Jumat, September 20, 2024
38.1 C
Palangkaraya

Bangun Betang Terbesar di Kalteng

PURUK CAHU-Untuk menjaga kelestarian budaya bagi kalangan milenial sekaligus wujud identitas kebudayaan suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya di Kabupaten Murung Raya (Mura), pemerintah daerah setempat membangun rumah betang. Bangunan yang masih dalam tahap pengerjaan itu diyakini akan menjadi yang termegah dan terbesar di Provinsi Kalteng.

Bupati Mura Drs Perdie M Yoseph MA mengatakan, ke depan lokasi sekitar bangunan Lopo Betang ini sebagai lokasi perluasan kota. Beberapa sarana prasarana pemerintah daerah serta lembaga pemerintahan lainnya sedang dalam proses pembangunan.

“Khusus untuk rencana pembangunan monumen budaya ini, pemerintah daerah telah menyiapkan sedikitnya 10 hektare, pembangunannya dilaksanakan secara bertahap dari tahun ini hingga 2023 nanti,” kata Perdie yang juga menjabat Ketua Umum DAD Mura.

Baca Juga :  Pemko Kebut Program Infrastruktur

Lopo Betang ini bakal menjadi simbol budaya adat Dayak yang terbesar dan terunik di Provinsi Kalimantan Tengah.

“Harapan kami Murung Raya akan menjadi salah satu lokasi tujuan wisata domestik maupun mancanegara. Tentunya ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata,” tandasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, di samping sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah memutuskan solusi pemecahan dan penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dan bersentuhan langsung dengan persoalan masyarakat Dayak melalui hukum adat Dayak, Lopo Betang ini juga memiliki fungsi strategis sebagai tempat memamerkan dan menampilkan kesenian dan kebudayaan Dayak yang terus dipelihara turun-temurun.

“Sehingga otomatis juga menjadi pusat edukasi, wisata budaya, dan pengembangan kearifan lokal masyarakat Dayak di Kabupaten Murung Raya,” tutupnya.

Baca Juga :  Alfamart di Jalan RTA Milono Palangka Raya Dirampok

Sekadar untuk diketahui, Lopo atau Huma Betang merupakan embrio bagi lahir dan eksisnya peradaban suku Dayak. Bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan tempat bermusyawarah dan melahirkan ide atau gagasan dalam memelihara, membangun, dan mengembangkan adat istiadat, kebudayaan, seni budaya, dan kearifan lokal yang terus dipertahankan dan disatukan dari berbagai keanekaragaman dan perbedaan latar belakang etnik, budaya, dan kepercayaan.

Sehingga menjadi suatu visi dan misi bersama dalam mengantar suku Dayak ke arah yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing tinggi. (dad/ce/ala/ko)

PURUK CAHU-Untuk menjaga kelestarian budaya bagi kalangan milenial sekaligus wujud identitas kebudayaan suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya di Kabupaten Murung Raya (Mura), pemerintah daerah setempat membangun rumah betang. Bangunan yang masih dalam tahap pengerjaan itu diyakini akan menjadi yang termegah dan terbesar di Provinsi Kalteng.

Bupati Mura Drs Perdie M Yoseph MA mengatakan, ke depan lokasi sekitar bangunan Lopo Betang ini sebagai lokasi perluasan kota. Beberapa sarana prasarana pemerintah daerah serta lembaga pemerintahan lainnya sedang dalam proses pembangunan.

“Khusus untuk rencana pembangunan monumen budaya ini, pemerintah daerah telah menyiapkan sedikitnya 10 hektare, pembangunannya dilaksanakan secara bertahap dari tahun ini hingga 2023 nanti,” kata Perdie yang juga menjabat Ketua Umum DAD Mura.

Baca Juga :  Pemko Kebut Program Infrastruktur

Lopo Betang ini bakal menjadi simbol budaya adat Dayak yang terbesar dan terunik di Provinsi Kalimantan Tengah.

“Harapan kami Murung Raya akan menjadi salah satu lokasi tujuan wisata domestik maupun mancanegara. Tentunya ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata,” tandasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, di samping sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah memutuskan solusi pemecahan dan penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dan bersentuhan langsung dengan persoalan masyarakat Dayak melalui hukum adat Dayak, Lopo Betang ini juga memiliki fungsi strategis sebagai tempat memamerkan dan menampilkan kesenian dan kebudayaan Dayak yang terus dipelihara turun-temurun.

“Sehingga otomatis juga menjadi pusat edukasi, wisata budaya, dan pengembangan kearifan lokal masyarakat Dayak di Kabupaten Murung Raya,” tutupnya.

Baca Juga :  Alfamart di Jalan RTA Milono Palangka Raya Dirampok

Sekadar untuk diketahui, Lopo atau Huma Betang merupakan embrio bagi lahir dan eksisnya peradaban suku Dayak. Bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan tempat bermusyawarah dan melahirkan ide atau gagasan dalam memelihara, membangun, dan mengembangkan adat istiadat, kebudayaan, seni budaya, dan kearifan lokal yang terus dipertahankan dan disatukan dari berbagai keanekaragaman dan perbedaan latar belakang etnik, budaya, dan kepercayaan.

Sehingga menjadi suatu visi dan misi bersama dalam mengantar suku Dayak ke arah yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing tinggi. (dad/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/