Sabtu, November 23, 2024
24.3 C
Palangkaraya

Mengunjungi Istana Kuning saat Libur Lebaran

Kagum Melihat Peninggalan Kerajaan, Berharap Pemerintah Terus Melestarikan

Peninggalan sejarah di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) memiliki daya tarik tersendiri. Istana Kuning menjadi destinasi yang wajib dikunjungi jika Anda berkunjung ke Kota Pangkalan Bun. Selain menjadi tempat rekreasi, para wisatawan juga bisa mendapatkan pengetahuan lebih luas perihal asal‐usul berdirinya Kerajaan Kutaringin di Bumi Tambun Bungai.  

 

 

ILHAM ROMADHONA, Pangkalan Bun

 

 

SETELAH sepuluh jam lamanya menempuh perjalanan dari kampung halaman, Palangka Raya, akhirnya saya (penulis) tiba di lokasi tujuan. Ya, daerah yang memiliki julukan Kota Manis itu menjadi destinasi liburan bersama keluarga di edisi libur Lebaran kali ini.

 

Ada satu tempat menarik yang sekiranya perlu dikunjungi. Namanya adalah Istana Kuning. Bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Kutaringin itu terletak di jantung Kota Pangkalan Bun. Kayu ulin menjadi bahan utama bangunan tersebut. Tampak masih megah dan kokoh.

 

Saat memasuki halaman istana, mata seakan dimanjakan. Pemandangan halaman disungguhi dengan dedaunan warna hijau. Membuat suasana makin sejuk. Bangunan istana yang begitu sederhana itu seperti menarik para pelancong untuk segera masuk dan menjelajahi.

 

Di dalam istana, ada banyak lukisan para sultan/raja yang pernah menjabat. Lukisan‐lukisan tersebut dipajang dan disusun sedemikian rupa agar pengunjung bisa langsung mengetahui nama sultan Kerajaan Kutaringin.

 

Selain lukisan, ada juga momen bersejarah yang diabadikan melalui foto. Terdapat foto Raja ke‐14 Kutaringin Pangeran Kesuma Anum Alamsyah bersama Presiden RI pertama Ir Soekarno. Kala itu, Pangeran Kesuma Anum Alamsyah pernah menyatakan tekad untuk mendukung NKRI, menyatukan sistem pemerintahan Kesultanan Kutaringin dengan NKRI.

Baca Juga :  Usut Tuntas Dugaan Tipikor Dana Hibah KPU Kapuas

 

Selanjutnya, ada replika singgasana tempat duduk para raja yang memimpin pada saat itu. Di tengah merupakan kursi raja. Warnanya kuning keemasan. Namun para pengunjung tidak dapat menjangkau lebih dekat, karena ada pembatas agar susunan singgasana tidak berubah. Meski demikiran, wisatawan tetap dapat berfoto di depan singgasana tersebut.

 

Tak hanya itu, benda‐benda peninggalan lainnya juga terlihat dan tersusun rapi di ruangan tersebut. Seperti senjata, alat musik, dan baju adat yang menghiasi tiap sudut istana. Bahkan kereta kencana juga terpampang di sana. Penulis seperti tersihir atas keindahan dan catatan sejarah yang ada di dalam istana itu. Di belakang istana terdapat taman yang bisa dikunjungi masyarakat sekitar. Pengunjung bisa menghabiskan waktu di bawah pohon nan rindang. Juga ada berbagai jenis jajanan UMKM yang bisa dibeli untuk dinikmati sembari bersantai.

 

Menurut catatan sejarah, Kerajaan Kutaringin merupakan sebuah kerajaan kepangeranan cabang keturunan Kesultanan Banjar. Istana Kuning dibangun pada masa pemerintahan Sultan Imanudin atau pada tahun 1860 Masehi.

 

Terdapat empat bangunan elegan di Istana Kuning. Itu menandakan asal dari istri Sultan Kutarungin IX. Satu dari suku Dayak, satu dari China, dan dua dari Melayu. Bangunan paling kanan dinamakan bangsal dengan arsitektur rumah betang. Di sebelahnya merupakan Balai Rumbang dengan motif rumah Cina. Dan dua bangunan khas Melayu menjadi satu, yaitu Keraton Dalam Kuning dan Balai Pahaderan.

Baca Juga :  Makam Tak Pernah Sepi Peziarah, Pemerintah Jadikan Objek Wisata Religi

 

Nampak Balai Pahaderan lebih menyerupai aula. Sementara Keraton Dalam Kuning dahulunya merupakan tempat tinggal Raja. Kini di dalam Keraton itu hanya berisi barang‐barang sisa peninggalan kesultanan.

 

Istana Kuning tersebut sempat terbakar pada tahun 1986 lalu. Kemudian pemerintah daerah (pemda) setempat membangun kembali peninggalan sejarah tersebut pada tahun 2000. Walaupun tidak lagi tampak seperti sedia kala, tetapi monumen bersejarah tersebut tetap menarik minat para wisatawan.

 

Yushinta Dewi, salah satu pengunjung mengaku baru pertama kali berkunjung ke Istana Kuning. Wanita asal Kota Palangka Raya tersebut begitu kagum dengan kekayaan sejarah yang disajikan di istana tersebut.

 

“Alhamdulillah bisa mengajak keluarga ke sini, rekreasi sambil mempelajari jejak sejarah yang sungguh luar biasa, sekaligus mengetahui asal-usul Kerajaan Kutaringin,” ungkapnya saat diwawancarai Kalteng Pos di depan istana.

