PALANGKA RAYA – Universitas PGRI Palangka Raya (UPPR) menyelenggarakan pelatihan Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) pada 2-3 Oktober 2024 di Desa Sidodadi, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau. Kegiatan tersebut bertujuan mendukung Desa Sidodadi sebagai kawasan pengembangan hortikultura sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam lokal untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem.
Untuk diketahui, pelatihan ini melibatkan tim dosen dan mahasiswa dari UPPR dan UPR antara lain Asro Laelani Indrayanti, SP., MP, Ir. Arief Rahman Hakim, M.Si, Dr. Ir. Rahmawati Budi Mulyani, M.P, Susanto, Prayoga Denny Irawan, Rusmiyanti, dan Rasito. Selain itu, hadir pula Kepala Desa Sidodadi, Sulistio Riadi, perwakilan Gapoktan, Destha Tani, serta perwakilan BPP Maliku, Rusie,SP.
Dekan Fakultas Pertanian UPPR, Ir. Arief Rahman Hakim, M.Si, menjelaskan, latar belakang pelatihan LEISA ini adalah kondisi Desa Sidodadi yang merupakan kawasan eks transmigrasi dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian. Sebagai salah satu sentra produksi hortikultura di Kabupaten Pulang Pisau, petani di Desa Sidodadi masih banyak yang bergantung pada penggunaan pupuk, herbisida, dan pestisida kimia. Oleh karena itu, pelatihan LEISA dirancang untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap bahan kimia dengan mengedepankan pemanfaatan sumber daya alam setempat dan penggunaan teknologi lokal.
Pelatihan yang diberikan adalah pengolahan pupuk dari bahan lokal, termasuk pemanfaatan limbah rumah tangga untuk membuat kompos. Mengingat harga pupuk hortikultura yang tidak disubsidi pemerintah cukup mahal, teknologi pengolahan pupuk organik ini diharapkan dapat meringankan beban petani.
“Kami mengajarkan petani cara memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi pupuk melalui proses fermentasi. Petani juga diberikan karung untuk proses fermentasi tersebut,” katanya, Minggu (6/10/2024).
Pada kesempatan yang sama, mereka turut mengadakan pelatihan Plant Growth Promoting Rhizobakteria (PGPR), yaitu bakteri menguntungkan yang hidup pada perakaran tanaman (bambu, putri malu, rumput gajah) yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui mekanisme fiksasi nitrogen, pelarutan fosfat, dan produksi fitohormon.
“Manfaat PGPR ini untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, merangsang pertumbuhan akar, menambah unsur hara, memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit,” tambahnya.
Sebagai informasi, kegiatan yang diikuti oleh 16 kelompok tani itu didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sebagai bagian dari upaya pengembangan kapasitas petani menuju pertanian berkelanjutan di daerah. (ovi/b5)