Jumat, September 20, 2024
32 C
Palangkaraya

Gus Miftah: Beragama dan Bernegara yang Menyenangkan

PALANGKA RAYA-Dalam rangka peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad saw, penceramah yang sering menghiasi layar kaca, Gus Miftah, hadir di Kota Palangka Raya. Pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu dating ke Kota Cantik ini untuk mengawali pembangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji Assalam di Kecamatan Bukit Batu, Senin (28/2).

Momen ini juga digunakan Gus Miftah untuk bertausiah. Ia mengatakan, jihat yang paling berat yakni melawan hawa nafsu. Untuk itu perlu ada pendidikan. Termasuk di Kota Palangka Raya ini. “Ada dua hal yang menjadi fokusnya, yakni konsep beragama dan konsep berbangsa,” ucapnya.

Dalam kehidupan berbangsa, agama harus hadir dengan cara yang menyenangkan. “Melalui ponpes ini kami menghadirkan edukasi kepada anak-anak untuk beragama dan bernegara yang menyenangkan,” ucapnya.

Terlebih salah satu provinsi di Kalimantan ini telah ditetapkan ibu kota negara (IKN). Karena itu masyarakat muslim di Kalimantan harus siap. Pihaknya juga mendukung moderasi beragama di Indonesia. Gus Miftah juga memberikan edukasi terkait beragama dan berbudaya.

Baca Juga :  Buntut PHK Karyawan, CU Betang Asi Digugat Rp100 Miliar

“Kami menggratiskan pendidikan untuk anak-anak di ponpes ini, kami edukasi mereka untuk dapat beragama dan bernegara,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Penasihat Yayasan Assalam HM Taslim Chaeruddin mengangkat perihal keprihatinan terhadap krisis moral bangsa. Melalui pendidikan yang diberikan kepada anak-anak di ponpes ini, diharapkan ke depan dapat terbentuk karakter akhlak dan moral serta kinerja anak-anak penerus bangsa.

“Ponpes ini akan menjadi orang tua, lembaga pendidikan dan agama, sekaligus lingkungan sosial bagi anak-anak,” ujarnya.

Ke depan, dari pendidikan anak-anak di ponpes ini akan dipetik hasilnya. Yakni terbentuknya anak-anak muslim yang memiliki karakter baik di mana pun mereka berada.

Momentum Meningkatkan Kualitas Salat

Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad saw juga dilaksanakan di sejumlah rumah ibadah. Seperti di Musalah Al Barokah, Jalan Tjilik Riwut Km 2, Palangka Raya. Kali ini dilaksanakan oleh Yayasan Perjuangan Wahidiyah Kota Palangka Raya, yang disponsori Departemen Pembina Remaja Wahidiyah (DPRW) dalam pelaksanaan Mujahadah Syahriyah, Minggu malam (27/2).

Baca Juga :  Gubernur: Jaga Kondisi Atlet, Jangan Sampai Terpapar Covid-19

Agus Baitul Mustofa sebagai dai pada acara itu mengatakan, hikmah peringatan Isra Mikraj Rasulullah saw pada malam 27 Rajab ini merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dan ke Sidrotul Muntaha menghadap Allah Swt.

“Perjalanan ini yang kemudian disebut Isra Mikraj. Nabi Muhammad saw menerima perintah menjalankan salat lima waktu,” katanya dalam ceramah malam itu.

Setelah adanya perintah melaksanakan salat lima waktu, maka yang harus dilakukan sebagai umat muslim adalah bagaimana meningkatkan kualitas salat wajib itu. Salah satu peningkatan kualitas salat yakni selalu ada niat melaksanakan ibadah salat lima waktu karena Allah Swt.

