Sabtu, November 23, 2024
23.7 C
Palangkaraya

Masa Tunggu Haji 26 Tahun

Tahun Ini 146 CJH Palangka Raya Berangkat, Daftar Tunggu Masih 6.000 Orang Lagi

PALANGKA RAYA-Penyelenggaraan ibadah haji mulai dibuka kembali oleh Pemerintah Arab Saudi untuk jemaah luar negeri, walau masih di tengah kondisi pandemi Covid-19. Kali ini Kota Palangka Raya mendapat kuota sebanyak 146 calon jemaah haji (CJH). Masih ada sekitar 6.000 calon jemaah yang menunggu untuk dapat berangkat ke Tanah Suci.

“Daftar tunggu jemaah haji untuk Kalteng berkisar 26 tahun. Jadi kalau Anda mendaftar hari ini, maka 26 tahun yang akan datang baru bisa berangkat. Namun masih lebih baik jika dibandingkan dengan Kalimantan Selatan, karena daftar tunggu mereka 36 tahun,” kata Kepala Kantor Kemenag Kota Palangka Raya Nur Widiantoro di sela-sela pelaksanaan manasik haji di Asrama Haji Al Mabrur, Palangka Raya, Senin (6/6).

Ia menyebut, tahun ini CJH Kota Palangka Raya dibagi ke dalam dua kelompok terbang (kloter). Pertama adalah kloter lima, dengan jumlah 114 jemaah. Sementara kelompok kedua masuk kloter tujuh dengan jumlah 32 jemaah. Tanggal 17 Juni nanti jemaah kloter lima sudah harus sampai di Asrama Haji Banjarmasin, sedangkan jemaah kloter tujuh pada 20 Juni nanti.

“CJH tertua berusia 65 tahun dan yang termuda 27 tahun, memang ketentuan pembatasan usia 65 tahun merupakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, sehingga ada beberapa CJH berusia di atas 65 tahun sementara waktu tertunda berangkat,” katanya.

Diungkapkannya, CJH yang berhak berangkat ditentukan berdasarkan sistem dan otomatis. CJH asal Palangka Raya yang tidak dapat berangkat karena berusia di atas 65 tahun sekitar 20-an orang.

Baca Juga :  Dua Dekade Demokrat, Gelar Berbagai Lomba, Siapkan Hadiah Ratusan Juta Rupiah

“Dulu ada program manula, yang berusia di atas 65 tahun akan diprioritaskan berangkat walaupun beru mendaftar, tapi sekarang sudah tidak ada lagi program itu, mudah-mudahan tahun depan akan ada lagi,” ungkapnya kepada awak media.

Tahun ini Kota Palangka Raya mendapat titipan dua jemaah dari Kabupaten Gunung Mas, dua jemaah mutasi dari Balikpapan, dan satu jemaah dari Jawa Tengah. Berdasarkan aturan memang dibolehkan, karena tidak memengaruhi jumlah kuota untuk Kota Palangka Raya.

“Tidak masalah, memang dibolehkan sistem, tetapi mereka yang mutasi itu sudah dipanggil, memang harus tahun ini, saat pindah keberangkatannya dari Kota Palangka Raya, yang mutasi ini mengajukan surat untuk diproses, tapi itu tidak memengaruhi kuota untuk Kota Palangka Raya,” tegasnya.

Berkenaan dengan pelaksanaan manasik haji, Kemenag Kota melaksanakan pembimbingan kepada CJH. Kemudian untuk teknisnya, manasik haji dilanjutkan oleh masing-masing Kantor Urusan Agama (KUA) Jekan Raya dan KUA Pahandut. Manasik haji yang dilaksanakan Kemenag Kota Palangka Raya ini mencakup pemberian materi, termasuk penyampaian informasi perihal kebijakan-kebijakan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan ibadah haji.

“95 persen CJH hadir pada manasik haji ini, tapi yang memang berhalangan hadir kali ini, diupayakan bisa hadir saat manasik haji yang dilaksanakan oleh KUA,” tegasnya.

