Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Karhutla Tanggung Jawab Bersama

PALANGKA RAYA-Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin memimpin Apel dan Simulasi Peringatan Hari Kesiapsiagaan dan Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVII. Kegiatan ini dilaksanakan di Halaman Polsubsektor Jekan Raya, Rabu (26/4/2023).

Wali Kota menyampaikan, apel dan simulasi peringatan hari kesiapsiagaan bencana ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan personil dan peralatan, serta meningkatkan kemampuan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal penanganan saat terjadinya kebakaran hutan dan lahan, maupun banjir.

Kesiapan masyarakat menghadapi bencana, menentukan  besar kecilnya dampak bencana yang akan diterima. Oleh karena itu masyarakat harus memiliki kemampuan untuk bertahan dan membangun kembali kehidupannya setelah terkena bencana.

“Dengan dilaksanakan kegiatan ini memberitahukan bahwa pemerintah kota sudah siap dalam menghadapi prediksi bencana, dalam hal ini kebakaran hutan,” katanya saat diwawancara.

Baca Juga :  Pemko Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik

Selain itu, Wali Kota juga mengatakan, dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah yang Ke-XXVII Tahun 2023 ini telah memasuki usia yang cukup dewasa untuk memacu semangat otonomi daerah. “Otonomi Daerah Maju, Indonesia Unggul” memiliki makna yang mendalam dalam pelaksanaan otonomi daerah di daerah khususnya, dimana pemerintah daerah memiliki kewajiban dan tanggung jawab bersama masyarakat untuk membangun dan memajukan daerahnya masing-masing.

Usai pelaksanaan apel, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi dalam rangka antisipasi menghadapi kebakaran hutan dan lahan.

Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani menambahkan, dari simulasi yang dilakukan ada beberapa poin yang bisa dipetik, di antaranya, penanganan karhutla ini bukanlah hanya tanggung jawab BPBD saja. Akan tetapi penanganan karhutla merupakan tanggung jawab bersama baik dari tingkat masyarakat, pemerintah, aparat dan relawan serta kelurahan-kelurahan yang ada di daerah setempat.

Baca Juga :  Persaingan Masuk Kedokteran UPR Prodi Pendidikan Dokter UPR Paling Ketat

Untuk menghadapi akan terjadinya karhutla pada musim kemarau ini, BPBD telah mensiagakan 500 sampai 600 personel di tiap-tiap kelurahan baik dari tim TSAK, Babinsa (Bintara Pembina Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), BPBD, pemadam kebakaran (damkar) dan relawan sosial. (*wls/*mut/ans)

PALANGKA RAYA-Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin memimpin Apel dan Simulasi Peringatan Hari Kesiapsiagaan dan Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVII. Kegiatan ini dilaksanakan di Halaman Polsubsektor Jekan Raya, Rabu (26/4/2023).

Wali Kota menyampaikan, apel dan simulasi peringatan hari kesiapsiagaan bencana ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan personil dan peralatan, serta meningkatkan kemampuan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal penanganan saat terjadinya kebakaran hutan dan lahan, maupun banjir.

Kesiapan masyarakat menghadapi bencana, menentukan  besar kecilnya dampak bencana yang akan diterima. Oleh karena itu masyarakat harus memiliki kemampuan untuk bertahan dan membangun kembali kehidupannya setelah terkena bencana.

“Dengan dilaksanakan kegiatan ini memberitahukan bahwa pemerintah kota sudah siap dalam menghadapi prediksi bencana, dalam hal ini kebakaran hutan,” katanya saat diwawancara.

Baca Juga :  Pemko Raih Peringkat Pertama Keterbukaan Informasi Publik

Selain itu, Wali Kota juga mengatakan, dalam Peringatan Hari Otonomi Daerah yang Ke-XXVII Tahun 2023 ini telah memasuki usia yang cukup dewasa untuk memacu semangat otonomi daerah. “Otonomi Daerah Maju, Indonesia Unggul” memiliki makna yang mendalam dalam pelaksanaan otonomi daerah di daerah khususnya, dimana pemerintah daerah memiliki kewajiban dan tanggung jawab bersama masyarakat untuk membangun dan memajukan daerahnya masing-masing.

Usai pelaksanaan apel, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi dalam rangka antisipasi menghadapi kebakaran hutan dan lahan.

Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani menambahkan, dari simulasi yang dilakukan ada beberapa poin yang bisa dipetik, di antaranya, penanganan karhutla ini bukanlah hanya tanggung jawab BPBD saja. Akan tetapi penanganan karhutla merupakan tanggung jawab bersama baik dari tingkat masyarakat, pemerintah, aparat dan relawan serta kelurahan-kelurahan yang ada di daerah setempat.

Baca Juga :  Persaingan Masuk Kedokteran UPR Prodi Pendidikan Dokter UPR Paling Ketat

Untuk menghadapi akan terjadinya karhutla pada musim kemarau ini, BPBD telah mensiagakan 500 sampai 600 personel di tiap-tiap kelurahan baik dari tim TSAK, Babinsa (Bintara Pembina Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), BPBD, pemadam kebakaran (damkar) dan relawan sosial. (*wls/*mut/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/