Jumat, November 22, 2024
25.1 C
Palangkaraya

Data SSGI Harus Akurat untuk Mencegah Stunting

SAMPIT – Isu stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih menjadi perhatian bagi pemerintah daeah setempat. Berbagai upaya telah dilakukan guna menekan, bahkan menghapus penyakit gagal tumbuh kembang pada anak tersebut. Koordinasi dengan berbagai pihak termasuk kepala desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta tindakan nyata dalam penanganan masalah tersebut.

Stunting yang didefinisikan sebagai kondisi gagal tumbuh akibat malnutrisi kronis, dapat berakibat fatal bagi perkembangan fisik dan mental anak-anak. Shalahuddin menekankan bahwa masalah ini harus menjadi perhatian utama bagi seluruh pihak, mengingat dampaknya yang serius terhadap generasi mendatang.

“Kita tidak bisa mengabaikan stunting. Ini adalah tantangan besar yang mempengaruhi masa depan anak-anak kita,” ujarnya, belum lama ini.

Baca Juga :  Tingkatkan Ketahanan Pangan di Kotim

Dia menyebutkan, bahwa pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) harus dipersiapkan sebaik mungkin. SSGI merupakan inisiatif nasional yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai status gizi anak-anak di bawah lima tahun.

“Data yang akurat dari SSGI sangat penting untuk merancang program yang tepat sasaran dan efektif dalam mengatasi stunting,” tambahnya.

Hasil SSGI 2023 menunjukkan peningkatan prevalensi stunting di Kotim, yang menjadi alarm bagi pemerintah daerah. Dari data itu, Pemkab Kotim harus mengambil langkah-langkah strategis guna menekan angka stunting dan membalikkan tren tersebut.

“Kita perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membalikkan tren ini,” tegas Shalahuddin.

Shalahuddin juga mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi stunting. Beberapa langkah yang telah direncanakan termasuk pelatihan bagi petugas survei, penyediaan alat ukur yang sesuai, serta melibatkan masyarakat, terutama kader posyandu dan anggota PKK.

Baca Juga :  Perkuat Peran Pramuka Membangun Generasi Muda

“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi kita semua. Mari kita pastikan anak-anak kita mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan cerdas,” katanya.

Diharapkan langkah-langkah yang diambil akan membawa perubahan positif dalam pengentasan stunting di Kotim. Pjs bupati menutup pertemuan dengan harapan bahwa semua pihak akan berkomitmen untuk menjadikan kesehatan anak sebagai prioritas utama. “Mari kita bekerja sama demi masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita,” harapnya. (mif/ens)

SAMPIT – Isu stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih menjadi perhatian bagi pemerintah daeah setempat. Berbagai upaya telah dilakukan guna menekan, bahkan menghapus penyakit gagal tumbuh kembang pada anak tersebut. Koordinasi dengan berbagai pihak termasuk kepala desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta tindakan nyata dalam penanganan masalah tersebut.

Stunting yang didefinisikan sebagai kondisi gagal tumbuh akibat malnutrisi kronis, dapat berakibat fatal bagi perkembangan fisik dan mental anak-anak. Shalahuddin menekankan bahwa masalah ini harus menjadi perhatian utama bagi seluruh pihak, mengingat dampaknya yang serius terhadap generasi mendatang.

“Kita tidak bisa mengabaikan stunting. Ini adalah tantangan besar yang mempengaruhi masa depan anak-anak kita,” ujarnya, belum lama ini.

Baca Juga :  Tingkatkan Ketahanan Pangan di Kotim

Dia menyebutkan, bahwa pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) harus dipersiapkan sebaik mungkin. SSGI merupakan inisiatif nasional yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai status gizi anak-anak di bawah lima tahun.

“Data yang akurat dari SSGI sangat penting untuk merancang program yang tepat sasaran dan efektif dalam mengatasi stunting,” tambahnya.

Hasil SSGI 2023 menunjukkan peningkatan prevalensi stunting di Kotim, yang menjadi alarm bagi pemerintah daerah. Dari data itu, Pemkab Kotim harus mengambil langkah-langkah strategis guna menekan angka stunting dan membalikkan tren tersebut.

“Kita perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membalikkan tren ini,” tegas Shalahuddin.

Shalahuddin juga mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi stunting. Beberapa langkah yang telah direncanakan termasuk pelatihan bagi petugas survei, penyediaan alat ukur yang sesuai, serta melibatkan masyarakat, terutama kader posyandu dan anggota PKK.

Baca Juga :  Perkuat Peran Pramuka Membangun Generasi Muda

“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi kita semua. Mari kita pastikan anak-anak kita mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan cerdas,” katanya.

Diharapkan langkah-langkah yang diambil akan membawa perubahan positif dalam pengentasan stunting di Kotim. Pjs bupati menutup pertemuan dengan harapan bahwa semua pihak akan berkomitmen untuk menjadikan kesehatan anak sebagai prioritas utama. “Mari kita bekerja sama demi masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita,” harapnya. (mif/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/