PALANGKA RAYA-Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) tahun 2023 dalam rangka memeriahkan peringatan hari jadi ke-66 Provinsi Kalteng dirangkai dengan berbagai kegiatan. Salah satunya lomba perahu hias antarinstansi dan antarpemda. Perlombaan yang digelar di Sungai Kahayan, kawasan Flamboyan Bawah, Palangka Raya pada Selasa siang (23/5), cukup memikat perhatian wisatawan lokal, nusantara, maupun mancanegara.
Lomba perahu hias kali ini diikuti 13 instansi pemerintah. Terdiri dari perangkat daerah Provinsi Kalteng, pemerintah daerah (pemda) kabupaten/kota, serta instansi vertikal. Masing-masing mengirimkan satu kontingen untuk berpartisipasi meramaikan perlombaan tersebut.
Melalui event ini diharapkan makin meningkatkan daya tarik pariwisata Bumi Tambun Bungai melalui penggalian potensi kearifan lokal masyarakat yang hidup di wilayah tepian sungai.
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko mengatakan, eksistensi lomba perahu hias di samping untuk menyajikan sarana hiburan kepada masyarakat, juga sebagai sarana meningkatkan partisipasi masyarakat yang tinggal di tepian sungai untuk menduniakan pariwisata Kalteng.
“Momen ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat yang tinggal di tepian sungai untuk senantiasa merawat dan memperindah perahu, sehingga dapat menarik minat para turis domestik maupun mancanegara melalui upaya mem-branding kearifan lokal,” ucap Yuas dalam sambutan sebelum membuka perlombaan.
Yuas mengatakan, dari upaya penggalian potensi kebudayaan berkearifan lokal masyarakat pinggir sungai melalui lomba perahu hias ini, diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya berlandaskan kearifan lokal.
“Momentum ini sebaiknya jangan hanya dimaknai sebagai seremonial dan hiburan belaka, tetapi juga upaya mengedukasi seluruh lapisan masyarakat agar lebih peduli dan cinta terhadap kebudayaan yang telah diwariskan nenek moyang kita,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng, Adiah Chandra Sari mengatakan, pemenang lomba perahu hias dinilai berdasarkan sinopsis, kesesuaian tema, dekorasi kapal, media dekorasi yang ramah lingkungan, umbul-umbul, dan jumlah kru yang maksimal 20 orang.
“Kami juga menilai dari segi keselamatan atau safety-nya, terdiri dari pelampung dan APAR yang berjumlah minimal 50 persen dari jumlah kru,” ujar Adiah di sela-sela perlombaan berlangsung.
Selain itu, lanjut Adiah, atraksi yang diperlihatkan para penari berkontribusi 20 persen untuk penilaian. Bisa saja dengan menari diiringi musik instrumen maupun musik hidup. “Perahu hias secara keseluruhan akan berkontribusi 80 persen untuk penilaian, sedangkan atraksi 20 persen,” tandasnya.
Tahun ini, Pemko Palangka Raya dan RSUD dr Doris Sylvanus berhasil meraih juara pertama setelah mendapat skor tertinggi. Pada perlombaan perahu hias kali ini, Kota Palangka Raya selaku tuan rumah menampilkan kapal yang indah, dihiasi dengan berbagai ornamen khas Dayak. Selain itu, di atas perahu hias tersebut, ada sekitar 20 orang yang menampilkan tarian khas Dayak, lengkap dengan pengiring musiknya.
“Selama seminggu kami sudah mempersiapkan untuk bisa meraih kembali juara umum, dengan mengangkat tema Naga Hai Galang yang merupakan legenda masyarakat di Kecamatan Rakumpit yang turun-temurun diwariskan, kami tentu berharap bisa memenangkan perlombaan kali ini,” ucap Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Palangka Raya Iin Hendrayati Idris.
Iin berharap pada perlombaan lainnya kontingen Palangka Raya bisa merebut juara satu, sehingga Palangka Raya bisa kembali menjadi juara umum sebagimana tahun lalu.
“Ini merupakan awal, sama seperti tahun lalu kami menjadi juara umum, dalam lomba perahu hias kami juga raih juara satu, tentu ini menjadi tantangan bagi kami untuk bisa mempertahankan itu, kami bersyukur bisa kembali memenangkan lomba (perahu hias, red), dan ini menjadi awal yang baik, semoga ke depannya tetap menempati posisi juara satu di setiap cabang lomba, sehingga bisa meraih lagi juara umum,” pungkasnya. (dan/*mut/ce/ala)