Senin, November 25, 2024
30.4 C
Palangkaraya

Kostum Rancangannya Tiga Kali Tampil di Panggung Putri Indonesia

Menyambangi Galeri Sawung Batarung Collections

Darah seni mengalir sejak lahir dalam diri Aan Sawung. Selain piawai dalam menari, pemuda murah senyum itu juga ahli dalam hal merancang pakaian adat Dayak. Bahkan karyanya sudah malang melintang di setiap pagelaran.

NUR PUTRI W, Palangka Raya

Galeri Sawung Batarung Collections merupakan usaha keluarga. Sawung diambil dari nama kakek, sedangkan Batarung punya arti terkenal. Lokasinya di Jalan Sumbawa Nomor 1, Palangka Raya. Di ruko yang bentuknya memanjang ke belakang itu, terpajang berbagai macam koleksi pakaian. Aksesori adat Dayak tersusun rapi di lemari. Di bagian belakang rumah, ada tempat produksi alat-alat musik tradisional Kalimantan Tengah.

Ananta Nurudi atau yang biasa disapa Aan Sawung merupakan owner dari Galeri Sawung Batarung Collections itu. Ia menjalankan bisnis tersebut bersama istrinya Christina Natalia, yang lebih berperan ke urusan marketing. Usahanya ini dimulai sejak 2014 lalu.

Karya yang dihasilkan sudah tak asing lagi bagi para pelaku seni. Biasa disewa untuk acara karnaval, acara perpisahan sekolah, maupun pentas seni. Bahkan baju adat hasil desain Aan Sawung sudah dikenal sampai ke tingkat nasional dan internasional. Yang membanggakan, kostum rancangan Aan Sawung sudah tiga kali tampil di panggung pemilihan Putri Indonesia.

Baca Juga :  Dalu Cuma Mampu Tampung Belasan Jamaah, Sekarang Bisa Ratusan Orang

Tiga periode terakhir pemilihan Putri Indonesia, wakil Kalteng selalu memakai kostum adat Kalteng hasil dari keterampilan jari-jarinya. Tahun ini dipakai Stella Bella Elizabeth Maukar yang mewakili Kalteng. Bukan hanya itu, kostum buatan Aan Sawung pernah menyabet juara pada perlombaan kostum anak di Singapura.

“Saya ingin dengan adanya galeri ini bisa membantu para pelaku seni untuk memperkenalkan kekayaan budaya Dayak Kalteng ke masyarakat luas,” ujar Aan kepada Kalteng Pos, beberapa hari lalu.

Pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022 beberapa waktu lalu, karya Aan juga dipakai oleh tiga pasang perwakilan Jagau dan Bawi Nyai dari Kabupaten Sukamara, Pulau Pisau, dan Katingan.

Sementara itu, untuk pembuatan pakaian, Galeri Sawung Batarung Collections memiliki tim khusus. Ada tim menjahit, mengobras, menghias pakaian, hingga membuat segala aksesori. Pembuatan pakaian biasanya memakan waktu satu minggu. Bahkan bisa lebih dari itu. Tergantung tingkat kesulitan model pakaian yang akan dibuat. Pembuatan pakaian atau kostum dipatok harga mulai dari Rp500 ribu hingga Rp15 juta. “Kalau untuk menyewa saja, harganya Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta,” beber pria yang bekerja di Bank Kalteng itu.

Baca Juga :  Ketertarikan di Bidang Forensik Muncul Ketika Ikut Ayah Dinas di Papua

Lantas apa kelebihan pakaian yang dibuat di Galeri Sawung Batarung Collections? Pemuda berusia 29 tahun itu menyebut bahwa pakaian yang didesainnya bukan plagiat karya orang lain. “Murni buah dari pemikiran tim dan sesuai dengan permintaan pemesan. Kualitasnya pun tidak diragukan,” ujarnya.

Sebelum fokus membuat pakaian tradisional adat Dayak Kalteng, pemuda yang juga piawai dalam menari itu juga pernah membantu ayahnya, Budi D Sawung, membuat alat-alat musik tradisional daerah ini. Seperti katambung, kecapi, gendang, dan lainnya. Untuk membuat alat-alat musik tradisional, bahannya dicari sendiri oleh ayahnya. Termasuk mengatur nadanya. “Sampai saat ini ayah saya masih aktif membuat alat-alat musik,” pungkasnya. (ce/ram/ko)

Menyambangi Galeri Sawung Batarung Collections

Darah seni mengalir sejak lahir dalam diri Aan Sawung. Selain piawai dalam menari, pemuda murah senyum itu juga ahli dalam hal merancang pakaian adat Dayak. Bahkan karyanya sudah malang melintang di setiap pagelaran.

