Minggu, September 29, 2024
35.5 C
Palangkaraya

Perkuat Sinergisitas Cegah Karhutla

Tiga Daerah Rawan Kebakaran, Sebagian Besar Ulah Manusia

PALANGKA RAYA-Pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu fokus utama Polri-TNI bersama pemerintah daerah, mengingat ancaman kebakaran selalu mengintai ketika musim kemarau tiba. Karena itu semua pihak diajak saling bergandengan tangan, memperkuat sinergisitas dalam mencegah bencana yang dapat menyebabkan kabut asap.

Untuk memperkuat sinergisitas lintas sektor, digelar apel persiapan personel serta sarana dan prasarana (sarpras). Apel ini digelar bukan hanya berkaitan dengan pencegahan karhutla, tapi juga dalam rangka menjalankan program kerja Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto. Apel gabungan yang juga dihadiri oleh Danrem 102/Pjg Brigjen TNI Yudianto Putrajaya tersebut dilaksanakan di halaman Direktorat Samapta Polda Kalteng, Rabu (3/8). Adapun program kerja Kapolda Kalteng berkaitan dengan food estate, penanganan Covid-19, karhutla, banjir, mafia tanah, hingga masalah lingkungan hidup.

Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto mengatakan, dari enam program tersebut, ada empat program yang menjadi fokus utama. Meliputi food estate, penanggulangan Covid-19, karhutla, dan banjir. Kapolda memastikan pihaknya sudah bersinergi dengan Korem maupun Pemerintah Provinsi Kalteng.

“Sejaun ini kita sudah bersinergi dengan baik untuk menanggulangi karhutla, mengikuti rakor terkait karhutla bersama Menko Polhukam. Arahannya sangat jelas, yakni sebisa mungkin meminimalkan setiap bencana. Namun apabila terjadi hal buruk sekalipun, kita sudah siap,” beber Irjen Pol Nanang Avianto.

Sementara itu, selama periode 2021-2022, tidak ada titik api yang terpantau. Kalteng pun masuk zona hijau. Meski demikian, kewaspadaan tetap diperlukan. Bahkan peran serta masyarakat sangat diperlukan. Kesadaran masyarakat yang makin tinggi untuk tidak membakar lahan sangat diapresiasi Nanang.

“Dengan adanya kesadaran masyarakat ini, sangat membantu, secara tidak langsung turut serta melestarikan lingkungan sekitar, apabila ada pelanggaran akan diproses, ada sanksi tegas untuk orang yang sengaja melakukan pembakaran hutan atau lahan, apalagi untuk kepentingan personal,” tegas Nanang.

Jenderal bintang dua ini juga mengapresiasi sinergi antarpihak yang terlibat dalam penanganan bencana di Kalteng, seperti bencana banjir. Selain itu, ada komitmen penanganan hukum terkait tindak pidana karhutla. Penanganan Covid-19 juga dinilai sudah sangat baik. Terbukti dengan menurunnya angka kasus serta gencarnya pelaksanaan vaksinasi.

“Pengalaman buruk selama bencana karhutla jangan sampai terjadi lagi, mari kita bersinergi dari sekarang untuk menekan potensi bencana, meskipun dari pantauan BMKG, khusus di Kalteng belum terjadi karhutla dalam beberapa waktu terakhir, tapi kita harus tetap siap mengantisipasi,” tegasnya.

Terkait program kerja penanganan kasus mafia tanah, Nanang memastikan bahwa hal itu juga menjadi perhatian serius pihaknya. Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh oknum yang ingin mengakui hak milik orang lain. Permainan mafia tanah itu sangat berdampak buruk terhadap investasi di Kalteng. Sejauh ini kepolisian juga secara tegas menangani beberapa kasus yang tengah diproses.

“Banyaknya kasus yang sudah kami tangani sebagai bentuk keseriusan kami terhadap kejahatan ini (mafia tanah), kami juga akan mencari siapa aktor di balik kejahatan tersebut, saya terus mendesak personel yang menangani, akan kami kejar pelakunya supaya dapat diproses secara hukum,” ucapnya.

Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng juga hadir dalam apel gelar sarpras dan personel dalam rangka menjalani empat program kapolda Kalteng. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kibue menyampaikan, antara pihaknya dengan Polri-TNI telah terjalin kerja sama dan sinergi yang bagus, khususnya dalam hal penanganan bencana.

“Karena kalau cuma BPBD saja yang menangani karhutla, itu tidak mungkin, karena di dalam Undang-Undang Nomor 24 tertuang, tugas dari pencegahan dan penanggulangan, rehabilitasi bencana adalah tugas pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Maka dari itu, ini merupakan implementasi dari undangan-undang tersebut,” katanya.

Dikatakannya, ada beberapa daerah di Kalteng yang dinilai sebagai wilayah rawan karhutla. Meliputi Pulang Pisau, Katingan, dan Palangka Raya. “Sebenarnya tiga daerah itu disebut rawan karhutla karena mempunyai lahan gambut, tapi perlu kita ketahui bahwa 99% karhutla itu ulah manusia, baik sengaja maupun tidak disengaja,” ucapnya.

Ia bersyukur bahwa saat ini potensi karhutla di wilayah Kalteng bisa terkendali. Karena menurut BMKG, tahun ini wilayah Kalteng mengalami kemarau basah. Dengan begitu makin kecil kemungkinan terjadi karhutla. Meski demikian, ia tetap mengimbau personel maupun masyarakat secara umum untuk tetap waspada dan tidak lengah.

Supervisor Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Japalmen menambahkan, wilayah Kalteng merupakan dataran rendah yang rawan banjir. Terutama di wilayah Palangka Raya, Pulang Pisau, dan Katingan.

“Kalteng merupakan dataran rendah, kita bisa lihat sendiri seperti daerah Bukit Rawi yang sering dilanda banjir, selain itu hampir seluruh wilayah Katingan juga rawan banjir,” ujarnya.  

Ia menegaskan, setiap bencana punya penanganan berbeda. Perlu ada kesiapaan, fasilitas penunjang, dan kemampuan penanganan. Untuk mengatasi bencana karhutla, pihaknya sudah meminta tiap kabupaten/kota untuk membentuk tim satgas. (ena/*irj/ce/ala/ko)

Tiga Daerah Rawan Kebakaran, Sebagian Besar Ulah Manusia

PALANGKA RAYA-Pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu fokus utama Polri-TNI bersama pemerintah daerah, mengingat ancaman kebakaran selalu mengintai ketika musim kemarau tiba. Karena itu semua pihak diajak saling bergandengan tangan, memperkuat sinergisitas dalam mencegah bencana yang dapat menyebabkan kabut asap.

Untuk memperkuat sinergisitas lintas sektor, digelar apel persiapan personel serta sarana dan prasarana (sarpras). Apel ini digelar bukan hanya berkaitan dengan pencegahan karhutla, tapi juga dalam rangka menjalankan program kerja Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto. Apel gabungan yang juga dihadiri oleh Danrem 102/Pjg Brigjen TNI Yudianto Putrajaya tersebut dilaksanakan di halaman Direktorat Samapta Polda Kalteng, Rabu (3/8). Adapun program kerja Kapolda Kalteng berkaitan dengan food estate, penanganan Covid-19, karhutla, banjir, mafia tanah, hingga masalah lingkungan hidup.

Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto mengatakan, dari enam program tersebut, ada empat program yang menjadi fokus utama. Meliputi food estate, penanggulangan Covid-19, karhutla, dan banjir. Kapolda memastikan pihaknya sudah bersinergi dengan Korem maupun Pemerintah Provinsi Kalteng.

“Sejaun ini kita sudah bersinergi dengan baik untuk menanggulangi karhutla, mengikuti rakor terkait karhutla bersama Menko Polhukam. Arahannya sangat jelas, yakni sebisa mungkin meminimalkan setiap bencana. Namun apabila terjadi hal buruk sekalipun, kita sudah siap,” beber Irjen Pol Nanang Avianto.

Sementara itu, selama periode 2021-2022, tidak ada titik api yang terpantau. Kalteng pun masuk zona hijau. Meski demikian, kewaspadaan tetap diperlukan. Bahkan peran serta masyarakat sangat diperlukan. Kesadaran masyarakat yang makin tinggi untuk tidak membakar lahan sangat diapresiasi Nanang.

