Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Fairid: Alhamdulillah, Adek Wahyu Sudah Ditangani Secara Medis

PALANGKA RAYA-Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin bergerak cepat ketika mengetahui ada warganya yang sedang sakit dan perlu pertolongan. Seperti yang anak tujuh tahun Wahyu Hidayat yang diduga terserang kanker otot.

“Alhamdulillah adek Wahyu Hidayat warga tampung penyang yang banyak diberitakan, sekarang sudah dievakuasi oleh ambulance Palangka Raya, Kepala Puskemas Bukit Hindu dan di rujuk ke RS Doris Sylvanus siang tadi untuk di tangani lebih lanjut secara medis,” tegas Fairid Naparin, kemarin (11/8).

Sekarang Wahyu telah di ruangan Lavender No 1. Bantuan ini menggunakan program dari Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi Kalteng sampai dengan selesai. Dan juga layanan BPJS Kesehatan Pemkot Palangka Raya.

 

“Saat ini pasien dirawat di RSUD dr Doris Sylvanus dengan skema pembiayaan JKN UHC (BPJS) Pemko Palangka Raya,” kata kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya drg Andjar Hari Purnomo kepada Kalteng Pos, kemarin.

 

Nama bocah tersebut Wahyu Hidayat yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Ngadio (51) dan Salbiah (43). Ia diperkirakan sudah dua tahun belakang ini menderita penyakit yang menyerang pada bagian lengan kanannya tersebut. Pengobatan demi pengobatan pun sudah ditempuh dengan harapan anaknya tersebut.

Dari pantauan awak media di lapangan, bertempat di rumahnya yang terletak di Jalan Tampung Penyang II Gang II B, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, terpancar raut wajah polos Wahyu Hidayat seraya berbaring di atas kasur didampingi orang tuanya.

Dengan tatapan polosnya menatap langit-langit rumahnya, ia hanya bisa menelentangkan tangan kanannya yang diduga terserang kanker otot tersebut. Bocah yang kerap disapa Wahyu ini juga terpaksa sekolah untuk menempuh pengobatan dengan bolak balik dari Palangka Raya-Banjarmasin.

Baca Juga :  Jangan Sampai Mengganggu Tugas Sebagai Dewan

Ketua RT 06, Ahmad Kholidin Effendy mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, awal mula munculnya penyakit itu di saat Wahyu ini tengah bermain di masjid sekitar rumah saat mengaji di siang hari.

“Di saat sedang asyik bermain itu, tiba-tiba terjatuh. Tidak lama setelah itu, awalnya terdapat benjolan kecil pada lengan kanannya tersebut,” katanya saat dikonfirmasi, Jum’at (11/8).

Lanjutnya, mengetahui adanya hal tersebut, kedua orang tua langsung melaporkan ke RT. Dikarenakan saat itu belum memiliki BPJS sehingga menggunakan SKTM untuk merujuk ke Rumah Sakit Doris Sylvanus guna mendapat penanganan medis.

“Kami warga setempat urunan uang untuk membantu perawatan Wahyu. Saat di rawat di RSUD Doris Sylvanus, pihak medis belum dapat mendiagnosa apa penyakit yang dideritanya ketika itu,” paparnya.

Dari situ, pihak RSUD Doris Sylvanus memberikan rujukan kepada anggota keluarga agar pasien ini dapat menjalani perawatan dan kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin. Wahyu ketika berbulan-bulan menjalani penanganan medis di sana.

“Dikarenakan keterbatasan biaya dan jarak tempuh bolak-balik yang cukup jauh serta ditambah kondisi anak yang tidak betah karena trauma dengan jarum suntik, sehingga diputuskan untuk pulang hingga hanya menjalani perawatan di rumah menggunakan obat-obat tradisional,” urainya.

Menurutnya, saat menjalani perawatan di rumah itu, Wahyu diberikan ramuan herbal berupa air bajakah. Dari awalnya hanya menderita benjolan di tangan, tidak lama benjolan itu pecah hingga mengeluarkan cairan darah cukup banyak.

“Tidak lama setelah benjolan pecah tersebut, selama bulan terakhir ini seperti tumbuh daging pada sekitar tangan kanannya itu dan sepekan terakhir ini mulai mengeluarkan aroma kurang sedap,” ungkapnya.