NUR PUTRI W, Palangka Raya

Galeri Sawung Batarung Collections merupakan usaha keluarga. Sawung diambil dari nama kakek, sedangkan Batarung punya arti terkenal. Lokasinya di Jalan Sumbawa Nomor 1, Palangka Raya. Di ruko yang bentuknya memanjang ke belakang itu, terpajang berbagai macam koleksi pakaian. Aksesori adat Dayak tersusun rapi di lemari. Di bagian belakang rumah, ada tempat produksi alat-alat musik tradisional Kalimantan Tengah.

Ananta Nurudi atau yang biasa disapa Aan Sawung merupakan owner dari Galeri Sawung Batarung Collections itu. Ia menjalankan bisnis tersebut bersama istrinya Christina Natalia, yang lebih berperan ke urusan marketing. Usahanya ini dimulai sejak 2014 lalu.

Karya yang dihasilkan sudah tak asing lagi bagi para pelaku seni. Biasa disewa untuk acara karnaval, acara perpisahan sekolah, maupun pentas seni. Bahkan baju adat hasil desain Aan Sawung sudah dikenal sampai ke tingkat nasional dan internasional. Yang membanggakan, kostum rancangan Aan Sawung sudah tiga kali tampil di panggung pemilihan Putri Indonesia.

Baca Juga :  Dalu Cuma Mampu Tampung Belasan Jamaah, Sekarang Bisa Ratusan Orang

Tiga periode terakhir pemilihan Putri Indonesia, wakil Kalteng selalu memakai kostum adat Kalteng hasil dari keterampilan jari-jarinya. Tahun ini dipakai Stella Bella Elizabeth Maukar yang mewakili Kalteng. Bukan hanya itu, kostum buatan Aan Sawung pernah menyabet juara pada perlombaan kostum anak di Singapura.

“Saya ingin dengan adanya galeri ini bisa membantu para pelaku seni untuk memperkenalkan kekayaan budaya Dayak Kalteng ke masyarakat luas,” ujar Aan kepada Kalteng Pos, beberapa hari lalu.

Pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022 beberapa waktu lalu, karya Aan juga dipakai oleh tiga pasang perwakilan Jagau dan Bawi Nyai dari Kabupaten Sukamara, Pulau Pisau, dan Katingan.

Sementara itu, untuk pembuatan pakaian, Galeri Sawung Batarung Collections memiliki tim khusus. Ada tim menjahit, mengobras, menghias pakaian, hingga membuat segala aksesori. Pembuatan pakaian biasanya memakan waktu satu minggu. Bahkan bisa lebih dari itu. Tergantung tingkat kesulitan model pakaian yang akan dibuat. Pembuatan pakaian atau kostum dipatok harga mulai dari Rp500 ribu hingga Rp15 juta. “Kalau untuk menyewa saja, harganya Rp500 ribu hingga Rp2,5 juta,” beber pria yang bekerja di Bank Kalteng itu.

Baca Juga :  Ketertarikan di Bidang Forensik Muncul Ketika Ikut Ayah Dinas di Papua

Lantas apa kelebihan pakaian yang dibuat di Galeri Sawung Batarung Collections? Pemuda berusia 29 tahun itu menyebut bahwa pakaian yang didesainnya bukan plagiat karya orang lain. “Murni buah dari pemikiran tim dan sesuai dengan permintaan pemesan. Kualitasnya pun tidak diragukan,” ujarnya.

Sebelum fokus membuat pakaian tradisional adat Dayak Kalteng, pemuda yang juga piawai dalam menari itu juga pernah membantu ayahnya, Budi D Sawung, membuat alat-alat musik tradisional daerah ini. Seperti katambung, kecapi, gendang, dan lainnya. Untuk membuat alat-alat musik tradisional, bahannya dicari sendiri oleh ayahnya. Termasuk mengatur nadanya. “Sampai saat ini ayah saya masih aktif membuat alat-alat musik,” pungkasnya. (ce/ram/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/