Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Kecanduan Gadget Memicu Gangguan Psikis Anak

PALANGKA RAYA-Penggunaan gadget atau gawai secara berlebihan dapat mengganggu kondisi psikis anak-anak. Gangguan psikis kebanyakan dipicu oleh aktivitas bermain gawai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari anak. Aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh anak-anak untuk membantu perkembangan psikomotoriknya, justru menjadi terhambat oleh aktivitas bermain gawai yang berlebihan alias tidak ingat waktu.

Plt Kasi Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Rehabilitasi Sosial dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kalawa Atei, dr Khrist Gafriela Josefa mengungkapkan, pernah ada anak yang dirawat di RSJ Kalawa Atei karena gangguan mental akibat kecanduan bermain gawai.

“Berapa jumlahnya atau kapan dirawatnya, saya tidak tahu data pastinya, tetapi memang kasus anak-anak yang menderita gangguan mental akibat gadget jarang sekali, dalam kurun waktu satu tahun belum tentu ada, tetapi kasus seperti itu tetap ada, walau hanya satu atau dua saja,” beber Khrist kepada Kalteng Pos, Rabu (12/7).

Ia menjelaskan, gejala pada anak-anak yang kecanduan bermain gawai adalah kesulitan tidur, komunikasi interpersonal terhambat, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal, seperti enggan bersekolah dan keinginan untuk terus bermain gawai.

Baca Juga :  Selama Tahun 2022, 200 Ribu Orang Meninggal karena Jantung

“Kalau sampai mengganggu fungsinya sehari-hari, misal mahasiswa harusnya kuliah atau anak-anak seharusnya sekolah, tetapi malah mau main terus, berarti di situ gawai sudah mengganggu fungsi hidup sehari-hari, biasanya itu perlu perawatan,” jelasnya.

Perawatan tersebut, lanjutnya, tidak hanya membutuhkan perawatan dengan pemberian obat minum, tetapi juga disuntik. Juga butuh waktu untuk rawat inap di RSJ Kalawa Atei.

“Namun sekali lagi saya katakan, kasus anak-anak yang kecanduan gawai dan dirawat di sini jarang sekali, bukan seperti penyakit-penyakit rutin yang biasanya, dalam satu tahun belum tentu ada. Kalaupun ada, mungkin enggak sampai tahap yang parah,” tuturnya.

Kebanyakan pola kasus kecanduan gawai terjadi ketika anak-anak bermain game. Dijelaskan Khrist, anak-anak yang suka bermain game biasanya tahan hingga berhari-hari tidak melakukan aktivitas apapun dan hanya fokus bermain game, tanpa menghiraukan makan, tidur, dan aktivitas utama lainnya.

“Biasanya yang dapat mengganggu fungsi kerja otaknya itu karena kurang waktu istirahat. Misalkan main game selama tiga hari tiga malam, tidak tidur sama sekali, itu yang dapat mengganggu fungsi kerja otak, gangguan mental kan terjadi karena neurotransmitter atau hormon-hormon lain di otak tidak seimbang karena aktivitas berlebihan bermain gawai,” jelasnya.

Baca Juga :  Setiap Tahun 18 Juta Orang Meninggal Akibat Jantung

Khrist menjelaskan, akibat dari aktivitas menggunakan gawai yang tiada henti dapat menyebabkan gangguan sistem kerja otak. Gangguan sistem kerja otak pada anak-anak, yang dapat dilihat orang-orang adalah berbagai perilaku yang sedikit menyimpang dari kebiasaan normal.

“Gejala-gejala itu seperti; dia mendengar bisikan, diajak ngomong tidak nyambung, mudah marah, walau dengan trigger yang sepele saja bisa marah berlebihan, inilah efek dari gangguan sistem kerja otak akibat keseringan bermain gawai,” terangnya.

Ia menegaskan perlu ada pembatasan waktu bermain gadget. Selain itu, waktu-waktu kebutuhan manusia, seperti istirahat, tidak boleh dilewatkan.

