Kekayaan alam khas Kalimantan memiliki banyak manfaat. Bahkan bisa diolah menjadi obat herbal untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Emi Yustiani, salah satu yang menggeluti usaha pengolahan obat herbal itu. Kini produk olahannya kian dikenal hingga mancanegara.
STEVEN ZIKRULLAH, Palangka Raya
EMI Yustiani menghasilkan berbagai inovasi dari kekayaan alam khas Kalimantan. Dia mengolah bawang dayak, sarang semut, hingga burung bubut menjadi obat-obatan herbal yang ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Tak disangka-sangka, produk olahannya itu banyak diminati oleh konsumen.
Produk herbal olahan Emi Yustiani tersusun rapi di lokasi Lewu Palangka Festival, halaman Stadion Tuah Pahoe, Jalan Tjilik Riwut, Km 5, Palangka Raya. Berbagai jenis obat herbal olahan dari bawang dayak, sarang semut, burung bubut, dan obat herbal lainnya dipajang dalam stan bazar, yang digelar dalam rangka memperingati hari jadi Kota Palangka Raya tahun 2024. Emi merupakan owner dari Anugerah Kalimantan. Asalnya dari Palangka Raya.
Di dalam stan bazar tersebut, Emi mulai bercerita kepada saya (penulis). Ia memulai usaha itu tahun 2017. Hingga saat ini ia masih merupakan pelaku UMKN yang membuka usaha home industri (mandiri).
“Memulai usaha ini awalnya secara autodidak saja, saya melihat peluang apa saja yang bagus, kebetulan saya juga punya keinginan melestarikan budaya dayak, jadi saya putuskan bikin produk herbal dari bahan-bahan alam di Kalteng ini,” ungkap Emi, Rabu (17/7/2024).
Usaha pertama yang dirintisnya merupakan produk unggulan, sekaligus yang paling banyak diminati konsumen, bawang dayak. Bawang dayak memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan serta bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti strok, diabetes, TBC, kolesterol, kanker, vertigo, darah tinggi, dan sebagainya.
“Waktu itu, kebetulan ayah mertua saya sudah tiga bulan terkena stroke, pembuluh darahnya pecah. Biasanya kalau sudah pecah pembuluh darah, kecil kemungkinannya untuk selamat. Namun setelah beliau rutin mengonsumsi bawang dayak, alhamdullilah sembuh, makanya saya coba merintis usaha itu,” ucapnya.
Produk herbal olahan dari Anugerah Kalimantan, selain memiliki banyak manfaat, cara penggunaannya pun sangat mudah. Untuk produk bawang dayak, cara pakainya cukup dengan merendam 10 sampai 15 irisan bawang dengan air panas, lalu didiamkan beberapa menit sampai mengeluarkan zat dan menyatu dengan air, kemudian diminum dengan dosis 2 sampai 3 kali sehari setelah makan. Harganya pun cukup terjangkau, yakni Rp25.000 per bungkus.
“Selain bawang dayak, produk kami yang lain juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Misalnya, sarang semut berguna untuk menyembuhkan penyakit kista, minyak burung bubut bisa digunakan untuk menyembuhkan asam urat dan menyembuhkan luka,” jelasnya.
Pemasaran produknya, lanjut Emi, dilakukan secara online melalui berbagai e-commerce. Sudah terjual ke seluruh Indonesia. Bahkan sampai ke luar negeri.
“Penjualannya kami perkuat di online supaya lebih maksimal, kami juga punya cabang di Banjarmasin, produk kami ini sudah terjual hingga luar negeri, seperti Australia, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan yang paling jauh Dubai (ibu kota Uni Emirat Arab),” bebernya.
Sementara itu, tanggapan dari para konsumen terhadap produk olahan Anugerah Kalimantan sangat bagus. Ulasan di toko onlinenya pun mendapat komentar dan tanggapan yang positif. Emi berharap ke depan produknya makin dikenal dan usahanya terus berkembang serta mendapat dukungan yang lebih banyak lagi dari pemerintah.
“Karena produk kami ini, walaupun harganya tidak terlalu mahal, tetapi kami melayani konsumen dengan sangat baik, bahkan tadi sudah ada turis dari Australia yang pesan 100 pcs untuk oleh-oleh,” ujarnya.
Lebih dari sekadar obat herbal, produk olahan Emi menjadi bukti nyata kekayaan alam Kalimantan Tengah. Lewu Palangka Festival 2024 tak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga membuka peluang untuk melestarikan warisan budaya yang berharga. (*/ce/ala)