Jumat, September 20, 2024
32 C
Palangkaraya

Aktifkan Posyandu, Gali Informasi Kebutuhan Gizi

Dari Pelayanan Kesehatan Gratis di Kawasan Flamboyan

Generasi penerus menjadi ujung tombak kemajuan bangsa. Menciptakan generasi unggul dan berkualitas perlu dimulai sejak dini. Bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Pemprov Kalteng kini tengah berupaya menurun kan angka stunting, mengingat target prevalensi stunting tahun 2024 adalah 15,38 persen.

NISA B WAHDAH-DEDEH WININGSIH, Palangka Raya

WARGA berbondong-bondong mengunjungi kompleks Flamboyan Bawah, Kelurahan Langkai, Kota Palangka Raya, Jumat (22/7). Mereka yang datang dari berbagai golongan usia. Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, hingga anak-anak dan balita. Hari itu mereka mendapatkan pelayanan kesehatan gratis.

 Kegiatan pelayanan ke­sehatan gratis kepada ma­syarakat itu dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya. Pelayanan yang diberikan petugas berupa pelayanan kesehatan umum, posyandu bayi atau balita, pemeriksaan ibu hamil, dan pelayanan vak­sinasi Covid-19. Selain itu, diadakan juga senam pagi sehat bersama

 Slogan yang digencarkan pada kegiatan ini yakni cegah stunting itu penting. Saat ini pemerintah tengah fokus menurunkan angka stunting di Bumi Tambun Bungai. Ti­dak terkecuali di Kota Cantik – julukan Palangka Raya.

Sebagaimana diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu lama. Pemeriksaan rutin melalui posyandu juga sangat di­perlukan untuk memantau perkembangan kondisi tum­buh kembang anak.

Baca Juga :  Ruang Mencetak Generasi Muda Cinta Budaya

Kepala UPT Puskesmas Marina Permai Jamaludin mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-57 Pemko Palangka Raya dan Hari Jadi ke-65 Kota Palangka Raya. Pemeriksaan gratis diberikan kepada masyarakat pada semua jenjang usia.

“Selain kegiatan hari ini (kemarin, red) untuk pemeriksaan rutin kepada bayi atau balita, juga rutin dilaksanakan melalui posyandu,” kata Jamaludin saat diwawancarai di sela-sela kegiatan.

Diungkapkannya, UPT Puskesmas Marina Permai yang wilayah kerjanya meliputi Kelurahan Langkai dan Kelurahan Tanjung Pinang membawahi 19 posyandu. Setelah pandemi Covid-19 melandai, kini sejumlah posyandu sudah mulai diaktifkan kembali.

“Kami membawahi 19 posyandu yang berada di Kelurahan Langkai dan Kelurahan Tanjung Pinang, saat ini sudah mulai aktif kembali, sebelumnya kegiatan sempat vakum karena dilanda pandemi Covid-19, memang minat masyarakat sempat menurun karena masih takut dengan wabah Covid-19,” ungkapnya.

Berkenaan dengan stunting, puskemas memang berperan penting, yakni dengan mengaktifkan posyandu serta pemberian makanan tambahan (PMT) tiap kali dilaksanakan posyandu. Selain itu, puskesmas juga mesti jemput bola apabila menerima informasi dari masyarakat tentang keluhan anak kurang gizi.

“Posyandu sangat penting dalam upaya pencegahan stunting, jadi kami selalu melaksanakan program pencegahan stunting itu dengan posyandu dan PMT, kami juga selalu siap melayani bahkan kami pun datang ke lokasi apabila ada informasi soal anak kekurangan gizi, tidak hanya saat posyandu,” jelasnya.

Baca Juga :  Akhir Desember, Vaksinasi Pelajar Ditargetkan 100 Persen

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kalteng Linae Victoria Aden mengatakan, dalam upaya penanganan stunting mesti ada kerja sama dengan berbagai sektor terkait. Misal saja, perangkat daerah (PD), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), serta dokter dan pakar gizi.

“Posyandu juga tentu saja harus terus digalakkan, karena posyandu bukan hanya untuk memantau anak balita, tapi juga ada edukasi untuk orang tua terutama ibu-ibu tentang pola asuh anak, termasuk bagaimana memberikan gizi yang baik kepada anak,” ucapnya.

Di sisi lain, 1.000 hari pertama kehidupan anak sangat penting dalam upaya pencegahan stunting. Dimulai saat pertama pembuahan sampai melahirkan dan berusia dua tahun. Itu merupakan masa yang benar-benar harus diberi perhatian, karena merupakan masa yang dapat memicu terjadinya stunting pada anak.

