SUKAMARA – Pj Bupati Sukamara, Rendy Lesmana, menghadiri secara langsung, Kampanye Setop Bullying (perundungan; red) bagi Siswa-Siswi SMP/MTS Sederajat Tingkat Kabupaten Sukamara tahun 2024. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula SMPN 1 Sukamara, Selasa (5/11/2024).
“Bullying atau perundungan atau kekerasan pada anak, terkadang bisa menimbulkan trauma yang mendalam. Hal ini bisa terjadi di sekolah, di rumah bahkan di lingkungan masyarakat di tempat kita tinggal,” kata Rendy.
Menurut Rendy, bullying memiliki dampak berbahaya bagi anak, baik bagi korban maupun pelaku. Korban bullying menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi, gangguan cemas, dan Post-traumatic Stress Disorder (PTSD). Korban juga bisa mengalami masalah kesehatan fisik seperti luka, memar, dan patah tulang.
“Selain itu, korban mengalami masalah sosial dan emosional seperti merasa terisolasi, kehilangan percaya diri, dan sulit membentuk hubungan sosial yang sehat,” ujar Rendy.
Sementara pelaku bullying bisa menyebabkan pelaku mengalami penurunan empati, peningkatan perilaku agresif, dan terbiasa memperoleh sesuatu dengan memaksa. Pelaku juga bisa mengalami masalah kesehatan mental dan berpandangan negatif tentang masa depan.
“Bullying juga dapat berdampak pada prestasi belajar korban, karena rasa takut dan cemas bisa membuat korban sulit fokus untuk belajar. Perilaku bullying yang dilakukan secara langsung atau secara online, disebut dengan cyberbullying,” jelasnya.
Bullying merupakan perilaku yang bertentangan dengan hak anak, untuk itu Rendy mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan perlindungan pada anak. Tanggung jawab perlindungan anak sudah semestinya dipikul bersama.
“Kita harus memastikan anak-anak sukamara aman dari bully dan segala bentuk tindak kekerasan lainnya. Pemerintah Kabupaten Sukamara terus mendorong kepedulian dan partisipasi seluruh komponen masyarakat Kabupaten Sukamara, dalam menjamin pemenuhan hak-hak anak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, serta memperoleh jaminan keselamatan sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,” tandasnya. (nhz/ans)