Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Setelah Renovasi, Konstruksi Bangunan Kayu Ulin Tinggal Kenangan

Pada tahun 1918, ada warga Baamang yang mewakafkan tanah untuk Masjid Syuhada. 84 tahun kemudian atau tepatnya pada 2003 lalu, masjid direnovasi total, dijadikan lebih besar. Bangunan yang sebelumnya berkonstruksi kayu ulin, diganti menggunakan beton.

BAHRIANOOR, Sampit

Pengurus Masjid Syuhada H Burhanuddin, pada 1918 lalu ada warga sekitaran masjid yang mewakafkan tanahnya untuk perluasan masjid. Sejak itulah masjid mulai dibangun. Masjid ini, kata Amang Eboy -sapaan akrab H Burhanuddin, dibangun oleh H Alung Amrin atau Kai Alung. Saat itu konstruksi bangunan masih didominasi kayu ulin. Sangat kokoh dan kuat.

Seiring berjalannya waktu, umat muslim yang tinggal di Kecamatan Baamang makin bertambah banyak jumlahnya. Daya tampung masjid tidak memadai lagi. Karena itu, pengurus masjid kala itu bermusyawarah untuk memperluas lagi bangunan Masjid Syuhada.

Baca Juga :  “Saya Merugi karena Sembilan Kades Tidak Bayar”

Setelah ada kesepakatan, pada 2003 lalu atau 84 tahun setelah didirikan, Masjid Syuhada direnovasi total. Bangunan berkonstruksi kayu ulin itu tinggal kenangan. Karena bangunan baru menggunakan bahan beton.

“Sejak berdiri sebagai masjid pada 1918 sampai dengan 2003, total sudah tiga kali renovasi. Jadi keaslian bangunan terdahulu sudah tidak ada lagi,” terang Amang Eboy.

Pada tahun 1918, ada warga Baamang yang mewakafkan tanah untuk Masjid Syuhada. 84 tahun kemudian atau tepatnya pada 2003 lalu, masjid direnovasi total, dijadikan lebih besar. Bangunan yang sebelumnya berkonstruksi kayu ulin, diganti menggunakan beton.

BAHRIANOOR, Sampit

Pengurus Masjid Syuhada H Burhanuddin, pada 1918 lalu ada warga sekitaran masjid yang mewakafkan tanahnya untuk perluasan masjid. Sejak itulah masjid mulai dibangun. Masjid ini, kata Amang Eboy -sapaan akrab H Burhanuddin, dibangun oleh H Alung Amrin atau Kai Alung. Saat itu konstruksi bangunan masih didominasi kayu ulin. Sangat kokoh dan kuat.

Seiring berjalannya waktu, umat muslim yang tinggal di Kecamatan Baamang makin bertambah banyak jumlahnya. Daya tampung masjid tidak memadai lagi. Karena itu, pengurus masjid kala itu bermusyawarah untuk memperluas lagi bangunan Masjid Syuhada.

Baca Juga :  “Saya Merugi karena Sembilan Kades Tidak Bayar”

Setelah ada kesepakatan, pada 2003 lalu atau 84 tahun setelah didirikan, Masjid Syuhada direnovasi total. Bangunan berkonstruksi kayu ulin itu tinggal kenangan. Karena bangunan baru menggunakan bahan beton.

“Sejak berdiri sebagai masjid pada 1918 sampai dengan 2003, total sudah tiga kali renovasi. Jadi keaslian bangunan terdahulu sudah tidak ada lagi,” terang Amang Eboy.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/