Pihaknya berpesan kepada para CJH agar betul-betul menyiapkan mental maupun fisik sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Sementara itu, Wali Kota Palangka Raya melalui Asisten III Setda Kota Palangka Raya Bidang Administrasi Kandarani, mengapresiasi pelaksanaan manasik haji. Hal ini patut disyukuri, karena selama dua tahun terakhir ibadah haji ditiadakan.

Baca Juga :  Kejar Penyelesaian Proyek Pile Slab Bukit Rawi

“Alhamdulillah tahun ini Kota Palangka Raya bisa memberangkatkan calon jemaah haji,” katanya.

Ia menyebut bahwa manasik haji ini digelar untuk menambah wawasan dan pengetahuan para CJH. Karena itu, sangat diharapkan agar para peserta mengikuti manasik haji dengan serius.

Salah satu CJH, Rafli Hamdin (41), mengaku telah menunggu selama 12 tahun agar bisa berangkat ke Tanah Suci. Ia mendaftar sejak berusia 29 tahun, tepatnya pada 2010 lalu.

“Rasanya begitu senang, tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata, sebenarnya berangkat tahun 2020, tapi tertunda karena pandemi, alhamdulillah bisa berangkat tahun ini,” ucap pria kelahiran Banjarmasin.

Ia juga menyebut bahwa melalui manasik haji, ia dibekali persiapan untuk mengadapi cuaca ekstrem selama berada di Tanah Suci, seperti soal kesehatan berupa anjuran untuk sering mengonsumsi air putih.

“Tadi sudah disampaikan oleh pihak penyelenggara bahwa cuaca di sana sekitar 46 derajat Celsius. Nah, kami dianjurkan untuk meminum air putih dan membawa alat semprot pelembap wajah agar tidak mudah kepanasan,” ucapnya.

Rasa bahagi juga diungkapkan CJH bernama Amasera. Pria yang pada bulan September nanti genap berusia 65 tahun itu telah mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Tanah Suci sejak beberapa tahun lalu.

“Alhamdulillah, syukur kepada Allah Swt, telah diizinkan untuk berangkat tahun ini, saya sudah siapkan diri sejak lama, dan akhirnya tahun ini bersama istri bisa melaksanakan ibadah haji,” ucapnya. (abw/*irj/ce/ala/ko)

Tahun Ini 146 CJH Palangka Raya Berangkat, Daftar Tunggu Masih 6.000 Orang Lagi

PALANGKA RAYA-Penyelenggaraan ibadah haji mulai dibuka kembali oleh Pemerintah Arab Saudi untuk jemaah luar negeri, walau masih di tengah kondisi pandemi Covid-19. Kali ini Kota Palangka Raya mendapat kuota sebanyak 146 calon jemaah haji (CJH). Masih ada sekitar 6.000 calon jemaah yang menunggu untuk dapat berangkat ke Tanah Suci.

“Daftar tunggu jemaah haji untuk Kalteng berkisar 26 tahun. Jadi kalau Anda mendaftar hari ini, maka 26 tahun yang akan datang baru bisa berangkat. Namun masih lebih baik jika dibandingkan dengan Kalimantan Selatan, karena daftar tunggu mereka 36 tahun,” kata Kepala Kantor Kemenag Kota Palangka Raya Nur Widiantoro di sela-sela pelaksanaan manasik haji di Asrama Haji Al Mabrur, Palangka Raya, Senin (6/6).

Ia menyebut, tahun ini CJH Kota Palangka Raya dibagi ke dalam dua kelompok terbang (kloter). Pertama adalah kloter lima, dengan jumlah 114 jemaah. Sementara kelompok kedua masuk kloter tujuh dengan jumlah 32 jemaah. Tanggal 17 Juni nanti jemaah kloter lima sudah harus sampai di Asrama Haji Banjarmasin, sedangkan jemaah kloter tujuh pada 20 Juni nanti.

“CJH tertua berusia 65 tahun dan yang termuda 27 tahun, memang ketentuan pembatasan usia 65 tahun merupakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, sehingga ada beberapa CJH berusia di atas 65 tahun sementara waktu tertunda berangkat,” katanya.

Diungkapkannya, CJH yang berhak berangkat ditentukan berdasarkan sistem dan otomatis. CJH asal Palangka Raya yang tidak dapat berangkat karena berusia di atas 65 tahun sekitar 20-an orang.

