Jumat, September 20, 2024
29.1 C
Palangkaraya

Libur Telah Usai, Waktunya Belajar Lagi

PALANGKA RAYA-Setelah kurang lebih dua pekan berlibur, akhirnya peserta didik berbagai jenjang pendidikan di Kota Palangka Raya masuk sekolah lagi, Senin (10/7). Hari pertama sekolah, para peserta didik baru diantar orang tua masing-masing. Seperti yang terlihat di SDN 6 Palangka. Mereka merasakan kali pertama mengikuti upacara bendera.

Sekolah yang terletak di Jalan Tjilik Riwut tersebut menerima 49 orang peserta didik baru yang dibagi dalam dua kelas. Sejak Senin hingga tiga hari ke depan, peserta didik baru ada beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Orang tua/wali dibolehkan untuk menunggu di area sekolah.

Kepala SDN 6 Palangka, Bayer mengatakan, sejatinya tiap kelas ditempati 28 murid. Namun karena yang mengembalikan berkas hanya 49 orang, sehingga hanya jumlah tersebut yang dibagi untuk kelas A dan B.

Bayer juga mengklarifikasi soal adanya kesalahpahaman orang tua murid yang menyebut sekolah melakukan pungutan liar (pungli). Bayer menegaskan tidak benar jika sekolah melakukan pungli. Pihak sekolah hanya meminta para orang tua/wali murid membeli seragam untuk anak-anak mereka.

Baca Juga :  PPNI Palangka Raya Tetap Dihati Anggota dan Masyarakat

“Kami punya penjahit khusus seragam sekolah, khususnya batik dan seragam olahraga, itu yang memang harus dibeli oleh murid, biar seragam dan tidak ada kesenjangan atau kecemburuan, kalau berbeda pakaian yang dikenakan murid, khawatirnya nanti ada yang jadi minder,” tuturnya.

Kalteng Pos sempat mewawancarai beberapa orang tua/wali murid yang tengah menunggui anak masing-masing. Salah satunya ibu Susi. Ia mengatakan, bersekolah di SDN 6 Palangka merupakan pilihan putranya.

“Enggak apa-apa agak jauh, asalkan anak senang, kalau dia senang untuk sekolah, enggak akan jadi beban, kalo kita paksa, justru itu menjadi beban bagi anak, kasihan, anak saya tahu tentang sekolah ini dari temannya, jadi sekalian aja,” ucapnya.

Sementara itu, Tio (orang tua murid lainnya) mengaku tidak mengalami kesulitan mendaftarkan anaknya ke SDN 6 Palangka, karena tempat tinggalnya tak jauh dari lokasi sekolah. Ia memasukkan putrinya ke sekolah tersebut karena jarak tempuh cukup dekat dari rumah. Selain itu, ia meyakini sekolah tersebut memiliki fasilitas yang memadai serta tenaga pendidik yang berkompeten.

Baca Juga :  Salurkan Bantuan Banjir ke Katingan

Hari pertama masuk sekolah untuk peserta didik baru sudah dimulai Senin, (10/7). Namun hingga saat ini belum ada data valid terkait jumlah perserta didik baru jenjang SD maupun SMP yang notabene berada di bawah pengawasan pihaknya. “Karena pihak sekolah belum mengumpulkan data ke kami,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Jayani.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini para guru sedang sibuk dengan urusan sekolah pada awal tahun ajaran baru. “Jadi biarkan saja mereka fokus dahulu untuk kegiatan MPLS,” tuturnya.

Jayani menyebut kemungkinan data tersebut akan diterima pihaknya setelah rangkaian kegiatan sekolah di awal tahun ajaran baru selesai. “Biasanya mulai dikumpulkan setelah MPLS,” katanya.

