Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Lamandau Siaga Banjir, Ketinggian Air Capai 2 Meter

NANGA BULIK-Kabupaten Lamandau hingga kini masih berstatus siaga bencana banjir. Penetapan tersebut menyusul kondisi banjir yang terjadi di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Bahkan ketinggian air dimulai dari 30 cm hingga 212 cm. Sejumlah fasilitas umum hingga ratusan jiwa terdampak bencana alam tersebut.

Banjir terjadi di beberapa titik wilayah Lamandau, tepatnya di jalan lintas Trans Kalimantan dan di dalam Kota Nanga Bulik, tepatnya di bantaran Sungai Samaliba yang merupakan anak Sungai Lamandau.

Kepala BPBD Kabupaten Lamandau Hendikel menyampaikan, banjir terparah sempat terjadi di wilayah Desa Penopa pada Senin 3 Juni, tepatnya di jalan lintas Trans Kalimantan, Kalteng-Kalbar, hingga menghambat arus lalu lintas karena badan jalan tergenang air.

“Kami sudah menurunkan tim ke Penopa untuk mengurai arus lalu lintas, dan per hari ini (Selasa 4 Juni), kendaraan sudah bisa melintas, air juga sudah berangsur surut,” kata Hendikel.

Ia menjelaskan, Kabupaten Lamandau merupakan wilayah perbukitan, sehingga banjir tidak merata terjadi di seluruh wilayah. Hanya terjadi di beberapa tempat.

“Seperti halnya banjir yang terjadi di wilayah dalam Kota Nanga Bulik, terdapat rumah panggung yang kedalaman air mencapai dua meter, tetapi hanya satu rumah, itu pun letaknya di pinggir (bantaran) sungai, jadi wajar saja kedalaman airnya mencapai dua meter lebih,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan lapangan, kemarin ketinggian air mulai surut. Aktivitas masyarakat sudah berjalan normal seperti biasa.

Baca Juga :  Kenaikan Nyaris 100 Persen, CJH Kalteng Keberatan Kenaikan Biaya Haji

“Hari ini (kemarin) air mulai surut, tetapi statusnya masih siaga bencana banjir, belum ada perubahan status,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Kalteng Pos, banjir diketahui menggenangi jalan negara di wilayah Desa Penopa. Terdapat salah satu titik pada ruas jalan yang tergenang air sekitar 350 meter dengan kedalaman bervariasi, dari 50 cm hingga 70 cm.

Adapun korban terdampak banjir di wilayah Desa Penopa yakni 3 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 12 jiwa. Selain itu, ada 1 fasilitas umum terdampak, 4 unit rumah terendam dengan ketinggian air dalam rumah mencapai 30-50 cm, dan 1 warga yang mengungsi.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan menyebut, dari 4 kabupaten yang terdampak bencana banjir, hanya Lamandau yang masih menetapkan status tanggap bencana, dari 17 April sampai 15 Juli 2024. Ketinggian banjir yang sebelumnya 170 cm, kini mencapai 212 cm.

“Di Kabupaten Lamandau ada 2 kecamatan dan 3 kelurahan/desa yang terendam banjir, berdampak terhadap 809 jiwa, 15 fasilitas umum, 12 bangunan rumah, dan 12 jiwa mengungsi. Jumlah pengungsi itu bertambah dari yang sebelumnya hanya 4 jiwa,” bebernya, Selasa (4/6).

Kabupaten lainnya adalah Katingan, dengan ketinggian air mencapai 120 cm. Banjir merendam 3 kecamatan dan 24 kelurahan/desa, berdampak terhadap 4.989 jiwa, 37 fasilitas umum, dan 759 bangunan rumah. Selanjutnya di Kabupaten Kotawaringin Timur, ketinggian air mencapai 90 cm, merendam 1 kecamatan dan 1 kelurahan/desa, serta berdampak pada 1.700 jiwa. Terakhir, Kabupaten Seruyan dengan ketinggian air 60 cm dan berdampak pada 5.525 jiwa.

Baca Juga :  Sekolah Terendam Banjir, Aktivitas Belajar Bisa Virtual

“Di Kabupaten Katingan dan Kotawaringin Timur memang mengalami penurunan tinggi permukaan air walaupun tidak terlalu signifikan. Data terakhir yang dihimpun, secara keseluruhan banjir di Kalteng merendam 10 kecamatan, 54 kelurahan/desa, 13.023 jiwa terdampak, dan 776 rumah terendam,” ujarnya.

Terpisah, Kalaksa BPB-BK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, tanggung jawab penanganan bencana banjir ini berada di tingkat kabupaten, karena mereka merupakan ujung tombak penanganan. Pihaknya hanya mendorong kabupaten untuk secara maksimal mengerahkan sumber daya yang tersedia, baik dari sisi jumlah personel, sarana prasarana, logistik, maupun keuangan.

“Kalau anggaran rutin tidak mencukupi, kabupaten bisa menggunakan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) dan dana belanja tak terduga (BTT). Pemerintah provinsi baru bergerak kalau kabupaten sudah maksimal bertindak,” jelasnya, kemarin.

Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Stasius Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut pada laman resminya, wilayah yang berpotensi turun hujan sedang hingga lebat disertai petir, kilat, dan angin kencang pada hari ini atau Rabu (5/6) mecakup Kabupaten Kotawaringin Barat, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, dan Kapuas bagian utara. Lalu untuk prakiraan cuaca hari Kamis (6/6), hujan diperkirakan terjadi di seluruh wilayah Kalteng. (lan/ovi/ce/ala)

NANGA BULIK-Kabupaten Lamandau hingga kini masih berstatus siaga bencana banjir. Penetapan tersebut menyusul kondisi banjir yang terjadi di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Bahkan ketinggian air dimulai dari 30 cm hingga 212 cm. Sejumlah fasilitas umum hingga ratusan jiwa terdampak bencana alam tersebut.

