Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Bawa Prinsip Huma Betang, Agustiar Sabran Buka Acara GMKI Bersama Willy Yoseph

 

PALANGKA RAYA-Ada hal menarik dalam pembukaan Senior Gathering & National Bible Camp II Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Agustiar Sabran begitu kompak dengan Ketua Kapakat Senior GMKI Kalimantan Tengah, Willy Midel Yoseph.

 

Keduanya merupakan calon gubernur yang berkompetisi di Pilgub Kalteng 2024 mendatang. Namun hal itu tidak memisahkan keduanya untuk saling menghormati bersama-sama membangun kerukunan demi menjaga falsafah Huma Betang.

“Kita pastinya menjaga falsafah Huma Betang, nggak boleh saling bersaing jika bukan pada tempatnya,” ucap Agustiar di Hotel Aurila, Palangka Raya, Sabtu (14/9/2024).

Agustiar mengatakan, sebagai seorang pemimpin harus bisa menempatkan diri antara silaturahmi dengan kompetisi. Meski berseberangan secara politik, namun Agustiar tetap sejalan dengan Willy soal prinsip menjaga falsafah Huma Betang.

Baca Juga :  Agustiar Ajak Masyarakat Terapkan Nilai-Nilai Pancasila

Itu semua dilakukan demi wujudkan Kalteng yang berkah dan harmonis. Agustiar juga menekankan hubungannya dengan Willy sangat baik bagaikan sahabat dekat.

 

“Kita harus membedakan mana silaturahmi dan mana kompetisi, kita semua bersahabat,” ujarnya.

 

Falsafah Huma Betang, kata Agustiar Betang merupakan prinsip yang mutlak harus dijaga dan diterapkan oleh seluruh masyarakat Kalteng. Keberagaman dan toleransi harus dijunjung tinggi antara umat beragama dan suku.

 

“Keberagaman itu bagi saya di atas segala-galanya, itu harus dijaga dan dijalankan, wajib hukumnya bagi saya,” pungkasnya.(tim/ram)

 

PALANGKA RAYA-Ada hal menarik dalam pembukaan Senior Gathering & National Bible Camp II Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Agustiar Sabran begitu kompak dengan Ketua Kapakat Senior GMKI Kalimantan Tengah, Willy Midel Yoseph.

 

Keduanya merupakan calon gubernur yang berkompetisi di Pilgub Kalteng 2024 mendatang. Namun hal itu tidak memisahkan keduanya untuk saling menghormati bersama-sama membangun kerukunan demi menjaga falsafah Huma Betang.

“Kita pastinya menjaga falsafah Huma Betang, nggak boleh saling bersaing jika bukan pada tempatnya,” ucap Agustiar di Hotel Aurila, Palangka Raya, Sabtu (14/9/2024).

Agustiar mengatakan, sebagai seorang pemimpin harus bisa menempatkan diri antara silaturahmi dengan kompetisi. Meski berseberangan secara politik, namun Agustiar tetap sejalan dengan Willy soal prinsip menjaga falsafah Huma Betang.

Baca Juga :  Agustiar Ajak Masyarakat Terapkan Nilai-Nilai Pancasila

Itu semua dilakukan demi wujudkan Kalteng yang berkah dan harmonis. Agustiar juga menekankan hubungannya dengan Willy sangat baik bagaikan sahabat dekat.

 

“Kita harus membedakan mana silaturahmi dan mana kompetisi, kita semua bersahabat,” ujarnya.

 

Falsafah Huma Betang, kata Agustiar Betang merupakan prinsip yang mutlak harus dijaga dan diterapkan oleh seluruh masyarakat Kalteng. Keberagaman dan toleransi harus dijunjung tinggi antara umat beragama dan suku.

 

“Keberagaman itu bagi saya di atas segala-galanya, itu harus dijaga dan dijalankan, wajib hukumnya bagi saya,” pungkasnya.(tim/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/