PALANGKA RAYA – Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin khawatir, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan non-subsidi oleh pemerintah pusat beberapa hari lalu akan berimbas pada sejumlah komoditas pangan dan sektor lainnya di Kota Palangka Raya. Hal tersebut diutarakannya, mengingat kebutuhan pangan warga masyarakat Kota Cantik Palangka Raya yang masih bergantung dan di datangkan dari wilayah lain.
“Dampak dari kenaikan BBM ini pasti ada, karena biaya transportasi yang dapat dipastikan ikut naik hingga berimbas pada kenaikan sejumlah komoditas pangan,” kata Fairid, saat dibincangi Kalteng Pos, Senin (5/9).
Kepada dinas terkait, dalam hal ini Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Palangka Raya, wali kota meminta agar melakukan kajian dan pendataan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kenaikan BBM terhadap komoditas pangan.
“Saya tidak dapat berkomentar terlalu banyak karena ingin mengetahui terlebih dahulu sejauh mana dampak ditimbulkan akibat kenaikan BBM ini terhadap harga pangan di Kota Palangka Raya. Maka dari itu saya meminta kepada DPKUKMP, melakukan perhitungan dan pendataan, untuk mengetahui dampak ditimbulkan. Semoga saja kenaikan yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan,” ujarnya.
Selebihnya, orang nomor satu di Kota Cantik Palangka Raya ini memastikan, pihaknya (Pemko) akan melakukan upaya-upaya penanggulangan apabila kenaikan BBM berimbas siginifikan terhadap harga sejumlah kebutuhan bahan pokok.
“Jika terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok yang signifikan, Pemko tidak akan diam dan siap membantu masyarakat untuk mencarikan solusinya. Namun untuk saat ini saya tidak mau terlalu banyak berkomentar dulu sembari melihat perkembangan yang terjadi setelah BBM naik,” tutup Fairid. (pra/ans/KOL)