Senin, November 25, 2024
30.4 C
Palangkaraya

Sepekan 53 Hektare Lahan Terbakar

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi bencana dengan kejadian terbanyak selama sepekan, mulai 18-24 Juli 2022.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan data secara umum kebakaran hutan dan lahan menjadi bencana terbanyak pada periode minggu ini dengan 18 kejadian.

Artinya apa? meskipun kita di beberapa tempat di Indonesia masih memiliki musim hujan, tetapi juga di belahan yang lain di negara kita ini faktor cuaca kekeringan mulai masuk, sehingga intensitas dan frekuensi kejadian kebakaran hutan mulai naik,” kata Abdul dalam disaster briefing daring di Jakarta, Senin..

Baca Juga :  Tali Asih, Subdenpom XII/1-1 Singkawang Berbagi Sembako

Abdul mengatakan karhutla menjadi perhatian pemerintah yakni BNPB, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di bawah koordinasi Menko Polhukam, dan akan mengadakan rapat koordinasi bersama dalam rangka upaya pencegahan dan mitigasi kebakaran hutan.

Data BNPB menunjukkan hingga minggu ini ada pergeseran bencana, bukan lagi banjir, atau bencana hidrometeorologi basah lagi yang paling dominan. Tetapi mulai bergeser pada hidrometeorologi kering, khususnya kebakaran hutan.

“Dalam kurun waktu 1 minggu ini ada 53,8 hektare lahan yang terbakar,” kata dia.

Di satu sisi pada periode periode ini, Indonesia memiliki bencana hidrometeorologi kering bersamaan juga hidrometeorologi basah, yang berdampak pada 118 rumah terendam yang mengakibatkan 2.430 jiwa mengungsi. Selain itu Banjir juga menyebabkan 4 rumah rusak berat.

Baca Juga :  Disnakertranskop Monev Pelaku Usaha di Tumpung Laung I dan II

Dalam kurun waktu satu minggu dari tanggal 18-24 Juli 2022 tercatat 39 kali kejadian bencana. Abdul menjelaskan di Sumatera dan Kalimantan mulai berkurang kejadian banjir di minggu ini, tetapi mulai ada peningkatan kejadian kebakaran hutan. Fokus BNPB terkini masih tetap menangani bencana hidrometeorologi basah dan hidrometeorologi kering. (ant/dev/tri/ko)

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi bencana dengan kejadian terbanyak selama sepekan, mulai 18-24 Juli 2022.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebutkan data secara umum kebakaran hutan dan lahan menjadi bencana terbanyak pada periode minggu ini dengan 18 kejadian.

Artinya apa? meskipun kita di beberapa tempat di Indonesia masih memiliki musim hujan, tetapi juga di belahan yang lain di negara kita ini faktor cuaca kekeringan mulai masuk, sehingga intensitas dan frekuensi kejadian kebakaran hutan mulai naik,” kata Abdul dalam disaster briefing daring di Jakarta, Senin..

Baca Juga :  Tali Asih, Subdenpom XII/1-1 Singkawang Berbagi Sembako

Abdul mengatakan karhutla menjadi perhatian pemerintah yakni BNPB, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di bawah koordinasi Menko Polhukam, dan akan mengadakan rapat koordinasi bersama dalam rangka upaya pencegahan dan mitigasi kebakaran hutan.

Data BNPB menunjukkan hingga minggu ini ada pergeseran bencana, bukan lagi banjir, atau bencana hidrometeorologi basah lagi yang paling dominan. Tetapi mulai bergeser pada hidrometeorologi kering, khususnya kebakaran hutan.

“Dalam kurun waktu 1 minggu ini ada 53,8 hektare lahan yang terbakar,” kata dia.

Di satu sisi pada periode periode ini, Indonesia memiliki bencana hidrometeorologi kering bersamaan juga hidrometeorologi basah, yang berdampak pada 118 rumah terendam yang mengakibatkan 2.430 jiwa mengungsi. Selain itu Banjir juga menyebabkan 4 rumah rusak berat.

Baca Juga :  Disnakertranskop Monev Pelaku Usaha di Tumpung Laung I dan II

Dalam kurun waktu satu minggu dari tanggal 18-24 Juli 2022 tercatat 39 kali kejadian bencana. Abdul menjelaskan di Sumatera dan Kalimantan mulai berkurang kejadian banjir di minggu ini, tetapi mulai ada peningkatan kejadian kebakaran hutan. Fokus BNPB terkini masih tetap menangani bencana hidrometeorologi basah dan hidrometeorologi kering. (ant/dev/tri/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/