“Dengan adanya kesadaran masyarakat ini, sangat membantu, secara tidak langsung turut serta melestarikan lingkungan sekitar, apabila ada pelanggaran akan diproses, ada sanksi tegas untuk orang yang sengaja melakukan pembakaran hutan atau lahan, apalagi untuk kepentingan personal,” tegas Nanang.

Jenderal bintang dua ini juga mengapresiasi sinergi antarpihak yang terlibat dalam penanganan bencana di Kalteng, seperti bencana banjir. Selain itu, ada komitmen penanganan hukum terkait tindak pidana karhutla. Penanganan Covid-19 juga dinilai sudah sangat baik. Terbukti dengan menurunnya angka kasus serta gencarnya pelaksanaan vaksinasi.

“Pengalaman buruk selama bencana karhutla jangan sampai terjadi lagi, mari kita bersinergi dari sekarang untuk menekan potensi bencana, meskipun dari pantauan BMKG, khusus di Kalteng belum terjadi karhutla dalam beberapa waktu terakhir, tapi kita harus tetap siap mengantisipasi,” tegasnya.

Terkait program kerja penanganan kasus mafia tanah, Nanang memastikan bahwa hal itu juga menjadi perhatian serius pihaknya. Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh oknum yang ingin mengakui hak milik orang lain. Permainan mafia tanah itu sangat berdampak buruk terhadap investasi di Kalteng. Sejauh ini kepolisian juga secara tegas menangani beberapa kasus yang tengah diproses.

“Banyaknya kasus yang sudah kami tangani sebagai bentuk keseriusan kami terhadap kejahatan ini (mafia tanah), kami juga akan mencari siapa aktor di balik kejahatan tersebut, saya terus mendesak personel yang menangani, akan kami kejar pelakunya supaya dapat diproses secara hukum,” ucapnya.

Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng juga hadir dalam apel gelar sarpras dan personel dalam rangka menjalani empat program kapolda Kalteng. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kibue menyampaikan, antara pihaknya dengan Polri-TNI telah terjalin kerja sama dan sinergi yang bagus, khususnya dalam hal penanganan bencana.

“Karena kalau cuma BPBD saja yang menangani karhutla, itu tidak mungkin, karena di dalam Undang-Undang Nomor 24 tertuang, tugas dari pencegahan dan penanggulangan, rehabilitasi bencana adalah tugas pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Maka dari itu, ini merupakan implementasi dari undangan-undang tersebut,” katanya.

Dikatakannya, ada beberapa daerah di Kalteng yang dinilai sebagai wilayah rawan karhutla. Meliputi Pulang Pisau, Katingan, dan Palangka Raya. “Sebenarnya tiga daerah itu disebut rawan karhutla karena mempunyai lahan gambut, tapi perlu kita ketahui bahwa 99% karhutla itu ulah manusia, baik sengaja maupun tidak disengaja,” ucapnya.

Ia bersyukur bahwa saat ini potensi karhutla di wilayah Kalteng bisa terkendali. Karena menurut BMKG, tahun ini wilayah Kalteng mengalami kemarau basah. Dengan begitu makin kecil kemungkinan terjadi karhutla. Meski demikian, ia tetap mengimbau personel maupun masyarakat secara umum untuk tetap waspada dan tidak lengah.

Supervisor Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Japalmen menambahkan, wilayah Kalteng merupakan dataran rendah yang rawan banjir. Terutama di wilayah Palangka Raya, Pulang Pisau, dan Katingan.

“Kalteng merupakan dataran rendah, kita bisa lihat sendiri seperti daerah Bukit Rawi yang sering dilanda banjir, selain itu hampir seluruh wilayah Katingan juga rawan banjir,” ujarnya.  

Ia menegaskan, setiap bencana punya penanganan berbeda. Perlu ada kesiapaan, fasilitas penunjang, dan kemampuan penanganan. Untuk mengatasi bencana karhutla, pihaknya sudah meminta tiap kabupaten/kota untuk membentuk tim satgas. (ena/*irj/ce/ala/ko)

Artikel Terkait