Rabu, Februari 5, 2025
26.9 C
Palangkaraya

Kadisdik Kotim Sampaikan Game Online Cenderung Membuat Anak Berkata Kasar

SAMPIT – Eksisnya game online di kalangan anak-anak nampaknya sedikit banyak memberikan dampak yang negatif. Dari trend tersebut, kebanyakan anak-anak yang bermain game online mengeluarkan kata-kata kasar. Bahkan istilah yang tidak pantas.

“Ini tantangan kita bersama sekolah, komite, orang tua, dan masyarakat. Kita harus mengarahkan anak-anak agar tidak berkata kasar. Apalagi sampai menyebut hal-hal yang tidak pantas,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim, Muhammad Irfansyah, belum lama ini.

Menurut dia, langkah pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh. Sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua untuk mengawasi dan membimbing anak-anak. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi pelecehan, bullying, atau kekerasan verbal di lingkungan sekolah.

Baca Juga :  Bupati: Dinsos Harus Buat Rumah Singgah

“Sebaiknya sekolah selalu mengingatkan siswa. Misalnya saat senam pagi, upacara, atau sebelum pembelajaran dimulai,” tambahnya.

Peran orang tua juga sangat penting dalam mengawasi anak saat bermain game online, menggunakan media sosial, dan mengakses internet. Orang tua diharapkan mengajarkan anak-anak untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

“Bagi yang beragama Islam, saat kalah dalam permainan bisa mengucapkan Astagfirullah, atau saat menang bisa mengatakan Subhanallah. Kebiasaan baik ini bisa membentuk karakter positif anak,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa anak-anak adalah pribadi yang polos dan mudah menyerap informasi dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pola komunikasi mereka sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka dengar dan lihat setiap hari.

Baca Juga :  Tak Sekadar Hobi, Main Game Bisa Juga Hasilkan Uang

“Anak-anak belajar dari sekitarnya. Jika mereka sering mendengar kata-kata kasar, mereka akan menirunya. Jadi, mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi penerus kita,” pungkasnya. (sli/ens)

SAMPIT – Eksisnya game online di kalangan anak-anak nampaknya sedikit banyak memberikan dampak yang negatif. Dari trend tersebut, kebanyakan anak-anak yang bermain game online mengeluarkan kata-kata kasar. Bahkan istilah yang tidak pantas.

“Ini tantangan kita bersama sekolah, komite, orang tua, dan masyarakat. Kita harus mengarahkan anak-anak agar tidak berkata kasar. Apalagi sampai menyebut hal-hal yang tidak pantas,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim, Muhammad Irfansyah, belum lama ini.

Menurut dia, langkah pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh. Sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua untuk mengawasi dan membimbing anak-anak. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi pelecehan, bullying, atau kekerasan verbal di lingkungan sekolah.

Baca Juga :  Bupati: Dinsos Harus Buat Rumah Singgah

“Sebaiknya sekolah selalu mengingatkan siswa. Misalnya saat senam pagi, upacara, atau sebelum pembelajaran dimulai,” tambahnya.

Peran orang tua juga sangat penting dalam mengawasi anak saat bermain game online, menggunakan media sosial, dan mengakses internet. Orang tua diharapkan mengajarkan anak-anak untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan.

“Bagi yang beragama Islam, saat kalah dalam permainan bisa mengucapkan Astagfirullah, atau saat menang bisa mengatakan Subhanallah. Kebiasaan baik ini bisa membentuk karakter positif anak,” tuturnya.

Ia juga menekankan bahwa anak-anak adalah pribadi yang polos dan mudah menyerap informasi dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pola komunikasi mereka sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka dengar dan lihat setiap hari.

Baca Juga :  Tak Sekadar Hobi, Main Game Bisa Juga Hasilkan Uang

“Anak-anak belajar dari sekitarnya. Jika mereka sering mendengar kata-kata kasar, mereka akan menirunya. Jadi, mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi penerus kita,” pungkasnya. (sli/ens)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/