Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Bank Indonesia Ajak Wartawan Kalteng Jelajahi Objek Wisata Kota Batu

Pariwisata Berhasil Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Wartawan Kalteng Pos (penulis) ikut dalam robongan insan pers di Kalteng yang mengikuti rombongan Bank Indonesia (BI) tur ke Pulau Jawa. Puluhan wartawan di Kalteng diajak melihat pengelolaan objek wisata sehingga memiliki banyak manfaat untuk masyarakat. Tujuan utamanya adalah ke Agrowisata Petik Apel dan Hutan Pinus di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

AZUBA, Kota Batu

A (12/9), saya bersama puluhan rombongan wartawan berkesempatan melihat objek wisata di Kota Batu, Jatim. Hari itu, rombongan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Media Kalteng ini menginap di Hotel Golden Tulip. Kami dibawa menggunakan bus menuju agrowisata Petuk Apel dan Hutan Pinus. Dari tempat kami menginap tersebut perjalanan hanya ditempuh sekitar 20 menit.

Sesampainya di Rest Area. Rombongan diarahkan untuk menaiki jip yang sudah disiapkan. Satu jip diisi 3 wartawan. Beberapa pedagang tampak di area ini. Ada pedagang topi dan kacamata dan cemilan. Kami pun berangkat menggunakan jip, cukup memacu adrenalin saat mengelilingi gunung. Sejauh mata memandang tampak hamparan padi, sayur dan bunga yang memanjakan mata. Tidak terasa sudah sampai di kebun apel.

Rombongan kami dipersilakan memetik buah apel yang sudah matang. Aturannya, makan di tempat gratis. Jika dibawa pulang maka harus membayar Rp30 ribu per kilogram (Kg). Selain itu ada juga pedagang yang menjual strawberry dan jeruk. Tampak para wartawan membeli hingga salah satu dagangan penjual strawberry ludes.

Baca Juga :  Kebanggaan Kalteng untuk Indonesia

Kurang lebih 2 jam kemudian, kami diarahkan untuk kembali menaiki jip masing-masing, menuju hutan pinus. Offroad dilanjutkan dengan medan yang makin menantang. Melewati jalanan berlumpur, bebatuan bahkan melintas di sungai kecil. Di lokasi ini, semua wartawan diajak turun dari jip, menikmati dinginnya air sungai.

Selama diperjalanan itu, penulis mencoba berbincang dengan draiver jip. Adalah Sandro, lelaki berusia 25 tahun ini menceritakan, pekerjaan menjadi sopir jip sudah ia lakoni selama dua tahun. Ia mengakui, dengan adanya wisata off-road tersebut, maka bisa membantu meningkatkan pendapatannya.

“Lumayan mba pendapatannya. Kalau lagi ramai dalam sehari bisa dua kali trip. Paling ramai hari Sabtu dan Minggu,” kata Sandro ketika trip menuju agrowisata Petik Apel.

Ia mengungkapkan, untuk paket satu kali trip khusus jarak pendek, harga sewa jip paling murah Rp600 ribu. Menurut dia, dengan modal 10 liter minyak, ia sudah bisa membawa penumpangnya menikmati keindahan agrowisata yang ada di sana. Namun untuk merawat jip, harus ekstra dan rutin, mengingat medan yang dilalui penuh rintangan, sehingga jip harus ready, demi menjaga keamanan penumpangnya.

“Ngebantu sekali mba dengan adanya dibuka trip wisata seperti ini, jadinya saya dapat pekerjaan sampingan, selain menyewakan jip sekaligus jadi sopir jip off-road, saya juga kerja di pabrik mba, freelance,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemanggilan terhadap Netizen Harus Disertai Surat Resmi

Bagi Sandro, untuk menjadi sopir jip offroad modal utama adalah kenekatan, selain modal untuk membeli sebuah jip. Pasalnya, trip yang dilalui penuh dengan tantangan. Bahkan saat ia belajar mengemudi, mobil jip yang ia kendarai terbanting dari jalur yang seharusnya. Untung saja, kejadian itu tidak membuat tubuhnya dan teman yang menjadi tutornya terluka.

“Gak mudah jadi sopir jip karena harus menguasai medan yang kita lalui. Saya belajar dari teman, ya pokoknya nekat aja mba belajar nyetir jip, akhirnya bisa juga,” tuturnya, menutup perbincangan kami karena sudah sampai di lokasi Hutan Pinus.

Sehari sebelumnya, saat membuka kegiatan forum komunikasi media, Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas penulisan wartawan khususnya di Kalteng. Terutama penulisan perihal ekonomi, yang salah satunya adalah mengenai memulihkan ekonomi dengan sektor pariwisata.

