Minggu, November 24, 2024
28.9 C
Palangkaraya

Produk Tas Banyak Diminati, Harga Tergantung Tingkat Kesulitan Pembuatan

Jawet Niang, UMKM yang Konsisten Menjaga Tradisi Anyaman Rotan

tengah hingar-bingar acara Pesona Tambun Bungai 2024, sebuah kisah sukses mengemuka dari salah satu peserta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga membawa keunikan budaya Kalimantan Tengah (Kalteng) ke panggung nasional.

DHEA UMILATI, Palangka Raya

JAWET Niang, UMKM yang spesialis dalam produksi anyaman rotan khas, sukses menarik perhatian banyak pengunjung selama acara berlangsung, membuktikan bahwa kerajinan tangan tradisional memiliki tempat di hati masyarakat modern.

Jawet Niang, yang diambil dari kata Jawet dalam bahasa Dayak yang berarti anyaman, sedangkan Niang merupakan nama pemiliknya sendiri. Jawet Niang memiliki sejarah panjang dalam seni menganyam rotan. Ibu Niang mewarisi keahlian ini dari nenek moyangnya dan kini mengembangkan usaha ini bersama tim kecil yang berdedikasi tinggi.

Pegy, perwakilan dari Jawet Niang, menjelaskan betapa acara Pesona Tambun Bungai telah memberikan dampak luar biasa pada usahanya. “Permintaan untuk tas anyaman rotan kami meningkat pesat selama acara ini. Pengunjung tertarik dengan keunikan dan kualitas produk kami,” ungkap Pegy saat dibincangi pada Sabtu (17/8/2024).

Produk-produk Jawet Niang terdiri dari berbagai macam anyaman rotan, termasuk tas dan handbag dengan harga bervariasi, mulai dari Rp150.000 hingga Rp700.000, tergantung pada bahan dan tingkat kesulitan pembuatan. Semua produk ini dibuat dengan tangan oleh tim Jawet Niang, menjadikannya karya seni yang bernilai tinggi.

Baca Juga :  Gubernur Akan Berikan Hadiah untuk Kotim

Selama empat hari acara, produk-produk Jawet Niang mencatat penjualan yang signifikan. “Dalam satu hari, kami bisa menjual tiga hingga empat tas, tergantung jumlah pengunjung. Perputaran tas cukup baik karena banyak pengunjung tertarik dengan keunikan anyaman rotan khas Kalimantan yang jarang ditemukan di tempat lain,” tambahnya.

Bagi Jawet Niang, Pesona Tambun Bungai 2024 bukan sekadar kesempatan untuk menjual produk, tetapi juga untuk memperkenalkan budaya Kalteng ke dunia luar. Pegy dan timnya berharap bahwa anyaman rotan khas mereka akan semakin dikenal luas dan dicintai, tidak hanya sebagai produk kerajinan tangan, tetapi sebagai simbol kebanggaan budaya yang hidup dan berkembang.

Pesona Tambun Bungai 2024 telah membuktikan bahwa dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi yang kuat, sekaligus menjaga dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada dunia. Jawet Niang, dengan anyaman rotannya yang memukau, adalah salah satu bukti nyata dari potensi besar tersebut.

Pesona Tambun Bungai 2024, yang berlangsung dari tanggal 14 hingga 17 Agustus di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Tambun Bungai, Palangka Raya, memang menjadi ajang penting bagi para pelaku UMKM. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalteng, Yuliansyah Andrias, menyebutkan bahwa hingga hari ketiga, acara ini telah mencatat transaksi lebih dari Rp300 juta, sebuah capaian yang mencerminkan betapa vitalnya peran UMKM dalam perekonomian daerah.

Baca Juga :  MES Kalteng Rekomendasikan 70 UMKM untuk Mengikuti Kegiatan BPJH

“Keberhasilan acara ini adalah bukti bahwa UMKM Kalteng memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah,” katanya.

Selain sebagai ajang hiburan, Pesona Tambun Bungai 2024 juga menjadi momentum kebangkitan UMKM di Kalimantan Tengah, dengan menampilkan 51 UMKM dari berbagai sektor seperti kuliner, herbal, kosmetik, dan kerajinan. Produk-produk unggulan Kalteng, termasuk anyaman rotan dari Jawet Niang, berhasil menarik minat pengunjung tidak hanya dari Palangka Raya tetapi juga dari luar daerah.

Acara ini juga menjadi bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Nasional Bangga Wisata Indonesia, yang bertujuan untuk mendorong masyarakat Indonesia untuk mencintai dan menggunakan produk serta destinasi wisata lokal.