Baca Juga :  Karhutla Kalteng Naik Drastis, Lahan Gambut Makin Kritis 

Dijabarkannya, bahwa berdasarkan informasi yang didapatkan, jika opsi pilihan yang diberikan pihak RSUD Ulin saat itu adalah harus dilakukan amputasi pada bagian tangan kanan Wahyu yang terserang penyakit tersebut.

“Syaraf pada tangan Wahyu yang sakit itu sudah tidak berfungsi lagi, sehingga jalan satu-satunya adalah harus diamputasi. Namun ketika itu pihak keluarga sempat menolak, kita juga tidak bisa memaksa. Semua kembali kekesepakatan pihak keluarga nantinya seperti,” tandasnya.

Ia juga mengungkapkan, terkait pilihan amputasi yang disarankan oleh pihak rumah sakit terhadap adiknya itu, mereka masih mendiskusikannya terlebih dahulu. Mengingat ini bukanlah pilihan yang mudah.

“Untuk tindakan amputasi, keluarga masih mendiskusikannya. Namun secara pribadi saya hanya membantu bagaimana penanganan dan administrasi buat keluar,” cecarnya.

Untuk diketahui, bahwa Wahyu Hidayat kembali dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus Siang (10/8). Hal ini guna segera diambil tindakan lebih lanjut. Ia dievakuasi menggunakan ambulance Call Center 112 Kota Palangka Raya.

Wahyu juga menyebutkan bahwa tindakan yang ia ambil merupakan program yang disampaikan oleh Walikota.

“Pada saat pengantar ke Dorris Sylvanus, ini atas perintah Walikota yang meminta untuk pada hari itu juga diantar kerumah sakit, dengan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan,” tegasnya.

Selanjutnya ia hanya menyerahkan proses kepada pihak yang lebih ahli. Ia merasa senang telah membantu secara administrasi dan berharap kondisi Wahyu Bisa lebih membaik.

Hal ini juga disampaikan oleh Hellyana sekaku Kepala UPTD Puskesmas Bukit Hindu dan ia berharap kondisi dari Wahyu bisa lebih membaik. “Harapannya ade wahyu segera mendapat perawatan lebih lanjut dan kondisinya bisa jauh membaik,” tegas Hellyana. (irj/ala)

PALANGKA RAYA-Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin bergerak cepat ketika mengetahui ada warganya yang sedang sakit dan perlu pertolongan. Seperti yang anak tujuh tahun Wahyu Hidayat yang diduga terserang kanker otot.

“Alhamdulillah adek Wahyu Hidayat warga tampung penyang yang banyak diberitakan, sekarang sudah dievakuasi oleh ambulance Palangka Raya, Kepala Puskemas Bukit Hindu dan di rujuk ke RS Doris Sylvanus siang tadi untuk di tangani lebih lanjut secara medis,” tegas Fairid Naparin, kemarin (11/8).

Sekarang Wahyu telah di ruangan Lavender No 1. Bantuan ini menggunakan program dari Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi Kalteng sampai dengan selesai. Dan juga layanan BPJS Kesehatan Pemkot Palangka Raya.

 

“Saat ini pasien dirawat di RSUD dr Doris Sylvanus dengan skema pembiayaan JKN UHC (BPJS) Pemko Palangka Raya,” kata kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya drg Andjar Hari Purnomo kepada Kalteng Pos, kemarin.

 

Nama bocah tersebut Wahyu Hidayat yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Ngadio (51) dan Salbiah (43). Ia diperkirakan sudah dua tahun belakang ini menderita penyakit yang menyerang pada bagian lengan kanannya tersebut. Pengobatan demi pengobatan pun sudah ditempuh dengan harapan anaknya tersebut.

Dari pantauan awak media di lapangan, bertempat di rumahnya yang terletak di Jalan Tampung Penyang II Gang II B, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, terpancar raut wajah polos Wahyu Hidayat seraya berbaring di atas kasur didampingi orang tuanya.

Dengan tatapan polosnya menatap langit-langit rumahnya, ia hanya bisa menelentangkan tangan kanannya yang diduga terserang kanker otot tersebut. Bocah yang kerap disapa Wahyu ini juga terpaksa sekolah untuk menempuh pengobatan dengan bolak balik dari Palangka Raya-Banjarmasin.

