PALANGKA RAYA-Dalam rangka memetakan mutu sistem pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah, pemerintah melakukan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Sebanyak 49 sekolah menengah pertama (SMP) negeri dan swasta di Palangka Raya mengikuti asesmen nasional ini. Menggunakan instrumen penilaian berupa asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
ANBK merupakan sistem ujian baru yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan sistem pendidikan. Telah dilaksanakan sejak 2021 lalu di Kota Palangka Raya. Ini merupakan kali kedua diselenggarakan, khususnya pada jenjang SMP.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Jayani SPd mengatakan, tahun ini terdapat 49 SMP negeri maupun swasta yang mengikuti asesmen. “Tahun ini yang melaksanakan secara online ada 26 sekolah, sedangkan yang offline 23 sekolah, jadi keseluruhannya ada 49 sekolah,” kata Jayani, Senin (19/9).
Jayani mengatakan, ANBK untuk jenjang SMP se-Kota Palangka Raya dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan fasilitas komputer yang dimiliki sekolah. Namun ada juga pelajar yang tidak dapat mengikuti ANBK secara daring karena keterbatasan akses internet. Meski demikian tetap bisa mengikuti asesmen di sekolah, meski terkendala jaringan.
“Karena secara tidak langsung, nanti setelah beberapa waktu baru dapat menginput, jadi baik offline maupun online dilakukan di sekolah, tapi yang offline ini karena terkendala jaringan,” tuturnya.
Sasaran ANBK adalah untuk mengukur kompetensi dasar minimum dari pelajar SMP, khususnya kemampuan literasi dan numerik. “Ini untuk mengukur kemampuan dasar para pelajar,” tuturnya.
Jayani mengungkapkan, pelaksanaan ANBK tak sebatas untuk mengukur kemampuan dasar peserta didik, tapi ANBK sebagai program dari Menteri Pendidikan dalam Kabinet Indonesia Maju ini digunakan secara langsung untuk mengukur efektivitas proses pembelajaran di sekolah. Jadi, tak hanya mengukur kemampuan peserta didik, tapi juga mengukur kemampuan tenaga pendidik di sekolah.
“Kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan juga diukur, terutama kemampuan guru dalam menerapkan kurikulum, bisa dinilai dari hasil asesmen,” bebernya.
Berbeda dengan ujian nasional yang mengujikan pelajar kelas tiga atau IX untuk menjadi tolok ukur kelulusan. ANBK ditujukan hanya untuk pelajar kelas dua atau kelas VIII. Bukan untuk kelulusan, melainkan sebagai cara menilai kemampuan dasar pelajar dalam numerasi dan literasi, sehingga menjadi bahan evaluasi kualitas penyelenggaraan pendidikan suatu sekolah.
Dijelaskan Jayani, untuk tingkat SMP, yang diuji adalah peserta didik kelas tengah seperti kelas VIII.
“Asesmen ini untuk yang kelas tengah seperti kelas delapan, kalau ambil kelas sembilan kan enggak ada ujian lagi, sementara kalau kelas tujuh, mereka masih baru,” ucapnya.
Terkait dengan beberapa sekolah yang dilanda banjir akhir-akhir ini, Jayani memastikan penyelenggaraan ujian tidak terganggu. Pihaknya telah melakukan monitoring ke sekolah-sekolah, khususnya yang di luar kota.
“Insyaallah tidak ada, karena sejauh yang kami pantau, banjir tidak sampai menggenangi lantai ruang kelas, seperti salah satu yang kami pantau di SMPN Satu Atap Sembilan, mereka sudah siap untuk melaksanakan ANBK,” ungkapnya.
“Sejauh ini tidak ada sekolah yang menyampaikan permintaan untuk menunda pelaksanaan ANBK karena alasan banjir,” tambahnya.
ANBK ini dilaksanakan berbasis komputer. Adanya fasilitas komputer yang cukup dan jaringan yang memadai menjadi kunci kesuksesan penyelenggaraan ANBK di sekolah. Terkait dengan sekolah yang masih kekurangan fasilitas komputer, Jayani memastikan sekolah dapat mengatasi dengan cara membagi beberapa sesi untuk ujian. Selain itu pihaknya disdik juga telah memberikan bantuan fasilitas komputer untuk sekolah-sekolah yang masih kekurangan.
“Untuk sekolah yang kekurangan komputer, ujian bisa dibuat per sesi, mulai tahun kemarin kan kami bantu fasilitas berupa komputer dan laptop, tahun ini juga seperti itu, kami serahkan ke sekolah-sekolah yang masih kekurangan, menggunakan dana insentif daerah,” jelasnya.
Terpisah, Kepala SMP Negeri 6 Palangka Raya Slamet Miharto mengatakan, persiapan ANBK yang dilakukan pihaknya tidak mengalami kendala. “Cuman pelaksanaan ANBK hari ini ada sedikit kendala yang online, dua siswa cadangan yang mengalami error masuk, tapi dicoba terus supaya di sesi satu bisa mengerjakan dengan baik, bisa kejadian error sampai sesi satu selesai takutnya mengulang lagi nantinya, itu kendala di pusat,” tuturnya.
Untuk menyukseskan pelaksanaan ANBK ini, pihak sekolah menyiapkan kecepatan jaringan 50 Mbps. “Itu sudah melebihi dari persyaratan jaringan sebagaimana ketentuan pusat,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 2 Palangka Raya M Serajudin Nur mengatakan jika pihaknya telah menyiapkan dengan baik pelaksanaan ANBK dengan melakukan gladi.
“Kesiapan sudah matang, kami adakan gladi kemarin dan berjalan lancar, tergantung server dari pusat lagi, terkait jaringan sudah kami penuhi sebagaimana ketentuan dari pusat,” tuturnya. (*dan/ce/ala)