Jumat, Januari 10, 2025
24.8 C
Palangkaraya

Yuk, Kenali Gejala dan Penyebab Kelebihan Berat Badan

OBESITAS merupakan kondisi kelebihan berat badan yang terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari pola makan tidak sehat hingga genetika.

Dilansir dari Pafi Kabupaten Bintan, jika tidak segera ditangani,  obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, dan diabetes.

 

Obesitas adalah kondisi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat mengganggu kesehatan.

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa 650 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas.

Sementara itu, di Indonesia, dilansir dari dari Alodokter.com, Riset Kesehatan Dasar menunjukkan 22 persen orang dewasa atau sekitar 625.000 jiwa menderita obesitas.

 

Gejala Obesitas

Orang dengan obesitas dapat dikenali dari beberapa gejala berikut:

  • Indeks Massa Tubuh (IMT): Memiliki IMT ≥25 kg/m².
  • Gejala fisik: Penumpukan lemak di area tertentu seperti perut atau payudara.
  • Gangguan aktivitas: Sesak napas saat beraktivitas fisik ringan.
  • Masalah kesehatan tambahan: Nyeri sendi, tekanan darah tinggi, diabetes, atau gangguan jantung.
Baca Juga :  Jantung Tiba-Tiba Berdebar? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pada anak-anak, obesitas dapat disertai tanda-tanda seperti:

  • Penumpukan lemak di payudara atau perut.
  • Kesulitan bergerak atau sesak napas saat bermain.
  • Gangguan pubertas, seperti keterlambatan atau percepatan perkembangan.

Penyebab Obesitas

Obesitas biasanya disebabkan oleh:

  1. Pola makan tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak.
  2. Kurangnya aktivitas fisik: Tubuh membakar lebih sedikit kalori daripada yang dikonsumsi.
  3. Genetika: Beberapa individu memiliki kecenderungan genetik untuk menyimpan lemak lebih banyak.
  4. Kondisi mental: Stres atau depresi yang membuat seseorang beralih ke makanan untuk kenyamanan emosional.
  5. Efek samping pengobatan: Obat-obatan seperti steroid atau pil KB dapat meningkatkan risiko obesitas.
  6. Penyakit tertentu: Gangguan tiroid atau sindrom metabolik.

Faktor Risiko Obesitas

Menurut Halodoc, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko obesitas meliputi:

  1. Lingkungan:
    • Keterbatasan akses ke makanan sehat.
    • Tingginya paparan makanan cepat saji atau olahan.
  2. Kondisi emosional:
    • Depresi atau stres kronis yang mendorong kebiasaan makan berlebihan.
  3. Perubahan gaya hidup:
    • Berhenti merokok dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
    • Kurangnya aktivitas fisik akibat pekerjaan yang menetap atau rutinitas harian.
  4. Penggunaan obat tertentu:
    • Steroid atau obat hormon lainnya yang dapat memicu kenaikan berat badan.
Baca Juga :  Muncul Virus HMPV di Indonesia, Anak-Anak Harus Waspada

Dampak Obesitas pada Kesehatan

Obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, seperti:

  • Penyakit jantung koroner
  • Diabetes tipe 2
  • Hipertensi
  • Gangguan metabolisme
  • Nyeri sendi dan tulang.(jpc)

 

OBESITAS merupakan kondisi kelebihan berat badan yang terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari pola makan tidak sehat hingga genetika.

Dilansir dari Pafi Kabupaten Bintan, jika tidak segera ditangani,  obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti jantung, hipertensi, dan diabetes.

 

Obesitas adalah kondisi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan sehingga dapat mengganggu kesehatan.

World Health Organization (WHO) mencatat bahwa 650 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas.

Sementara itu, di Indonesia, dilansir dari dari Alodokter.com, Riset Kesehatan Dasar menunjukkan 22 persen orang dewasa atau sekitar 625.000 jiwa menderita obesitas.

 

Gejala Obesitas

Orang dengan obesitas dapat dikenali dari beberapa gejala berikut:

  • Indeks Massa Tubuh (IMT): Memiliki IMT ≥25 kg/m².
  • Gejala fisik: Penumpukan lemak di area tertentu seperti perut atau payudara.
  • Gangguan aktivitas: Sesak napas saat beraktivitas fisik ringan.
  • Masalah kesehatan tambahan: Nyeri sendi, tekanan darah tinggi, diabetes, atau gangguan jantung.
Baca Juga :  Jantung Tiba-Tiba Berdebar? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pada anak-anak, obesitas dapat disertai tanda-tanda seperti:

  • Penumpukan lemak di payudara atau perut.
  • Kesulitan bergerak atau sesak napas saat bermain.
  • Gangguan pubertas, seperti keterlambatan atau percepatan perkembangan.

Penyebab Obesitas

Obesitas biasanya disebabkan oleh:

  1. Pola makan tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak.
  2. Kurangnya aktivitas fisik: Tubuh membakar lebih sedikit kalori daripada yang dikonsumsi.
  3. Genetika: Beberapa individu memiliki kecenderungan genetik untuk menyimpan lemak lebih banyak.
  4. Kondisi mental: Stres atau depresi yang membuat seseorang beralih ke makanan untuk kenyamanan emosional.
  5. Efek samping pengobatan: Obat-obatan seperti steroid atau pil KB dapat meningkatkan risiko obesitas.
  6. Penyakit tertentu: Gangguan tiroid atau sindrom metabolik.

Faktor Risiko Obesitas

Menurut Halodoc, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko obesitas meliputi:

  1. Lingkungan:
    • Keterbatasan akses ke makanan sehat.
    • Tingginya paparan makanan cepat saji atau olahan.
  2. Kondisi emosional:
    • Depresi atau stres kronis yang mendorong kebiasaan makan berlebihan.
  3. Perubahan gaya hidup:
    • Berhenti merokok dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
    • Kurangnya aktivitas fisik akibat pekerjaan yang menetap atau rutinitas harian.
  4. Penggunaan obat tertentu:
    • Steroid atau obat hormon lainnya yang dapat memicu kenaikan berat badan.
Baca Juga :  Muncul Virus HMPV di Indonesia, Anak-Anak Harus Waspada

Dampak Obesitas pada Kesehatan

Obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius, seperti:

  • Penyakit jantung koroner
  • Diabetes tipe 2
  • Hipertensi
  • Gangguan metabolisme
  • Nyeri sendi dan tulang.(jpc)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/