Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Banjir Kobar Terparah, Jalur Kolam Lumpuh

PANGKALAN BUN-Banjir di wilayah Kotawaringin Barat (Kobar) terus meluas. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak pun terus bertambah. Makin parahnya bencana banjir kali ini mengakibatkan jalur yang menghubungkan Kota Pangkalan Bun dengan Kotawaringin Lama (Kolam) lumpuh. Kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.

Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono memastikan bahwa jalan penghubung Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama lumpuh total. Pengendara roda empat, enam, dan delapan dipastikan tidak dapat melintas. Badan jalan tertutup genangan air. Karena itu para pengendara yang punya tujuan perjalanan ke wilayah Kolam dan sekitarnya hingga Kabupaten Sukamara, diimbau untuk melintasi jalur Lamandau.

“Jalan tidak bisa dilewati untuk saat ini, karena ketinggian air mencapai 80 hingga 90 cm, kami pastikan akan beri peringatan kalau ada yang nekat,” kata Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono kepada wartawan, kemarin (18/10).

Di sekitar Bundaran Tudung Saji sudah disiapkan pos pengamanan. Para petugas atau satgas gabungan akan mengimbau dan memberikan informasi kepada pengguna jalan terkait kondisi jalan yang akan dilalui. Jika masih memaksakan untuk melintas, tentu akan sangat berbahaya. Terbukti beberapa kendaraan bermuatan berat yang nekat melintas, terguling dan terseret arus banjir.

“Kami juga mempersiapkan perahu bagi warga yang ingin melintas, kami memberikan bantuan evakuasi di lokasi banjir untuk membantu warga,” ujarnya.

Baca Juga :  Selidiki Limbah CPO PT MDP, DLH Ambil Sampel dari Dua Sumur

Petugas kepolisian tetap mengimbau agar para pengendara menggunakan jalan alternatif. Pasalnya, kondisi jalan penghubung tidak lagi memungkinkan untuk dilewati. Sangat berbahaya jika memaksa menerobos banjir yang berarus deras.

Sementara itu, setelah ditetapkan status tanggap darurat banjir, dalam waktu dekat pemerintah provinsi akan menyalurkan bantuan berupa puluhan ribu paket kepada para korban bencana banjir. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Edy Protowo usai rapat paripurna di gedung DPRD Kalteng.

“Pemerintah provinsi pada tahap awal ini akan menyalurkan bantuan sebanyak 20 ribu paket kepada masyarakat terdampak bencana,” ucapnya kepada awak media, selasa (18/10).

Bantuan tersebut akan mulai didistribusikan pada Rabu 18 Oktober. Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran akan menyerahkan secara simbolis kepada TNI-Polri yang akan bertugas menyalurkan bantuan itu ke lokasi-lokasi bencana. Kabupaten Kotawaringin Barat akan mendapat bantuan paling banyak sesuai jumlah kepala keluarga yang terdampak.

Mantan Bupati Pulang Pisau itu juga menyampaikan arahan gubernur kepada pemerintah kabupaten/kota untuk memperhatikan masyarakat yang menjadi korban bencana banjir tetap aman. Jika perlu dilakukan evakuasi, sesegera mungkin dilaksanakan. Selaian itu, Polda Kalteng juga menyediakan dapur umum untuk melayani kebutuhan makan dan minum para pengungsi.

Baca Juga :  Pemanfaatan SDA Harus Berdampak pada Daerah

“Apabila diperlukan evakuasi, maka akan dilakukan ke dataran tinggi dengan dibukanya tenda atau didirikannya secara mandiri, dengan catatan mesti layak, kami tidak ingin mereka yang terdampak banir ini tidak mendapatkan fasilitas yang baik, bahkan sarana prasarana juga kami perhatikan, dapur umum akan disediakan oleh kawan-kawan dari Polda Kalteng,” ucap Edy.

Sementara itu, Kepala BPB-PK Kalteng Falery Tuwan menyebut ada beberapa fasilitas umum yang terendam banjir. Misalnya, di Kabupaten Kotawaringin Timur ada beberapa unit fasilitas umum (fasum) dan 3 fasilitas kesehatan, 14 rumah ibadah, dan 11 sekolah. Di Lamandau ada 71 unit fasum. Berdasarkan laporan terkini, jumlah kabupaten/kota yang terdampak banjir masih sama, yakni 9 daerah.

“Pantauan pemerintah provinsi terfokus pada 9 daerah yang dilanda banjir, masih berpotensi terjadi banjir susulan karena curah hujan cukup tinggi,” ucap Falery Tuwan.

Ia menambahkan, banjir terparah terjadi di wilayah barat Kalteng, seperti Katingan, Sukamara, Kotim, Kobar, dan Lamandau. Laporan masuk ke BPBD Kalteng, korban terdampak per tanggal 18 Oktober bertambah menjadi 19421 KK dari jumlah hari sebelumnya 16.424 KK. Kotawaringin Barat merupakan kabupaten dengan jumlah korban terbanyak, yakni 5.045 KK.