Melihat kesuksesan ini, Yuliansyah berharap agar acara serupa dapat terus diselenggarakan dengan skala yang lebih besar di masa mendatang. “Dengan dukungan yang konsisten, UMKM di Kalteng akan terus tumbuh dan semakin berjaya,” tandasnya. (*/ala)

Jawet Niang, UMKM yang Konsisten Menjaga Tradisi Anyaman Rotan

tengah hingar-bingar acara Pesona Tambun Bungai 2024, sebuah kisah sukses mengemuka dari salah satu peserta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga membawa keunikan budaya Kalimantan Tengah (Kalteng) ke panggung nasional.

DHEA UMILATI, Palangka Raya

JAWET Niang, UMKM yang spesialis dalam produksi anyaman rotan khas, sukses menarik perhatian banyak pengunjung selama acara berlangsung, membuktikan bahwa kerajinan tangan tradisional memiliki tempat di hati masyarakat modern.

Jawet Niang, yang diambil dari kata Jawet dalam bahasa Dayak yang berarti anyaman, sedangkan Niang merupakan nama pemiliknya sendiri. Jawet Niang memiliki sejarah panjang dalam seni menganyam rotan. Ibu Niang mewarisi keahlian ini dari nenek moyangnya dan kini mengembangkan usaha ini bersama tim kecil yang berdedikasi tinggi.

Pegy, perwakilan dari Jawet Niang, menjelaskan betapa acara Pesona Tambun Bungai telah memberikan dampak luar biasa pada usahanya. “Permintaan untuk tas anyaman rotan kami meningkat pesat selama acara ini. Pengunjung tertarik dengan keunikan dan kualitas produk kami,” ungkap Pegy saat dibincangi pada Sabtu (17/8/2024).

Produk-produk Jawet Niang terdiri dari berbagai macam anyaman rotan, termasuk tas dan handbag dengan harga bervariasi, mulai dari Rp150.000 hingga Rp700.000, tergantung pada bahan dan tingkat kesulitan pembuatan. Semua produk ini dibuat dengan tangan oleh tim Jawet Niang, menjadikannya karya seni yang bernilai tinggi.

Baca Juga :  Gubernur Akan Berikan Hadiah untuk Kotim

Selama empat hari acara, produk-produk Jawet Niang mencatat penjualan yang signifikan. “Dalam satu hari, kami bisa menjual tiga hingga empat tas, tergantung jumlah pengunjung. Perputaran tas cukup baik karena banyak pengunjung tertarik dengan keunikan anyaman rotan khas Kalimantan yang jarang ditemukan di tempat lain,” tambahnya.

Bagi Jawet Niang, Pesona Tambun Bungai 2024 bukan sekadar kesempatan untuk menjual produk, tetapi juga untuk memperkenalkan budaya Kalteng ke dunia luar. Pegy dan timnya berharap bahwa anyaman rotan khas mereka akan semakin dikenal luas dan dicintai, tidak hanya sebagai produk kerajinan tangan, tetapi sebagai simbol kebanggaan budaya yang hidup dan berkembang.

Pesona Tambun Bungai 2024 telah membuktikan bahwa dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi yang kuat, sekaligus menjaga dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada dunia. Jawet Niang, dengan anyaman rotannya yang memukau, adalah salah satu bukti nyata dari potensi besar tersebut.

Pesona Tambun Bungai 2024, yang berlangsung dari tanggal 14 hingga 17 Agustus di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Tambun Bungai, Palangka Raya, memang menjadi ajang penting bagi para pelaku UMKM. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalteng, Yuliansyah Andrias, menyebutkan bahwa hingga hari ketiga, acara ini telah mencatat transaksi lebih dari Rp300 juta, sebuah capaian yang mencerminkan betapa vitalnya peran UMKM dalam perekonomian daerah.

Baca Juga :  MES Kalteng Rekomendasikan 70 UMKM untuk Mengikuti Kegiatan BPJH

“Keberhasilan acara ini adalah bukti bahwa UMKM Kalteng memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah,” katanya.

Selain sebagai ajang hiburan, Pesona Tambun Bungai 2024 juga menjadi momentum kebangkitan UMKM di Kalimantan Tengah, dengan menampilkan 51 UMKM dari berbagai sektor seperti kuliner, herbal, kosmetik, dan kerajinan. Produk-produk unggulan Kalteng, termasuk anyaman rotan dari Jawet Niang, berhasil menarik minat pengunjung tidak hanya dari Palangka Raya tetapi juga dari luar daerah.

Acara ini juga menjadi bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Nasional Bangga Wisata Indonesia, yang bertujuan untuk mendorong masyarakat Indonesia untuk mencintai dan menggunakan produk serta destinasi wisata lokal.

Melihat kesuksesan ini, Yuliansyah berharap agar acara serupa dapat terus diselenggarakan dengan skala yang lebih besar di masa mendatang. “Dengan dukungan yang konsisten, UMKM di Kalteng akan terus tumbuh dan semakin berjaya,” tandasnya. (*/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/