Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Karya Teater Sebagai Media Pendidikan Karakter Generasi Z

PALANGKA RAYA –  Penciptaan Karya Teater “Dhemit” yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Palangka Raya (UPR) dan Sanggar Mapas Palangka Raya adalah upaya inovatif dalam memperkenalkan pendidikan karakter kepada Generasi Z melalui seni teater.

Dengan mengadaptasi naskah karya Heru Kesawa Murti, tim peneliti, termasuk Ichyatul Afrom MPd, Marrisa Aulia Mayangsari MPd, Nawung Asmoro Girindraswari MPd, dan Endah Yusma Pratiwi MA, berhasil memadukan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam karya seni ini.

Penelitian ini merupakan bagian dari hibah Penelitian Dosen Pemula Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPR.

“Penelitian ini bertujuan untuk menanamkan pendidikan karakter yang kuat pada Generasi Z, yang lahir antara tahun 2000-an hingga 2010-an,” kata Marrisa Aulia Mayangsari, salah satu peneliti.

Baca Juga :  Tekankan Setiap OPD untuk Berinovasi

Tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana membentuk kepribadian positif sekaligus memberikan pengetahuan akademis bagi generasi ini. Dengan memanfaatkan karya teater sebagai media, tim peneliti berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan oleh Kemendikbud.

Melalui pendekatan kualitatif yang melibatkan penciptaan seni, para peneliti melakukan serangkaian proses mulai dari pencarian ide, perancangan karya, hingga perwujudan karya teater Dhemit. Data penelitian diperoleh melalui observasi, catatan lapangan, dan studi pustaka yang mendalam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para anggota Sanggar Mapas berhasil mempelajari nilai-nilai penting seperti integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian, dan kegotongroyongan melalui proses kreatif penciptaan teater ini.

Marrisa menjelaskan bahwa metode teater sangat efektif untuk mendidik karakter. “Teater merupakan bentuk seni yang melibatkan emosi, interaksi sosial, dan introspeksi, sehingga sangat cocok sebagai media pendidikan karakter bagi Generasi Z yang cenderung tumbuh dalam era digital dan serba cepat,” ungkapnya.

Baca Juga :  Akhmad Dakhoir Profesor Termuda di IAIN Palangka Raya

Karya Teater Dhemit diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lain di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan seni sebagai sarana pendidikan karakter yang efektif dan menyentuh generasi muda. Proyek ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi, seniman, dan komunitas lokal dalam menciptakan program-program kreatif yang berkelanjutan. (sma/sos/b5)

PALANGKA RAYA –  Penciptaan Karya Teater “Dhemit” yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Palangka Raya (UPR) dan Sanggar Mapas Palangka Raya adalah upaya inovatif dalam memperkenalkan pendidikan karakter kepada Generasi Z melalui seni teater.

Dengan mengadaptasi naskah karya Heru Kesawa Murti, tim peneliti, termasuk Ichyatul Afrom MPd, Marrisa Aulia Mayangsari MPd, Nawung Asmoro Girindraswari MPd, dan Endah Yusma Pratiwi MA, berhasil memadukan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam karya seni ini.

Penelitian ini merupakan bagian dari hibah Penelitian Dosen Pemula Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPR.

“Penelitian ini bertujuan untuk menanamkan pendidikan karakter yang kuat pada Generasi Z, yang lahir antara tahun 2000-an hingga 2010-an,” kata Marrisa Aulia Mayangsari, salah satu peneliti.

Baca Juga :  Tekankan Setiap OPD untuk Berinovasi

Tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana membentuk kepribadian positif sekaligus memberikan pengetahuan akademis bagi generasi ini. Dengan memanfaatkan karya teater sebagai media, tim peneliti berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan oleh Kemendikbud.

Melalui pendekatan kualitatif yang melibatkan penciptaan seni, para peneliti melakukan serangkaian proses mulai dari pencarian ide, perancangan karya, hingga perwujudan karya teater Dhemit. Data penelitian diperoleh melalui observasi, catatan lapangan, dan studi pustaka yang mendalam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa para anggota Sanggar Mapas berhasil mempelajari nilai-nilai penting seperti integritas, religiusitas, nasionalisme, kemandirian, dan kegotongroyongan melalui proses kreatif penciptaan teater ini.

Marrisa menjelaskan bahwa metode teater sangat efektif untuk mendidik karakter. “Teater merupakan bentuk seni yang melibatkan emosi, interaksi sosial, dan introspeksi, sehingga sangat cocok sebagai media pendidikan karakter bagi Generasi Z yang cenderung tumbuh dalam era digital dan serba cepat,” ungkapnya.

Baca Juga :  Akhmad Dakhoir Profesor Termuda di IAIN Palangka Raya

Karya Teater Dhemit diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lain di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan seni sebagai sarana pendidikan karakter yang efektif dan menyentuh generasi muda. Proyek ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi, seniman, dan komunitas lokal dalam menciptakan program-program kreatif yang berkelanjutan. (sma/sos/b5)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/