Banjir terjadi di beberapa titik wilayah Lamandau, tepatnya di jalan lintas Trans Kalimantan dan di dalam Kota Nanga Bulik, tepatnya di bantaran Sungai Samaliba yang merupakan anak Sungai Lamandau.

Kepala BPBD Kabupaten Lamandau Hendikel menyampaikan, banjir terparah sempat terjadi di wilayah Desa Penopa pada Senin 3 Juni, tepatnya di jalan lintas Trans Kalimantan, Kalteng-Kalbar, hingga menghambat arus lalu lintas karena badan jalan tergenang air.

“Kami sudah menurunkan tim ke Penopa untuk mengurai arus lalu lintas, dan per hari ini (Selasa 4 Juni), kendaraan sudah bisa melintas, air juga sudah berangsur surut,” kata Hendikel.

Ia menjelaskan, Kabupaten Lamandau merupakan wilayah perbukitan, sehingga banjir tidak merata terjadi di seluruh wilayah. Hanya terjadi di beberapa tempat.

“Seperti halnya banjir yang terjadi di wilayah dalam Kota Nanga Bulik, terdapat rumah panggung yang kedalaman air mencapai dua meter, tetapi hanya satu rumah, itu pun letaknya di pinggir (bantaran) sungai, jadi wajar saja kedalaman airnya mencapai dua meter lebih,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan lapangan, kemarin ketinggian air mulai surut. Aktivitas masyarakat sudah berjalan normal seperti biasa.

Baca Juga :  Kenaikan Nyaris 100 Persen, CJH Kalteng Keberatan Kenaikan Biaya Haji

“Hari ini (kemarin) air mulai surut, tetapi statusnya masih siaga bencana banjir, belum ada perubahan status,” ungkapnya.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Kalteng Pos, banjir diketahui menggenangi jalan negara di wilayah Desa Penopa. Terdapat salah satu titik pada ruas jalan yang tergenang air sekitar 350 meter dengan kedalaman bervariasi, dari 50 cm hingga 70 cm.

Adapun korban terdampak banjir di wilayah Desa Penopa yakni 3 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 12 jiwa. Selain itu, ada 1 fasilitas umum terdampak, 4 unit rumah terendam dengan ketinggian air dalam rumah mencapai 30-50 cm, dan 1 warga yang mengungsi.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan menyebut, dari 4 kabupaten yang terdampak bencana banjir, hanya Lamandau yang masih menetapkan status tanggap bencana, dari 17 April sampai 15 Juli 2024. Ketinggian banjir yang sebelumnya 170 cm, kini mencapai 212 cm.

“Di Kabupaten Lamandau ada 2 kecamatan dan 3 kelurahan/desa yang terendam banjir, berdampak terhadap 809 jiwa, 15 fasilitas umum, 12 bangunan rumah, dan 12 jiwa mengungsi. Jumlah pengungsi itu bertambah dari yang sebelumnya hanya 4 jiwa,” bebernya, Selasa (4/6).

Kabupaten lainnya adalah Katingan, dengan ketinggian air mencapai 120 cm. Banjir merendam 3 kecamatan dan 24 kelurahan/desa, berdampak terhadap 4.989 jiwa, 37 fasilitas umum, dan 759 bangunan rumah. Selanjutnya di Kabupaten Kotawaringin Timur, ketinggian air mencapai 90 cm, merendam 1 kecamatan dan 1 kelurahan/desa, serta berdampak pada 1.700 jiwa. Terakhir, Kabupaten Seruyan dengan ketinggian air 60 cm dan berdampak pada 5.525 jiwa.

Baca Juga :  Sekolah Terendam Banjir, Aktivitas Belajar Bisa Virtual

“Di Kabupaten Katingan dan Kotawaringin Timur memang mengalami penurunan tinggi permukaan air walaupun tidak terlalu signifikan. Data terakhir yang dihimpun, secara keseluruhan banjir di Kalteng merendam 10 kecamatan, 54 kelurahan/desa, 13.023 jiwa terdampak, dan 776 rumah terendam,” ujarnya.

Terpisah, Kalaksa BPB-BK Provinsi Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, tanggung jawab penanganan bencana banjir ini berada di tingkat kabupaten, karena mereka merupakan ujung tombak penanganan. Pihaknya hanya mendorong kabupaten untuk secara maksimal mengerahkan sumber daya yang tersedia, baik dari sisi jumlah personel, sarana prasarana, logistik, maupun keuangan.

“Kalau anggaran rutin tidak mencukupi, kabupaten bisa menggunakan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) dan dana belanja tak terduga (BTT). Pemerintah provinsi baru bergerak kalau kabupaten sudah maksimal bertindak,” jelasnya, kemarin.

Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Stasius Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut pada laman resminya, wilayah yang berpotensi turun hujan sedang hingga lebat disertai petir, kilat, dan angin kencang pada hari ini atau Rabu (5/6) mecakup Kabupaten Kotawaringin Barat, Seruyan, Katingan, Gunung Mas, Murung Raya, dan Kapuas bagian utara. Lalu untuk prakiraan cuaca hari Kamis (6/6), hujan diperkirakan terjadi di seluruh wilayah Kalteng. (lan/ovi/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/