“Menurut data, di Kabupaten Kobar ada 5.045 kepala keluarga terdampak,” sebutnya. (son/irj/ce/ala)

PANGKALAN BUN-Banjir di wilayah Kotawaringin Barat (Kobar) terus meluas. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak pun terus bertambah. Makin parahnya bencana banjir kali ini mengakibatkan jalur yang menghubungkan Kota Pangkalan Bun dengan Kotawaringin Lama (Kolam) lumpuh. Kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.

Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono memastikan bahwa jalan penghubung Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama lumpuh total. Pengendara roda empat, enam, dan delapan dipastikan tidak dapat melintas. Badan jalan tertutup genangan air. Karena itu para pengendara yang punya tujuan perjalanan ke wilayah Kolam dan sekitarnya hingga Kabupaten Sukamara, diimbau untuk melintasi jalur Lamandau.

“Jalan tidak bisa dilewati untuk saat ini, karena ketinggian air mencapai 80 hingga 90 cm, kami pastikan akan beri peringatan kalau ada yang nekat,” kata Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono kepada wartawan, kemarin (18/10).

Di sekitar Bundaran Tudung Saji sudah disiapkan pos pengamanan. Para petugas atau satgas gabungan akan mengimbau dan memberikan informasi kepada pengguna jalan terkait kondisi jalan yang akan dilalui. Jika masih memaksakan untuk melintas, tentu akan sangat berbahaya. Terbukti beberapa kendaraan bermuatan berat yang nekat melintas, terguling dan terseret arus banjir.

“Kami juga mempersiapkan perahu bagi warga yang ingin melintas, kami memberikan bantuan evakuasi di lokasi banjir untuk membantu warga,” ujarnya.

Baca Juga :  Selidiki Limbah CPO PT MDP, DLH Ambil Sampel dari Dua Sumur

Petugas kepolisian tetap mengimbau agar para pengendara menggunakan jalan alternatif. Pasalnya, kondisi jalan penghubung tidak lagi memungkinkan untuk dilewati. Sangat berbahaya jika memaksa menerobos banjir yang berarus deras.

Sementara itu, setelah ditetapkan status tanggap darurat banjir, dalam waktu dekat pemerintah provinsi akan menyalurkan bantuan berupa puluhan ribu paket kepada para korban bencana banjir. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Edy Protowo usai rapat paripurna di gedung DPRD Kalteng.

“Pemerintah provinsi pada tahap awal ini akan menyalurkan bantuan sebanyak 20 ribu paket kepada masyarakat terdampak bencana,” ucapnya kepada awak media, selasa (18/10).

Bantuan tersebut akan mulai didistribusikan pada Rabu 18 Oktober. Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran akan menyerahkan secara simbolis kepada TNI-Polri yang akan bertugas menyalurkan bantuan itu ke lokasi-lokasi bencana. Kabupaten Kotawaringin Barat akan mendapat bantuan paling banyak sesuai jumlah kepala keluarga yang terdampak.

Mantan Bupati Pulang Pisau itu juga menyampaikan arahan gubernur kepada pemerintah kabupaten/kota untuk memperhatikan masyarakat yang menjadi korban bencana banjir tetap aman. Jika perlu dilakukan evakuasi, sesegera mungkin dilaksanakan. Selaian itu, Polda Kalteng juga menyediakan dapur umum untuk melayani kebutuhan makan dan minum para pengungsi.

Baca Juga :  Pemanfaatan SDA Harus Berdampak pada Daerah

“Apabila diperlukan evakuasi, maka akan dilakukan ke dataran tinggi dengan dibukanya tenda atau didirikannya secara mandiri, dengan catatan mesti layak, kami tidak ingin mereka yang terdampak banir ini tidak mendapatkan fasilitas yang baik, bahkan sarana prasarana juga kami perhatikan, dapur umum akan disediakan oleh kawan-kawan dari Polda Kalteng,” ucap Edy.

Sementara itu, Kepala BPB-PK Kalteng Falery Tuwan menyebut ada beberapa fasilitas umum yang terendam banjir. Misalnya, di Kabupaten Kotawaringin Timur ada beberapa unit fasilitas umum (fasum) dan 3 fasilitas kesehatan, 14 rumah ibadah, dan 11 sekolah. Di Lamandau ada 71 unit fasum. Berdasarkan laporan terkini, jumlah kabupaten/kota yang terdampak banjir masih sama, yakni 9 daerah.

“Pantauan pemerintah provinsi terfokus pada 9 daerah yang dilanda banjir, masih berpotensi terjadi banjir susulan karena curah hujan cukup tinggi,” ucap Falery Tuwan.

Ia menambahkan, banjir terparah terjadi di wilayah barat Kalteng, seperti Katingan, Sukamara, Kotim, Kobar, dan Lamandau. Laporan masuk ke BPBD Kalteng, korban terdampak per tanggal 18 Oktober bertambah menjadi 19421 KK dari jumlah hari sebelumnya 16.424 KK. Kotawaringin Barat merupakan kabupaten dengan jumlah korban terbanyak, yakni 5.045 KK.

“Menurut data, di Kabupaten Kobar ada 5.045 kepala keluarga terdampak,” sebutnya. (son/irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/