“Waktu istirahat harus cukup, karena yang mengganggu sistem kerja otak itu kalau tidak istirahat sesuai waktu, kemudian ikutilah kegiatan-kegiatan positif, misalnya kegiatan outdoor yang menuntut untuk bergerak,” tandasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Penggunaan gadget atau gawai secara berlebihan dapat mengganggu kondisi psikis anak-anak. Gangguan psikis kebanyakan dipicu oleh aktivitas bermain gawai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari anak. Aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh anak-anak untuk membantu perkembangan psikomotoriknya, justru menjadi terhambat oleh aktivitas bermain gawai yang berlebihan alias tidak ingat waktu.

Plt Kasi Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Rehabilitasi Sosial dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kalawa Atei, dr Khrist Gafriela Josefa mengungkapkan, pernah ada anak yang dirawat di RSJ Kalawa Atei karena gangguan mental akibat kecanduan bermain gawai.

“Berapa jumlahnya atau kapan dirawatnya, saya tidak tahu data pastinya, tetapi memang kasus anak-anak yang menderita gangguan mental akibat gadget jarang sekali, dalam kurun waktu satu tahun belum tentu ada, tetapi kasus seperti itu tetap ada, walau hanya satu atau dua saja,” beber Khrist kepada Kalteng Pos, Rabu (12/7).

Ia menjelaskan, gejala pada anak-anak yang kecanduan bermain gawai adalah kesulitan tidur, komunikasi interpersonal terhambat, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal, seperti enggan bersekolah dan keinginan untuk terus bermain gawai.

Baca Juga :  Selama Tahun 2022, 200 Ribu Orang Meninggal karena Jantung

“Kalau sampai mengganggu fungsinya sehari-hari, misal mahasiswa harusnya kuliah atau anak-anak seharusnya sekolah, tetapi malah mau main terus, berarti di situ gawai sudah mengganggu fungsi hidup sehari-hari, biasanya itu perlu perawatan,” jelasnya.

Perawatan tersebut, lanjutnya, tidak hanya membutuhkan perawatan dengan pemberian obat minum, tetapi juga disuntik. Juga butuh waktu untuk rawat inap di RSJ Kalawa Atei.

“Namun sekali lagi saya katakan, kasus anak-anak yang kecanduan gawai dan dirawat di sini jarang sekali, bukan seperti penyakit-penyakit rutin yang biasanya, dalam satu tahun belum tentu ada. Kalaupun ada, mungkin enggak sampai tahap yang parah,” tuturnya.

Kebanyakan pola kasus kecanduan gawai terjadi ketika anak-anak bermain game. Dijelaskan Khrist, anak-anak yang suka bermain game biasanya tahan hingga berhari-hari tidak melakukan aktivitas apapun dan hanya fokus bermain game, tanpa menghiraukan makan, tidur, dan aktivitas utama lainnya.

“Biasanya yang dapat mengganggu fungsi kerja otaknya itu karena kurang waktu istirahat. Misalkan main game selama tiga hari tiga malam, tidak tidur sama sekali, itu yang dapat mengganggu fungsi kerja otak, gangguan mental kan terjadi karena neurotransmitter atau hormon-hormon lain di otak tidak seimbang karena aktivitas berlebihan bermain gawai,” jelasnya.

Baca Juga :  Setiap Tahun 18 Juta Orang Meninggal Akibat Jantung

Khrist menjelaskan, akibat dari aktivitas menggunakan gawai yang tiada henti dapat menyebabkan gangguan sistem kerja otak. Gangguan sistem kerja otak pada anak-anak, yang dapat dilihat orang-orang adalah berbagai perilaku yang sedikit menyimpang dari kebiasaan normal.

“Gejala-gejala itu seperti; dia mendengar bisikan, diajak ngomong tidak nyambung, mudah marah, walau dengan trigger yang sepele saja bisa marah berlebihan, inilah efek dari gangguan sistem kerja otak akibat keseringan bermain gawai,” terangnya.

Ia menegaskan perlu ada pembatasan waktu bermain gadget. Selain itu, waktu-waktu kebutuhan manusia, seperti istirahat, tidak boleh dilewatkan.

“Waktu istirahat harus cukup, karena yang mengganggu sistem kerja otak itu kalau tidak istirahat sesuai waktu, kemudian ikutilah kegiatan-kegiatan positif, misalnya kegiatan outdoor yang menuntut untuk bergerak,” tandasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/