnya.

Kendati proses penilihan ketua umum PBNU berlangsung sejak pukul 00.30 WIB hingga pukul 10.30 WIB, suasana kampus Unila masih dipenuhi lautan warga Nahdliyyin. Mereka ingin menjadi saksi sejarah dalam perhelatan muktamar ke-34 yang digelar di masa pandemi kali ini.(jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/