Para guru memang punya kewajiban menginput data tersebut ke dapodik. “Mereka wajib memasukkan data itu selambat-lambatnya akhir Agustus,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan kadis, biasanya akan di-cut off pada 31 Agustus. “Karena itu batas akhir bagi para guru meng-input di dapodik, sekaligus melaporkan ke dinas pendidikan,” pungkasnya. (mut/zia/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Setelah kurang lebih dua pekan berlibur, akhirnya peserta didik berbagai jenjang pendidikan di Kota Palangka Raya masuk sekolah lagi, Senin (10/7). Hari pertama sekolah, para peserta didik baru diantar orang tua masing-masing. Seperti yang terlihat di SDN 6 Palangka. Mereka merasakan kali pertama mengikuti upacara bendera.

Sekolah yang terletak di Jalan Tjilik Riwut tersebut menerima 49 orang peserta didik baru yang dibagi dalam dua kelas. Sejak Senin hingga tiga hari ke depan, peserta didik baru ada beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Orang tua/wali dibolehkan untuk menunggu di area sekolah.

Kepala SDN 6 Palangka, Bayer mengatakan, sejatinya tiap kelas ditempati 28 murid. Namun karena yang mengembalikan berkas hanya 49 orang, sehingga hanya jumlah tersebut yang dibagi untuk kelas A dan B.

Bayer juga mengklarifikasi soal adanya kesalahpahaman orang tua murid yang menyebut sekolah melakukan pungutan liar (pungli). Bayer menegaskan tidak benar jika sekolah melakukan pungli. Pihak sekolah hanya meminta para orang tua/wali murid membeli seragam untuk anak-anak mereka.

Baca Juga :  PPNI Palangka Raya Tetap Dihati Anggota dan Masyarakat

“Kami punya penjahit khusus seragam sekolah, khususnya batik dan seragam olahraga, itu yang memang harus dibeli oleh murid, biar seragam dan tidak ada kesenjangan atau kecemburuan, kalau berbeda pakaian yang dikenakan murid, khawatirnya nanti ada yang jadi minder,” tuturnya.

Kalteng Pos sempat mewawancarai beberapa orang tua/wali murid yang tengah menunggui anak masing-masing. Salah satunya ibu Susi. Ia mengatakan, bersekolah di SDN 6 Palangka merupakan pilihan putranya.

“Enggak apa-apa agak jauh, asalkan anak senang, kalau dia senang untuk sekolah, enggak akan jadi beban, kalo kita paksa, justru itu menjadi beban bagi anak, kasihan, anak saya tahu tentang sekolah ini dari temannya, jadi sekalian aja,” ucapnya.

Sementara itu, Tio (orang tua murid lainnya) mengaku tidak mengalami kesulitan mendaftarkan anaknya ke SDN 6 Palangka, karena tempat tinggalnya tak jauh dari lokasi sekolah. Ia memasukkan putrinya ke sekolah tersebut karena jarak tempuh cukup dekat dari rumah. Selain itu, ia meyakini sekolah tersebut memiliki fasilitas yang memadai serta tenaga pendidik yang berkompeten.

Baca Juga :  Salurkan Bantuan Banjir ke Katingan

Hari pertama masuk sekolah untuk peserta didik baru sudah dimulai Senin, (10/7). Namun hingga saat ini belum ada data valid terkait jumlah perserta didik baru jenjang SD maupun SMP yang notabene berada di bawah pengawasan pihaknya. “Karena pihak sekolah belum mengumpulkan data ke kami,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya Jayani.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini para guru sedang sibuk dengan urusan sekolah pada awal tahun ajaran baru. “Jadi biarkan saja mereka fokus dahulu untuk kegiatan MPLS,” tuturnya.

Jayani menyebut kemungkinan data tersebut akan diterima pihaknya setelah rangkaian kegiatan sekolah di awal tahun ajaran baru selesai. “Biasanya mulai dikumpulkan setelah MPLS,” katanya.

Para guru memang punya kewajiban menginput data tersebut ke dapodik. “Mereka wajib memasukkan data itu selambat-lambatnya akhir Agustus,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan kadis, biasanya akan di-cut off pada 31 Agustus. “Karena itu batas akhir bagi para guru meng-input di dapodik, sekaligus melaporkan ke dinas pendidikan,” pungkasnya. (mut/zia/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/