Baca Juga :  Dua Dekade Demokrat, Gelar Berbagai Lomba, Siapkan Hadiah Ratusan Juta Rupiah

“Dulu ada program manula, yang berusia di atas 65 tahun akan diprioritaskan berangkat walaupun beru mendaftar, tapi sekarang sudah tidak ada lagi program itu, mudah-mudahan tahun depan akan ada lagi,” ungkapnya kepada awak media.

Tahun ini Kota Palangka Raya mendapat titipan dua jemaah dari Kabupaten Gunung Mas, dua jemaah mutasi dari Balikpapan, dan satu jemaah dari Jawa Tengah. Berdasarkan aturan memang dibolehkan, karena tidak memengaruhi jumlah kuota untuk Kota Palangka Raya.

“Tidak masalah, memang dibolehkan sistem, tetapi mereka yang mutasi itu sudah dipanggil, memang harus tahun ini, saat pindah keberangkatannya dari Kota Palangka Raya, yang mutasi ini mengajukan surat untuk diproses, tapi itu tidak memengaruhi kuota untuk Kota Palangka Raya,” tegasnya.

Berkenaan dengan pelaksanaan manasik haji, Kemenag Kota melaksanakan pembimbingan kepada CJH. Kemudian untuk teknisnya, manasik haji dilanjutkan oleh masing-masing Kantor Urusan Agama (KUA) Jekan Raya dan KUA Pahandut. Manasik haji yang dilaksanakan Kemenag Kota Palangka Raya ini mencakup pemberian materi, termasuk penyampaian informasi perihal kebijakan-kebijakan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan ibadah haji.

“95 persen CJH hadir pada manasik haji ini, tapi yang memang berhalangan hadir kali ini, diupayakan bisa hadir saat manasik haji yang dilaksanakan oleh KUA,” tegasnya.

Pihaknya berpesan kepada para CJH agar betul-betul menyiapkan mental maupun fisik sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Sementara itu, Wali Kota Palangka Raya melalui Asisten III Setda Kota Palangka Raya Bidang Administrasi Kandarani, mengapresiasi pelaksanaan manasik haji. Hal ini patut disyukuri, karena selama dua tahun terakhir ibadah haji ditiadakan.

Baca Juga :  Kejar Penyelesaian Proyek Pile Slab Bukit Rawi

“Alhamdulillah tahun ini Kota Palangka Raya bisa memberangkatkan calon jemaah haji,” katanya.

Ia menyebut bahwa manasik haji ini digelar untuk menambah wawasan dan pengetahuan para CJH. Karena itu, sangat diharapkan agar para peserta mengikuti manasik haji dengan serius.

Salah satu CJH, Rafli Hamdin (41), mengaku telah menunggu selama 12 tahun agar bisa berangkat ke Tanah Suci. Ia mendaftar sejak berusia 29 tahun, tepatnya pada 2010 lalu.

“Rasanya begitu senang, tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata, sebenarnya berangkat tahun 2020, tapi tertunda karena pandemi, alhamdulillah bisa berangkat tahun ini,” ucap pria kelahiran Banjarmasin.

Ia juga menyebut bahwa melalui manasik haji, ia dibekali persiapan untuk mengadapi cuaca ekstrem selama berada di Tanah Suci, seperti soal kesehatan berupa anjuran untuk sering mengonsumsi air putih.

“Tadi sudah disampaikan oleh pihak penyelenggara bahwa cuaca di sana sekitar 46 derajat Celsius. Nah, kami dianjurkan untuk meminum air putih dan membawa alat semprot pelembap wajah agar tidak mudah kepanasan,” ucapnya.

Rasa bahagi juga diungkapkan CJH bernama Amasera. Pria yang pada bulan September nanti genap berusia 65 tahun itu telah mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Tanah Suci sejak beberapa tahun lalu.

“Alhamdulillah, syukur kepada Allah Swt, telah diizinkan untuk berangkat tahun ini, saya sudah siapkan diri sejak lama, dan akhirnya tahun ini bersama istri bisa melaksanakan ibadah haji,” ucapnya. (abw/*irj/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/