“Sehingga dengan (wartawan, red) makin berkembang, maka bisa menduduki jenjang-jenjang berikutnya. Ini juga untuk mempererat kebersamaan dengan media dan memicu para wartawan untuk giat menulis,” katanya dalam kegiatan yang bertema ‘Sinergitas dan Peran Media dalam Mendorong Kemajuan Ekonomi Kalteng’, Balroom Golden Tulip, Batu, Senin (11/9) dan pemateri dari Kompas yakni Priskilia Sitompul dan Wahyu Haryo. (*/ala)

Wartawan Kalteng Pos (penulis) ikut dalam robongan insan pers di Kalteng yang mengikuti rombongan Bank Indonesia (BI) tur ke Pulau Jawa. Puluhan wartawan di Kalteng diajak melihat pengelolaan objek wisata sehingga memiliki banyak manfaat untuk masyarakat. Tujuan utamanya adalah ke Agrowisata Petik Apel dan Hutan Pinus di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur (Jatim).

AZUBA, Kota Batu

A (12/9), saya bersama puluhan rombongan wartawan berkesempatan melihat objek wisata di Kota Batu, Jatim. Hari itu, rombongan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Media Kalteng ini menginap di Hotel Golden Tulip. Kami dibawa menggunakan bus menuju agrowisata Petuk Apel dan Hutan Pinus. Dari tempat kami menginap tersebut perjalanan hanya ditempuh sekitar 20 menit.

Sesampainya di Rest Area. Rombongan diarahkan untuk menaiki jip yang sudah disiapkan. Satu jip diisi 3 wartawan. Beberapa pedagang tampak di area ini. Ada pedagang topi dan kacamata dan cemilan. Kami pun berangkat menggunakan jip, cukup memacu adrenalin saat mengelilingi gunung. Sejauh mata memandang tampak hamparan padi, sayur dan bunga yang memanjakan mata. Tidak terasa sudah sampai di kebun apel.

Rombongan kami dipersilakan memetik buah apel yang sudah matang. Aturannya, makan di tempat gratis. Jika dibawa pulang maka harus membayar Rp30 ribu per kilogram (Kg). Selain itu ada juga pedagang yang menjual strawberry dan jeruk. Tampak para wartawan membeli hingga salah satu dagangan penjual strawberry ludes.

Baca Juga :  Kebanggaan Kalteng untuk Indonesia

Kurang lebih 2 jam kemudian, kami diarahkan untuk kembali menaiki jip masing-masing, menuju hutan pinus. Offroad dilanjutkan dengan medan yang makin menantang. Melewati jalanan berlumpur, bebatuan bahkan melintas di sungai kecil. Di lokasi ini, semua wartawan diajak turun dari jip, menikmati dinginnya air sungai.

Selama diperjalanan itu, penulis mencoba berbincang dengan draiver jip. Adalah Sandro, lelaki berusia 25 tahun ini menceritakan, pekerjaan menjadi sopir jip sudah ia lakoni selama dua tahun. Ia mengakui, dengan adanya wisata off-road tersebut, maka bisa membantu meningkatkan pendapatannya.

“Lumayan mba pendapatannya. Kalau lagi ramai dalam sehari bisa dua kali trip. Paling ramai hari Sabtu dan Minggu,” kata Sandro ketika trip menuju agrowisata Petik Apel.

Ia mengungkapkan, untuk paket satu kali trip khusus jarak pendek, harga sewa jip paling murah Rp600 ribu. Menurut dia, dengan modal 10 liter minyak, ia sudah bisa membawa penumpangnya menikmati keindahan agrowisata yang ada di sana. Namun untuk merawat jip, harus ekstra dan rutin, mengingat medan yang dilalui penuh rintangan, sehingga jip harus ready, demi menjaga keamanan penumpangnya.

“Ngebantu sekali mba dengan adanya dibuka trip wisata seperti ini, jadinya saya dapat pekerjaan sampingan, selain menyewakan jip sekaligus jadi sopir jip off-road, saya juga kerja di pabrik mba, freelance,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemanggilan terhadap Netizen Harus Disertai Surat Resmi

Bagi Sandro, untuk menjadi sopir jip offroad modal utama adalah kenekatan, selain modal untuk membeli sebuah jip. Pasalnya, trip yang dilalui penuh dengan tantangan. Bahkan saat ia belajar mengemudi, mobil jip yang ia kendarai terbanting dari jalur yang seharusnya. Untung saja, kejadian itu tidak membuat tubuhnya dan teman yang menjadi tutornya terluka.

“Gak mudah jadi sopir jip karena harus menguasai medan yang kita lalui. Saya belajar dari teman, ya pokoknya nekat aja mba belajar nyetir jip, akhirnya bisa juga,” tuturnya, menutup perbincangan kami karena sudah sampai di lokasi Hutan Pinus.

Sehari sebelumnya, saat membuka kegiatan forum komunikasi media, Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas penulisan wartawan khususnya di Kalteng. Terutama penulisan perihal ekonomi, yang salah satunya adalah mengenai memulihkan ekonomi dengan sektor pariwisata.

“Sehingga dengan (wartawan, red) makin berkembang, maka bisa menduduki jenjang-jenjang berikutnya. Ini juga untuk mempererat kebersamaan dengan media dan memicu para wartawan untuk giat menulis,” katanya dalam kegiatan yang bertema ‘Sinergitas dan Peran Media dalam Mendorong Kemajuan Ekonomi Kalteng’, Balroom Golden Tulip, Batu, Senin (11/9) dan pemateri dari Kompas yakni Priskilia Sitompul dan Wahyu Haryo. (*/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/