“Stunting ini tidak hanya terlihat dari fisik yang pendek, ada berbagai faktor yang harus diperiksa dan diteliti untuk memastikan seseorang mengalamai stunting atau tidak,” tegasnya. (*/ce/ala/ko)

Dari Pelayanan Kesehatan Gratis di Kawasan Flamboyan

Generasi penerus menjadi ujung tombak kemajuan bangsa. Menciptakan generasi unggul dan berkualitas perlu dimulai sejak dini. Bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Pemprov Kalteng kini tengah berupaya menurun kan angka stunting, mengingat target prevalensi stunting tahun 2024 adalah 15,38 persen.

NISA B WAHDAH-DEDEH WININGSIH, Palangka Raya

WARGA berbondong-bondong mengunjungi kompleks Flamboyan Bawah, Kelurahan Langkai, Kota Palangka Raya, Jumat (22/7). Mereka yang datang dari berbagai golongan usia. Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, hingga anak-anak dan balita. Hari itu mereka mendapatkan pelayanan kesehatan gratis.

 Kegiatan pelayanan ke­sehatan gratis kepada ma­syarakat itu dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya. Pelayanan yang diberikan petugas berupa pelayanan kesehatan umum, posyandu bayi atau balita, pemeriksaan ibu hamil, dan pelayanan vak­sinasi Covid-19. Selain itu, diadakan juga senam pagi sehat bersama

 Slogan yang digencarkan pada kegiatan ini yakni cegah stunting itu penting. Saat ini pemerintah tengah fokus menurunkan angka stunting di Bumi Tambun Bungai. Ti­dak terkecuali di Kota Cantik – julukan Palangka Raya.

Sebagaimana diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu lama. Pemeriksaan rutin melalui posyandu juga sangat di­perlukan untuk memantau perkembangan kondisi tum­buh kembang anak.

Baca Juga :  Ruang Mencetak Generasi Muda Cinta Budaya

Kepala UPT Puskesmas Marina Permai Jamaludin mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-57 Pemko Palangka Raya dan Hari Jadi ke-65 Kota Palangka Raya. Pemeriksaan gratis diberikan kepada masyarakat pada semua jenjang usia.

“Selain kegiatan hari ini (kemarin, red) untuk pemeriksaan rutin kepada bayi atau balita, juga rutin dilaksanakan melalui posyandu,” kata Jamaludin saat diwawancarai di sela-sela kegiatan.

Diungkapkannya, UPT Puskesmas Marina Permai yang wilayah kerjanya meliputi Kelurahan Langkai dan Kelurahan Tanjung Pinang membawahi 19 posyandu. Setelah pandemi Covid-19 melandai, kini sejumlah posyandu sudah mulai diaktifkan kembali.

“Kami membawahi 19 posyandu yang berada di Kelurahan Langkai dan Kelurahan Tanjung Pinang, saat ini sudah mulai aktif kembali, sebelumnya kegiatan sempat vakum karena dilanda pandemi Covid-19, memang minat masyarakat sempat menurun karena masih takut dengan wabah Covid-19,” ungkapnya.

Berkenaan dengan stunting, puskemas memang berperan penting, yakni dengan mengaktifkan posyandu serta pemberian makanan tambahan (PMT) tiap kali dilaksanakan posyandu. Selain itu, puskesmas juga mesti jemput bola apabila menerima informasi dari masyarakat tentang keluhan anak kurang gizi.

“Posyandu sangat penting dalam upaya pencegahan stunting, jadi kami selalu melaksanakan program pencegahan stunting itu dengan posyandu dan PMT, kami juga selalu siap melayani bahkan kami pun datang ke lokasi apabila ada informasi soal anak kekurangan gizi, tidak hanya saat posyandu,” jelasnya.

Baca Juga :  Akhir Desember, Vaksinasi Pelajar Ditargetkan 100 Persen

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kalteng Linae Victoria Aden mengatakan, dalam upaya penanganan stunting mesti ada kerja sama dengan berbagai sektor terkait. Misal saja, perangkat daerah (PD), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), serta dokter dan pakar gizi.

“Posyandu juga tentu saja harus terus digalakkan, karena posyandu bukan hanya untuk memantau anak balita, tapi juga ada edukasi untuk orang tua terutama ibu-ibu tentang pola asuh anak, termasuk bagaimana memberikan gizi yang baik kepada anak,” ucapnya.

Di sisi lain, 1.000 hari pertama kehidupan anak sangat penting dalam upaya pencegahan stunting. Dimulai saat pertama pembuahan sampai melahirkan dan berusia dua tahun. Itu merupakan masa yang benar-benar harus diberi perhatian, karena merupakan masa yang dapat memicu terjadinya stunting pada anak.

“Stunting ini tidak hanya terlihat dari fisik yang pendek, ada berbagai faktor yang harus diperiksa dan diteliti untuk memastikan seseorang mengalamai stunting atau tidak,” tegasnya. (*/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/