SAMPIT-Menyikapi aksi sejumlah warga Desa Ubar Mandiri yang dikoordinasi Toni, Yasin, dan Amer Husin di area plasma wilayah Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Ketua Koperasi Harapan Abadi Murnelis memastikan bertanggung jawab atas persoalan koperasi. Kalaupun ada persoalan, ia berharap bisa diselesaikan dengan duduk bersama, bukan dengan cara-cara yang melanggar hukum.
“Ini kalian benturkan koperasi dengan masyarakat, jangan ada yang jadi pahlawan kesiangan,” kata Murnelis, Rabu (7/9).
Murnelis ingin keberadaan koperasi plasma ini tidak hanya dinikmati saat ini saja, tapi hingga anak cucu nanti. Bahkan ia siap mengakomodasi warga yang sebelumnya sudah menjual kartu plasma.
“Saya ingin akomodasi semua warga, saat ini sudah ada tim untuk itu, langkah ini yang harusnya didukung,” tegasnya.Murnelis menambahkan, pihaknya sudah mengembalikan sejumlah kartu plasma milik warga yang sebelumnya dijual. Kalaupun masih ada yang masih belum menerima, menurutnya karena masih berproses.
“Kurang apa lagi koperasi dan perusahaan selama ini, saya akui sudah kami keluarkan dana Rp10 miliar, dan itu untuk nebus kartu yang sudah terjual,” tegasnya.
Diakui Murnelis bahwa dana itu belum bisa menyelesaikan persoalan ini. Perlu bertahap. Kartu yang telah terjual karena mereka yang kini memegang kartu plasma (pembeli) menjual tidak dengan harga yang murah. “Kalau dijual dengan harga Rp5 juta, mungkin semua bisa kami selesaikan, tapi kan tidak demikian,” tandasnya.
Dia juga mengklarifikasi perihal ketidakhadirannya dalam mediasi di kecamatan, lantaran langkah tersebut dianggap tidak tepat. Harusnya, kata Murnelis, jika ada yang menganggap selama ini koperasi tidak pernah menggelar rapat, silakan melapor ke dewan pengawas, dengan tembusan ke kecamatan dan kabupaten. Jika tidak ada tanggapan, disurati lagi. Jika tidak, ajukan untuk rapat anggota luar biasa agar kepengurusan diganti.
“Kalau ingin jadi ketua, harus melalui pemilihan,” tegasnya di hadapan ratusan pengurus dan anggota koperasi yang turut mendukung penolakan aksi warga Ubar Mandiri itu.
Sementara itu, Kades Ubar Mandiri, Bombi meminta agar warganya tidak mudah terprovokasi, karena perusahaan dan koperasi punya maksud baik. “Plasma yang terjual akan dibantu, penerangan jalan kita dibantu, ketika ada jalan rusak, tinggal kita hubungi, mereka akan bantu, kurang apa lagi,” ucapnya.
Menurut Murnelis, serumit apapun suatu persoalan, akan bisa diselesaikan dengan duduk bersama. Karena itu pihaknya tidak mengharapkan adanya tindakan anarkistis.
Dia juga menyentil Amer yang diketahui merupakan ketua RW desa setempat. Menurutnya, Amer harusnya merasa malu karena selalu diberikan insentif dari desa meski jarang terlibat dalam kegiatan desa.
“Saya tidak mau sebenarnya beberkan ini, tapi karena masyarakat saya yang dirugikan, terpaksa saya sampaikan ini,” tegasnya.
Sementara itu, Toni menginginkan agar koperasi menunjukkan batas-batas lahan mereka. Namun permintaan Toni itu langsung ditanggapi Murnelis. Selaku anggota koperasi, Toni seharusnya tidak perlu mempertanyakan hal itu.
Seperti ketahui, kelompok Toni Cs melakukan aksi di area plasma dengan menurunkan sejumlah warga Desa Ubar Mandiri. Aksi tersebut mendapat tandingan dari sekitar 700 lebih anggota koperasi di Desa Ubar Mandiri dan dari beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Cempaga Hulu. (sli/ce/ala/KOL)