Senin, November 25, 2024
31.8 C
Palangkaraya

Titik Api Mulai Muncul di Kotim

SAMPIT – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah mulai ditemukan. Menurut Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyampaikan, Karhutla terjadi pada Minggu siang (14/7/2024) dan dua titik yaitu Jalan Antang Barat, Kecamatan Baamang dan Jalan RSUD Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dengan luasan kurang dari satu hektar.

“Titik api di wilayah Kabupaten Kotim sudah mulai bermunculan di tengah peralihan musim hujan ke musim kemarau, dan semakin mengindikasikan ancaman karhutla yang kian jelas, dan ini menjadi indikasi awal kami bahwa kejadian-kejadian ini bisa berdampak luas, terutama di daerah-daerah rawa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotim Multazam, Senin (15/7/2024).

Dikatakannya, untuk karhutla di Jalan Antang Barat, BPBD Kabupaten Kotim menurunkan 8 personel, dengan sapras penunjang, 4 unit motor, Selang 5 roll, Nozzel 1 Buah, mesin Alkon 1 unit serta unit Mobil Hilux untuk mengangkut peralatan tersebut dan luasan yang terbakar sekitar 0.31 HA.

Baca Juga :  Bupati Kotim Besuk Warganya yang Sakit

“Untuk kebakaran Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Petugas BPBD Kotim dan Damkar Pos Mentaya Hilir Selatan dibantu aparat kepolisian dan relawan setempat pun, bergerak cepat memadamkan karhutla di sekitar wilayah masing-masing,” ujar Multazam.

Dirinya juga menjelaskan, pihak BPBD  menghimpun semua informasi terkait potensi karhutla, seperti dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait pantauan hotspot atau titik panas dan Sistem Pemantau Air Lahan Gambut (Sipalaga) milik Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

“Berdasarkan informasi yang kami dapat beberapa hari kebelakang dimungkinkan pada daerah-daerah rawa sudah mulai mudah terbakar, bahkan kami sudah sounding ke pihak provinsi, semoga saja dalam kondisi darurat kita bisa mendapat bantuan helikopter water bombing,” ucap Multazam.

Baca Juga :  Antisipasi Karhutla, Alat Pemadaman Siap dan Pengawasan Berjalan

Dirinya juga menambahkan, Pemerintah Kabupaten Kotim telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla selama 90 hari, mulai 4 Juli hingga 1 Oktober 2024 mendatang,  Pihaknya juga meminta dukungan operasi udara kepada Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng berupa helikopter water bombing yang standby di Bandara Haji Asan Sampit.

“Kami juga melakukan langkah-langkah pencegahan dengan melaksanakan patroli terpadu melibatkan unsur TNI, Polri, Manggala Agni dan lainnya. Serta, melakukan pendekatan masyarakat, khususnya pihak-pihak yang berpotensi melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar bisa dihindari,”tutupnya. (bah/ans)

SAMPIT – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sudah mulai ditemukan. Menurut Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyampaikan, Karhutla terjadi pada Minggu siang (14/7/2024) dan dua titik yaitu Jalan Antang Barat, Kecamatan Baamang dan Jalan RSUD Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dengan luasan kurang dari satu hektar.

“Titik api di wilayah Kabupaten Kotim sudah mulai bermunculan di tengah peralihan musim hujan ke musim kemarau, dan semakin mengindikasikan ancaman karhutla yang kian jelas, dan ini menjadi indikasi awal kami bahwa kejadian-kejadian ini bisa berdampak luas, terutama di daerah-daerah rawa,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotim Multazam, Senin (15/7/2024).

Dikatakannya, untuk karhutla di Jalan Antang Barat, BPBD Kabupaten Kotim menurunkan 8 personel, dengan sapras penunjang, 4 unit motor, Selang 5 roll, Nozzel 1 Buah, mesin Alkon 1 unit serta unit Mobil Hilux untuk mengangkut peralatan tersebut dan luasan yang terbakar sekitar 0.31 HA.

Baca Juga :  Bupati Kotim Besuk Warganya yang Sakit

“Untuk kebakaran Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Petugas BPBD Kotim dan Damkar Pos Mentaya Hilir Selatan dibantu aparat kepolisian dan relawan setempat pun, bergerak cepat memadamkan karhutla di sekitar wilayah masing-masing,” ujar Multazam.

Dirinya juga menjelaskan, pihak BPBD  menghimpun semua informasi terkait potensi karhutla, seperti dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait pantauan hotspot atau titik panas dan Sistem Pemantau Air Lahan Gambut (Sipalaga) milik Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

“Berdasarkan informasi yang kami dapat beberapa hari kebelakang dimungkinkan pada daerah-daerah rawa sudah mulai mudah terbakar, bahkan kami sudah sounding ke pihak provinsi, semoga saja dalam kondisi darurat kita bisa mendapat bantuan helikopter water bombing,” ucap Multazam.

Baca Juga :  Antisipasi Karhutla, Alat Pemadaman Siap dan Pengawasan Berjalan

Dirinya juga menambahkan, Pemerintah Kabupaten Kotim telah menetapkan status siaga darurat bencana karhutla selama 90 hari, mulai 4 Juli hingga 1 Oktober 2024 mendatang,  Pihaknya juga meminta dukungan operasi udara kepada Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng berupa helikopter water bombing yang standby di Bandara Haji Asan Sampit.

“Kami juga melakukan langkah-langkah pencegahan dengan melaksanakan patroli terpadu melibatkan unsur TNI, Polri, Manggala Agni dan lainnya. Serta, melakukan pendekatan masyarakat, khususnya pihak-pihak yang berpotensi melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar bisa dihindari,”tutupnya. (bah/ans)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/