 

Ia berharap dinas terkait, para wisatawan, maupun warga setempat melestarikan peninggalan sejarah tersebut agar anak cucu di kemudian hari dapat mengunjungi dan secara tidak langsung mempelajari sejarah daerah sendiri. (*/ce/ala)

Peninggalan sejarah di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) memiliki daya tarik tersendiri. Istana Kuning menjadi destinasi yang wajib dikunjungi jika Anda berkunjung ke Kota Pangkalan Bun. Selain menjadi tempat rekreasi, para wisatawan juga bisa mendapatkan pengetahuan lebih luas perihal asal‐usul berdirinya Kerajaan Kutaringin di Bumi Tambun Bungai.  

 

 

ILHAM ROMADHONA, Pangkalan Bun

 

 

SETELAH sepuluh jam lamanya menempuh perjalanan dari kampung halaman, Palangka Raya, akhirnya saya (penulis) tiba di lokasi tujuan. Ya, daerah yang memiliki julukan Kota Manis itu menjadi destinasi liburan bersama keluarga di edisi libur Lebaran kali ini.

 

Ada satu tempat menarik yang sekiranya perlu dikunjungi. Namanya adalah Istana Kuning. Bangunan bersejarah peninggalan Kerajaan Kutaringin itu terletak di jantung Kota Pangkalan Bun. Kayu ulin menjadi bahan utama bangunan tersebut. Tampak masih megah dan kokoh.

 

Saat memasuki halaman istana, mata seakan dimanjakan. Pemandangan halaman disungguhi dengan dedaunan warna hijau. Membuat suasana makin sejuk. Bangunan istana yang begitu sederhana itu seperti menarik para pelancong untuk segera masuk dan menjelajahi.

 

Di dalam istana, ada banyak lukisan para sultan/raja yang pernah menjabat. Lukisan‐lukisan tersebut dipajang dan disusun sedemikian rupa agar pengunjung bisa langsung mengetahui nama sultan Kerajaan Kutaringin.

 

Selain lukisan, ada juga momen bersejarah yang diabadikan melalui foto. Terdapat foto Raja ke‐14 Kutaringin Pangeran Kesuma Anum Alamsyah bersama Presiden RI pertama Ir Soekarno. Kala itu, Pangeran Kesuma Anum Alamsyah pernah menyatakan tekad untuk mendukung NKRI, menyatukan sistem pemerintahan Kesultanan Kutaringin dengan NKRI.

Baca Juga :  Usut Tuntas Dugaan Tipikor Dana Hibah KPU Kapuas

 

Selanjutnya, ada replika singgasana tempat duduk para raja yang memimpin pada saat itu. Di tengah merupakan kursi raja. Warnanya kuning keemasan. Namun para pengunjung tidak dapat menjangkau lebih dekat, karena ada pembatas agar susunan singgasana tidak berubah. Meski demikiran, wisatawan tetap dapat berfoto di depan singgasana tersebut.

 

Tak hanya itu, benda‐benda peninggalan lainnya juga terlihat dan tersusun rapi di ruangan tersebut. Seperti senjata, alat musik, dan baju adat yang menghiasi tiap sudut istana. Bahkan kereta kencana juga terpampang di sana. Penulis seperti tersihir atas keindahan dan catatan sejarah yang ada di dalam istana itu. Di belakang istana terdapat taman yang bisa dikunjungi masyarakat sekitar. Pengunjung bisa menghabiskan waktu di bawah pohon nan rindang. Juga ada berbagai jenis jajanan UMKM yang bisa dibeli untuk dinikmati sembari bersantai.

 

Menurut catatan sejarah, Kerajaan Kutaringin merupakan sebuah kerajaan kepangeranan cabang keturunan Kesultanan Banjar. Istana Kuning dibangun pada masa pemerintahan Sultan Imanudin atau pada tahun 1860 Masehi.

 

Terdapat empat bangunan elegan di Istana Kuning. Itu menandakan asal dari istri Sultan Kutarungin IX. Satu dari suku Dayak, satu dari China, dan dua dari Melayu. Bangunan paling kanan dinamakan bangsal dengan arsitektur rumah betang. Di sebelahnya merupakan Balai Rumbang dengan motif rumah Cina. Dan dua bangunan khas Melayu menjadi satu, yaitu Keraton Dalam Kuning dan Balai Pahaderan.

Baca Juga :  Makam Tak Pernah Sepi Peziarah, Pemerintah Jadikan Objek Wisata Religi

 

Nampak Balai Pahaderan lebih menyerupai aula. Sementara Keraton Dalam Kuning dahulunya merupakan tempat tinggal Raja. Kini di dalam Keraton itu hanya berisi barang‐barang sisa peninggalan kesultanan.

 

Istana Kuning tersebut sempat terbakar pada tahun 1986 lalu. Kemudian pemerintah daerah (pemda) setempat membangun kembali peninggalan sejarah tersebut pada tahun 2000. Walaupun tidak lagi tampak seperti sedia kala, tetapi monumen bersejarah tersebut tetap menarik minat para wisatawan.

 

Yushinta Dewi, salah satu pengunjung mengaku baru pertama kali berkunjung ke Istana Kuning. Wanita asal Kota Palangka Raya tersebut begitu kagum dengan kekayaan sejarah yang disajikan di istana tersebut.

 

“Alhamdulillah bisa mengajak keluarga ke sini, rekreasi sambil mempelajari jejak sejarah yang sungguh luar biasa, sekaligus mengetahui asal-usul Kerajaan Kutaringin,” ungkapnya saat diwawancarai Kalteng Pos di depan istana.

 

Ia berharap dinas terkait, para wisatawan, maupun warga setempat melestarikan peninggalan sejarah tersebut agar anak cucu di kemudian hari dapat mengunjungi dan secara tidak langsung mempelajari sejarah daerah sendiri. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/