Baca Juga :  Jangan Sampai Mengganggu Tugas Sebagai Dewan

Ketua RT 06, Ahmad Kholidin Effendy mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, awal mula munculnya penyakit itu di saat Wahyu ini tengah bermain di masjid sekitar rumah saat mengaji di siang hari.

“Di saat sedang asyik bermain itu, tiba-tiba terjatuh. Tidak lama setelah itu, awalnya terdapat benjolan kecil pada lengan kanannya tersebut,” katanya saat dikonfirmasi, Jum’at (11/8).

Lanjutnya, mengetahui adanya hal tersebut, kedua orang tua langsung melaporkan ke RT. Dikarenakan saat itu belum memiliki BPJS sehingga menggunakan SKTM untuk merujuk ke Rumah Sakit Doris Sylvanus guna mendapat penanganan medis.

“Kami warga setempat urunan uang untuk membantu perawatan Wahyu. Saat di rawat di RSUD Doris Sylvanus, pihak medis belum dapat mendiagnosa apa penyakit yang dideritanya ketika itu,” paparnya.

Dari situ, pihak RSUD Doris Sylvanus memberikan rujukan kepada anggota keluarga agar pasien ini dapat menjalani perawatan dan kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin. Wahyu ketika berbulan-bulan menjalani penanganan medis di sana.

“Dikarenakan keterbatasan biaya dan jarak tempuh bolak-balik yang cukup jauh serta ditambah kondisi anak yang tidak betah karena trauma dengan jarum suntik, sehingga diputuskan untuk pulang hingga hanya menjalani perawatan di rumah menggunakan obat-obat tradisional,” urainya.

Menurutnya, saat menjalani perawatan di rumah itu, Wahyu diberikan ramuan herbal berupa air bajakah. Dari awalnya hanya menderita benjolan di tangan, tidak lama benjolan itu pecah hingga mengeluarkan cairan darah cukup banyak.

“Tidak lama setelah benjolan pecah tersebut, selama bulan terakhir ini seperti tumbuh daging pada sekitar tangan kanannya itu dan sepekan terakhir ini mulai mengeluarkan aroma kurang sedap,” ungkapnya.

Baca Juga :  Karhutla Kalteng Naik Drastis, Lahan Gambut Makin Kritis 

Dijabarkannya, bahwa berdasarkan informasi yang didapatkan, jika opsi pilihan yang diberikan pihak RSUD Ulin saat itu adalah harus dilakukan amputasi pada bagian tangan kanan Wahyu yang terserang penyakit tersebut.

“Syaraf pada tangan Wahyu yang sakit itu sudah tidak berfungsi lagi, sehingga jalan satu-satunya adalah harus diamputasi. Namun ketika itu pihak keluarga sempat menolak, kita juga tidak bisa memaksa. Semua kembali kekesepakatan pihak keluarga nantinya seperti,” tandasnya.

Ia juga mengungkapkan, terkait pilihan amputasi yang disarankan oleh pihak rumah sakit terhadap adiknya itu, mereka masih mendiskusikannya terlebih dahulu. Mengingat ini bukanlah pilihan yang mudah.

“Untuk tindakan amputasi, keluarga masih mendiskusikannya. Namun secara pribadi saya hanya membantu bagaimana penanganan dan administrasi buat keluar,” cecarnya.

Untuk diketahui, bahwa Wahyu Hidayat kembali dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus Siang (10/8). Hal ini guna segera diambil tindakan lebih lanjut. Ia dievakuasi menggunakan ambulance Call Center 112 Kota Palangka Raya.

Wahyu juga menyebutkan bahwa tindakan yang ia ambil merupakan program yang disampaikan oleh Walikota.

“Pada saat pengantar ke Dorris Sylvanus, ini atas perintah Walikota yang meminta untuk pada hari itu juga diantar kerumah sakit, dengan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan,” tegasnya.

Selanjutnya ia hanya menyerahkan proses kepada pihak yang lebih ahli. Ia merasa senang telah membantu secara administrasi dan berharap kondisi Wahyu Bisa lebih membaik.

Hal ini juga disampaikan oleh Hellyana sekaku Kepala UPTD Puskesmas Bukit Hindu dan ia berharap kondisi dari Wahyu bisa lebih membaik. “Harapannya ade wahyu segera mendapat perawatan lebih lanjut dan kondisinya bisa jauh membaik,” tegas Hellyana. (irj/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/