Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Beras dan Rokok Penyumbang Terbesar Garis Kemiskinan

PALANGKA RAYA –Komponen Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bu kan Makanan (GKBM). Di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan pe ranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2021 sebesar 78 persen, dengan penyumbang terbesarnya adalah beras dan rokok.

“Pada September 2021, komoditi makanan yang memberikan sum bangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Rokok kretek filter dan beras masih memberi sumbangan terbesar yakni 20,12 persen dan 18,59 persen di perkotaan, di perdesaan, beras memberi sumbangan terbesar yaitu 21,38 per sen dan rokok kretek ἀlter 16,29 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, baru-baru ini. 

Baca Juga :  Pelaku Usaha Industri Rumahan Diberi Pelatihan

Eko melanjutkan, komoditi lainnya adalah daging ayam ras 4,77 persen di perkotaan dan 4,76 persen di perdesaan, telur ayam ras 3,44 persen di perkotaan dan 4,06 persen di perdesaan, kue basah 3,40 persen di perkotaan dan 2,48 di perdesaan, kopi bubuk & kopi instan (sachet) 2,70 persen di perkotaan dan 1,89 persen di perdesaan, mie instan 2,68 persen di perkotaan dan 3,11 di perdesaan, bawang merah 1,92 persen di perkotaan dan 2,36 persen di perdesaan dan seterusnya.

“Sementara komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi dan perawatan kulit, muka, kuku dan rambut,” ucapnya.

Baca Juga :  PLN Merampungkan Proyek GI Kalselteng

Sebelumnya, Eko menjelaskan, GK merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK.

“Untuk GK di Kalteng pada September 2021 sebesar Rp522.879, per kapita per bulan. Dibandingkan Maret 2021, GK naik sebesar 3,14 persen. Sementara jika dibandingkan September 2020, terjadi kenaikan sebesar 6,14 persen,” tandasnya. (aza/ko)

PALANGKA RAYA –Komponen Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bu kan Makanan (GKBM). Di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan pe ranan komoditi bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada September 2021 sebesar 78 persen, dengan penyumbang terbesarnya adalah beras dan rokok.

“Pada September 2021, komoditi makanan yang memberikan sum bangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Rokok kretek filter dan beras masih memberi sumbangan terbesar yakni 20,12 persen dan 18,59 persen di perkotaan, di perdesaan, beras memberi sumbangan terbesar yaitu 21,38 per sen dan rokok kretek ἀlter 16,29 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Eko Marsoro, baru-baru ini. 

Baca Juga :  Pelaku Usaha Industri Rumahan Diberi Pelatihan

Eko melanjutkan, komoditi lainnya adalah daging ayam ras 4,77 persen di perkotaan dan 4,76 persen di perdesaan, telur ayam ras 3,44 persen di perkotaan dan 4,06 persen di perdesaan, kue basah 3,40 persen di perkotaan dan 2,48 di perdesaan, kopi bubuk & kopi instan (sachet) 2,70 persen di perkotaan dan 1,89 persen di perdesaan, mie instan 2,68 persen di perkotaan dan 3,11 di perdesaan, bawang merah 1,92 persen di perkotaan dan 2,36 persen di perdesaan dan seterusnya.

“Sementara komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi dan perawatan kulit, muka, kuku dan rambut,” ucapnya.

Baca Juga :  PLN Merampungkan Proyek GI Kalselteng

Sebelumnya, Eko menjelaskan, GK merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK.

“Untuk GK di Kalteng pada September 2021 sebesar Rp522.879, per kapita per bulan. Dibandingkan Maret 2021, GK naik sebesar 3,14 persen. Sementara jika dibandingkan September 2020, terjadi kenaikan sebesar 6,14 persen,” tandasnya. (aza/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/