Siti Aisyah Wulandari membuat inovasi dari beragam jenis ikan dan tumbuhan liar yang ada di Kalteng. Dia mengolah ikan jelawat, ikan seluang, kelakai, hingga umbut rotan menjadi makanan ringan yang cocok buat camilan. Tak disangka-sangka, produk olahannya itu banyak diminati.
BIMA ADITYA KUSUMA, Palangka Raya
CAMILAN produk olahan Siti Aisyah Wulandari diletakkan berjejer di lokasi Palangka Fair, halaman GOR Serbaguna, Jalan Tjilik Riwut Km 5, Palangka Raya. Berbagai jenis camilan olahan dari ikan jelawat, seluang, kelakai, umbut rotan, dan camilan lainnya dipajang dalam booth pameran yang digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi Kota Palangka Raya tahun 2024.
Siti Aisyah merupakan owner Esah Kitchen. Dia berasal dari Kota Sampit. Di dalam booth pameran itu, Siti mulai bercerita kepada Kalteng Pos. Ia memulai usaha itu sejak tahun 2011, sebelum bergabung sebagai pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi Kalteng.
Tampak produk buatan Siti berjejer rapi di tempat yang disediakan oleh panitia acara. Terdiri dari berbagai olahan ikan dan tumbuh-tumbuhan. Seperti pangsit ikan jelawat, stik ikan jelawat, stik rotan, stik kelakai, saluang krispy, dan berbagai olahan makanan yang lain.
“Awalnya usaha ini saya geluti karena belajar dari mamah. Mamah memang suka buat olahan-olahan makanan, khususnya olahan dari ikan dan tumbuhan,” ucap Siti, Kamis (11/7/2024).
Selain itu, Siti juga bisa melihat potensi alam yang begitu besar di sekitarnya. Di kota asalnya, ada berbagai ikan sungai dan tumbuhan bernilai ekonomi seperti kelakai dan umbut rotan. Siti pun berinisiatif untuk membuat olahan dari bahan-bahan tersebut.
“Di Sampit, bahan-bahan itu mudah untuk didapatkan. Jadi, saya ingin berinovasi, membuat olahan camilan dari bahan-bahan itu, yang memang banyak digemari orang,” sebutnya.
Produk olahan dari Esah Kitchen cocok untuk semua kalangan. Tidak hanya nikmat di lidah, tetapi juga memberi manfaat yang banyak, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Harga jualnya pun terbilang cukup terjangkau. Mulai dari Rp15.000 sampai Rp35.000.
“Olahan kami tidak hanya enak, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Misalnya, olahan umbut rotan bermanfaat untuk mencegah asam urat, kelakai bermanfaat untuk ibu menyusui, sedangkan ikan kan proteinnya sangat tinggi dan bagus untuk menambah gizi anak-anak. Apalagi anak-anak sulit untuk makan ikan, jadi kami siasati dengan olahan variasi produk dari Esah Kitchen, supaya anak-anak bisa mengonsumsi ikan,” tuturnya.
Untuk pemasaran produknya, Siti menjualnnya secara offline maupun online. Produknya sudah terjual di semua kabupaten yang ada di Kalteng. Bahkan sudah menjangkau Jakarta, Bali (Pulau Dewata), bahkan hingga Belanda.
“Kami sudah jual produk olahan kami sampai ke luar kota, seperti Bali, Jakarta, pernah juga dibawa sebagai camilan untuk orang-orang yang pergi umrah, bahkan mereka yang memiliki keluarga di Belanda, mereka bawa produk kami untuk dijadikan oleh-oleh,” ujarnya.
Para pengunjung Palangka Fair pun sangat antusias mencari tahu produk olahan Esah Kitchen. Bahkan Siti sampai re-stock untuk memenuhi orderan dari para pelanggan yang begitu suka dengan hasil olahannya itu. Dia berharap melalui Palangka Fair ini produknya makin dikenal masyarakat Kalteng. Menurutnya, para pelaku UMKM sepertinya perlu didukung oleh pemerintah agar bisa lebih maju dan berkembang.
“Secara umum para pengunjung sangat antusias. Sampai-sampai kami harus mendatangkan lagi produk dari Sampit. Salah satunya stik rotan. Kami yakin mereka (konsumen) pasti mendapati sesuatu sensasi yang berbeda saat menikmati camilan olahan kami, karena memang punya keunikan tersendiri. Kami juga berharap acara seperti Palangka Fair ini selalu diadakan, sebagai media bagi kami pelaku UMKM untuk memperkenalkan dan memperluas pasar produk ke masyarakat,” tutupnya. (*/ce/ala)