“Melaksanakan salat karena Allah Swt ini biasa disebut dengan lillah, selanjutnya dalam melaksanakan salat ini juga harus menerapkan billah, merasa bahwa yang bisa menjalankan salat tidak lain karena Allah Swt,” tegasnya seraya menyebut, dengan kualitas salat yang baik maka salat akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. (abw/ce/ram/ko)

PALANGKA RAYA-Dalam rangka peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad saw, penceramah yang sering menghiasi layar kaca, Gus Miftah, hadir di Kota Palangka Raya. Pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu dating ke Kota Cantik ini untuk mengawali pembangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji Assalam di Kecamatan Bukit Batu, Senin (28/2).

Momen ini juga digunakan Gus Miftah untuk bertausiah. Ia mengatakan, jihat yang paling berat yakni melawan hawa nafsu. Untuk itu perlu ada pendidikan. Termasuk di Kota Palangka Raya ini. “Ada dua hal yang menjadi fokusnya, yakni konsep beragama dan konsep berbangsa,” ucapnya.

Dalam kehidupan berbangsa, agama harus hadir dengan cara yang menyenangkan. “Melalui ponpes ini kami menghadirkan edukasi kepada anak-anak untuk beragama dan bernegara yang menyenangkan,” ucapnya.

Terlebih salah satu provinsi di Kalimantan ini telah ditetapkan ibu kota negara (IKN). Karena itu masyarakat muslim di Kalimantan harus siap. Pihaknya juga mendukung moderasi beragama di Indonesia. Gus Miftah juga memberikan edukasi terkait beragama dan berbudaya.

Baca Juga :  Buntut PHK Karyawan, CU Betang Asi Digugat Rp100 Miliar

“Kami menggratiskan pendidikan untuk anak-anak di ponpes ini, kami edukasi mereka untuk dapat beragama dan bernegara,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Penasihat Yayasan Assalam HM Taslim Chaeruddin mengangkat perihal keprihatinan terhadap krisis moral bangsa. Melalui pendidikan yang diberikan kepada anak-anak di ponpes ini, diharapkan ke depan dapat terbentuk karakter akhlak dan moral serta kinerja anak-anak penerus bangsa.

“Ponpes ini akan menjadi orang tua, lembaga pendidikan dan agama, sekaligus lingkungan sosial bagi anak-anak,” ujarnya.

Ke depan, dari pendidikan anak-anak di ponpes ini akan dipetik hasilnya. Yakni terbentuknya anak-anak muslim yang memiliki karakter baik di mana pun mereka berada.

Momentum Meningkatkan Kualitas Salat

Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad saw juga dilaksanakan di sejumlah rumah ibadah. Seperti di Musalah Al Barokah, Jalan Tjilik Riwut Km 2, Palangka Raya. Kali ini dilaksanakan oleh Yayasan Perjuangan Wahidiyah Kota Palangka Raya, yang disponsori Departemen Pembina Remaja Wahidiyah (DPRW) dalam pelaksanaan Mujahadah Syahriyah, Minggu malam (27/2).

Baca Juga :  Gubernur: Jaga Kondisi Atlet, Jangan Sampai Terpapar Covid-19

Agus Baitul Mustofa sebagai dai pada acara itu mengatakan, hikmah peringatan Isra Mikraj Rasulullah saw pada malam 27 Rajab ini merupakan perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dan ke Sidrotul Muntaha menghadap Allah Swt.

“Perjalanan ini yang kemudian disebut Isra Mikraj. Nabi Muhammad saw menerima perintah menjalankan salat lima waktu,” katanya dalam ceramah malam itu.

Setelah adanya perintah melaksanakan salat lima waktu, maka yang harus dilakukan sebagai umat muslim adalah bagaimana meningkatkan kualitas salat wajib itu. Salah satu peningkatan kualitas salat yakni selalu ada niat melaksanakan ibadah salat lima waktu karena Allah Swt.

“Melaksanakan salat karena Allah Swt ini biasa disebut dengan lillah, selanjutnya dalam melaksanakan salat ini juga harus menerapkan billah, merasa bahwa yang bisa menjalankan salat tidak lain karena Allah Swt,” tegasnya seraya menyebut, dengan kualitas salat yang baik maka salat akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar. (abw/ce/ram/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/