PALANGKA RAYA-Rencana Universitas Palangka Raya (UPR) menjadi kampus kelas dunia di tahun 2034, mendapat dukungan penuh dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. UPR diminta mengajukan proposal untuk diperjuangkan di tingkat nasional.
Dukungan itu disampaikan oleh LaNyalla kepada Rektor UPR Dr Andrie Elia saat berkunjung ke kampus UPR, Senin (17/1). Selesai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bersama civitas akademika, LaNyalla beserta rombongan diajak Andrie melihat langsung Gedung Pusat Pengembangan Iptek dan Invovasi Gambut (PPIPG) serta Gedung Kembar Merah Putih yang merupakan gedung perkuliahan berlantai enam.
“Saya jelaskan kepada beliau, bahwa UPR sudah memiliki master plan. Kekuatannya pada penelitian gambut. UPR ini akan jadi pusat penelitian gambut dunia. Kami perlu di-support oleh pemerintah pusat. Beliau mengatakan siap. Kapan saja, sampaikan proposal, beliau akan sampaikan ke pemerintah pusat,” ujar Andrie kepada wartawan usai menemani LaNyalla meninjau gedung PPIPG.
Pada kunjungan kerja kemarin, Ketua DPD RI hadir didampingi senator asal Kalteng Muhammad Rakhman dan Habib Said Abdurrahman, Fachrul Razi (Aceh), Bustami Zainuddin (Lampung), Andi Muh Ihsan (Sulsel), serta Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin, dan Brigjen Pol Amostian.
Ketua DPD RI menjadi keynote speaker dalam FGD bertema “Sistem Ekonomi Pancasila untuk Indonesia yang Berdaulat”. Sedangkan narasumber FGD tersebut yakni Rektor UPR Dr Andrie Elia dan Rektor Universitas Kristen Palangka Raya (Unkrip) Benius PhD.
FGD dihadiri oleh seluruh civitas akademika. Mulai dari para wakil rektor, para dekan, pewakilan dosen, perwakilan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPR, dan BEM tingkat fakultas. “Kunjungan Ketua DPD RI ke kampus UPR merupakan sesuatu yang luar biasa,” ujar Andrie.
Menurut Andrie, pembangunan UPR ini merupakan bagian dari pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini seiring dengan pembangunan ibu kota negara di Kalimantan Timur (Kaltim). Karena itu, kehadiran ketua DPD RI ini sekaligus memberi semangat dan perhatian terhadap pengembangan kampus.
“Pengembangan UPR ini akan menjadi kuat jika ditopang oleh jaringan yang kuat di tingkat nasional. Tadi saya sudah bicara banyak dengan beliau. Beliau menyiapkan diri untuk menerima gagasan dan apa yang ingin dibantu oleh DPD. Misalnya membantu sarana dan prasarana dan jaringan. Beliau sangat apresiasi kemajuan UPR,” ujar Andrie.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Prof Dr Sulmin Gumiri yang mendampingi Andrie saat diwawancarai wartawan menjelaskan, pengembangan UPR sampai 2034 memerlukan dana sekitar Rp4,3 triliun. Menurut Sulmin, saat ini posisi UPR sangat strategis bagi pembangunan nasional.
“Karena saat ini UPR menjadi perguruan tinggi di sebelahnya ibu kota negara yang sedang dibangun di Kaltim. Tidak mungkin ibu kota negara sangat spektakuler dan maju, tapi universitas di sekelilingnya adalah universitas apa adanya. Karena itu kami sudah menyusun rencana pengembangan UPR sampai tahun 2034, bertahap menjadi kampus berlevel internasional. Kami perlu dana dari Rp4,2 sampai dengan Rp4,3 triliun,” ujar Sulmin yang merupakan wakil rektor bagian kerja sama ini.