SAMPIT– Kasus kematian Jaka, warga Cempaga yang ditemukan tewas tergeletak di sekitar Jembatan Bajarum Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih menjadi teka-teki.
Hampir satu bulan usai kematian korban, polisi belum menemukan titik terang tentang penyebab kematian pria berusia 17 tahun itu.
Hingga kini, pihak kepolisan masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan di Palangka Raya.
Terkait hal itu, salah seorang keluarga korban berinisal Y, meminta pihak kepolisian agar segera mengungkap kasus kematian yang diduga dibunuh itu.
Menurutnya, sudah menjadi tugas polisi untuk mengungkap kejadian tersebut agar tidak lagi terulang.
“Kami tetap berharap ada penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada unsur lain dalam kejadian ini,” ujar Y, salah satu kerabat korban, Rabu (12/2/2025).
Ia mengungkapkan bahwa Jaka memiliki kondisi gangguan mental.
Mereka menduga ada kemungkinan korban memiliki konflik dengan pihak tertentu yang mungkin tidak menyukainya. Dari indikasi itulah, diduga kematian korban akibat dibunuh.
Dia memang memiliki kondisi khusus, dan mungkin ada orang yang merasa terganggu atau tidak senang dengan kehadirannya.
“Tapi, jika memang ada masalah, seharusnya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih manusiawi, bukan dengan kekerasan yang merenggut nyawanya,” tambahnya.
Hingga saat ini, keluarga korban terus mendesak kepolisian agar tidak menutup penyelidikan begitu saja.
Mereka berharap ada kejelasan mengenai penyebab pasti kematian Jaka, sehingga tidak ada kesalahpahaman dalam proses hukum yang berjalan.
“Semoga ini bisa dituntaskan dan polisi bergerak cepat mengungkap kasus ini,” tandasnya.(mif/ram)