PALANGKA RAYA-Baru sebulan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 100 persen, kini beberapa sekolah di Kota Palangka Raya harus ditutup sementara, karena terdeteksi peserta didik yang terpapar Covid-19. Kegiatan belajar mengajar pun beralih secara daring. Dua sekolah tersebut yakni SMAN 1 Palangka Raya dan SMP Katolik Santo Paulus.
Di SMAN 1 Palangka Raya, tercatat ada lima siswa dan satu guru yang dinyatakan positif Covid-19. Namun hasil itu hanyalah pengecekan terhadap 75 dari total sekitar 1.250 siswa dan 50 pengajar.
Klaster ini berawal dari salah seorang siswa yang izin tidak masuk sekolah karena sakit dan terkonfirmasi positif Covid-19. Pihak satgas sekolah pun melakukan tracing dan testing kepada siswa yang dimungkinkan memiliki kontak erat dengan yang bersangkutan.
“Siswa itu sudah dua minggu tidak masuk sekolah karena sakit tifus. Setelah dirujuk ke rumah sakit, ternyata terkonfirmasi positif Covid-19,” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Palangka Raya Arbusin
Setelah itu, seluruh siswa kelas X MIPA 6 yang merupakan rombongan belajar (rombel) bersama siswa terkonfirmasi positif Covid-19, langsung dilakukan rapid test antigen oleh pihak sekolah. Dalam satu kelas terdapat 40 peserta didik. Ditemukan 4 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Jadi ada lima anak yang terkonfirmasi positif di kelas X MIPA 6 itu, satu peserta didik yang sakit dan empat orang berdasarkan hasil swab di sekolah,” ucapnya.
Tak hanya peserta didik di dalam satu kelas itu saja, tapi ketua kelas selaku perwakilan dari masing-masing kelas di SMAN 1 Palangka Raya juga diswab dengan total 35 orang. Juga dilakukan swab terhadap seluruh guru di SMAN 1 Palangka Raya yang berjumlah 50 guru.
“Setelah ditemukan empat anak positif dalam testing itu, satu guru juga dinyatakan positif Covid-19,” tegasnya.
Sebagai antisipasi agar penyebaran tidak meluas, SMAN 1 Palangka Raya mengentikan sementara pelaksanaan PTM. Pembelajaran dilaksanakan secara daring selama satu minggu, hingga 11 Februari nanti. Setelah itu akan ada evaluasi.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Riani mengatakan, siswa yang terkonfirmasi positif itu sudah mengajukan izin sejak 18 Januari lalu. “Tadi pagi (kemarin, red) kami diinformasikan bahwa siswa bersangkutan terkonfirmasi positif Covid-19,” ujarnya.
Setelah ada kabar itu, seluruh peserta didik dipulangkan, kecuali kelas X MIPA 6 dan perwakilan masing-masing kelas. Beberapa siswa juga dikabarkan menjalani swab mandiri.
Di tempat yang sama, siswi Bernama Jelena mengaku takut saat mengetahui teman sekelasnya terkonfirmasi positif Covid-19, meski ia tidak berkontak langsung dengan temannya itu sejak awala PTM 100 persen.
“Meski tidak ada kontak dan tempat duduk jauh, tapi ada kekhawatiran tertular, karena kami dalam satu ruangan,” ucapnya.
Ia pun setuju untuk sementara waktu dilaksanakan pembelajaran secara daring. Ia khawatir akan ada potensi penularan apabila tetap dilaksanakan PTM.
Salah satu siswi kelas XII SMA 1 Palangka Raya, Elisabeth mengatakan, mau tak mau seminggu ke depan harus menjalani pembelajaran secara daring, setelah adanya siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. “Sudah terbiasa belajar langsung, eh harus belajar online lagi, padahal udah bagus bisa tatap muka, ketemu guru-guru dan teman di sekolah,” tutur Elisabeth.
Kepala Sekolah SMP Katolik Santo Paulus Yuserto SPd membenarkan bahwa satu pelajar di sekolah yang dipimpinnya terkonfirmasi Covid-19. “Informasi itu memang benar,” kata Yuserto kepada Kalteng Pos.
Diterangkan Yuserto, dirinya mendapat informasi dari Disdik Kota Palangka Raya mengenai peserta didik yang terpapar Covid-19. Ia menerangkan bahwa salah satu anggota keluarga pasien terpapar Covid-19merupakan peserta didiknya. “Jadi bukan karena terpapar dari SMP Katolik, tapi ini adalah klaster keluarga,” ujarnya.
Sebagai langkah pencegahan, Yuserto mengatakan pihak sekolah telah mengambil kebijakan mengalihkan pembelajaran tatap muka langsung ke pembelajaran secara daring selama dua minggu ke depan. Selain itu, pihak sekolah juga berencana menggelar rapid test antigen kepada seluruh pelajar yang sekelas dengan peserta didik terpapar Covid-19.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Achmad Syaifudi mengatakan, apabila terdapat warga sekolah yang terkonfirmasi positif Covid-19, sudah seharusnya dilakukan 3T (testing, tracing, dan treatment). Pihak satgas sekolah wajib melakukan tracing pada rombongan belajar yang terpapar maupun kepada guru.
Di Kalteng, lanjut dia, sudah tidak ada daerah yang menerapkan PPKM level 3, sehingga dilaksanakan PTM 100 persen. Namun karena ada peningkatan kasus belakangan, Kemendikbud RI mengeluarkan SE Nomor 2 Tahun 2022 tentang Diskresi SKB Empat Menteri terkait Pedoman PTM Terbatas di Masa Pandemi, yang dikeluarkan pada 2 Februari.
“Isinya, untuk daerah level 2 yang sebelumnya bisa melaksanakan PTM 100 persen, diskresi ini menyatakan bahwa level 2 hanya melaksanakan PTM 50 persen dan 50 persenya pembelajaran jarak jauh (PJJ),” ujarnya.
Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya Emy Abriyani membenarkan bahwa di SMAN 1 Palangka Raya memang ditemukan peserta didik yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sejak ada peserta didik terpapar Covid-19, tim PPKM kecamatan sudah turun ke lokasi. Sejak diizinkannya pelaksanaan PTM 100 persen awal Januari lalu, tim satgas rutin melaksanakan pemantauan ke sekolah-sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. (abw/sja/ce/ala/ko)