Sabtu, Maret 1, 2025
31.6 C
Palangkaraya

Musda Golkar Digelar Usai Lebaran, Siapa Sebenarnya Kandidat Potensial Ketua?

PALANGKA RAYA-Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dijawalkan bulan Maret ini, dipastikan tunda. Hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Golkar menyepakati musda dilaksanakan usai lebaran Idul Fitri. Perubahan agenda tersebut dibenarkan oleh Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kalteng Ir Abdul Razak.

Ia menyebut, perubahan jadwal Musda DPD I Partai Golkar Kalteng telah disepakati dalam Rakernas Partai Golkar yang berlangsung pada Sabtu (8/2), di Kantor DPP Partai Golkar.

“Karena bulan Maret telah memasuki Ramadan, maka dalam rakernas diputuskan bahwa musda akan dilaksanakan setelah Idul Fitri,” kata Abdul Razak, Jumat (28/2).

Seperti diketahui, menjelang musda untuk pemilihan Ketua DPD Golkar Kalteng ini, mencuat banyak nama potensial. Mulai dari H Ruslan (petahana), Anggota DPR RI Muktharudin, Wagub Kalteng H Edy Pratowo, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Bupati Barito Selatan (Barsel) Eddy Raya Samsuri, dan tidak menutup kemungkinan akan bermunculan figur-figur baru.

Bupati Barsel yang juga Ketua DPD Partai Golkar Barsel, Eddy Raya Samsuri, juga berkeinginan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kalteng. Ia mengungkapkan kesediaan untuk maju jika mendapat dukungan dari kader partai serta restu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar.

“Jika teman-teman mendukung dan ketua umum memberi restu, saya siap berkontribusi untuk membawa Golkar Kalteng makin maju dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Eddy, belum lama ini.

Menurut Eddy, Partai Golkar ke depan harus dipimpin oleh pemimpin visioner dan berwawasan luas, sehingga bisa mengibangi perpolitikin dewasa ini. Ia mengatakan, Partai Golkar merupakan organisasi penting dalam karier politiknya. Karena besar di partai berlambang pohon beringin itu, Eddy menginginkan partai ini bisa tumbuh lebih besar lagi.

“Menurut saya, kompetisi itu hal wajar dalam sebuah organisasi. Semua yang nantinya mencalon tentu ingin Golkar bisa lebih besar dan lebih baik lagi. Bukan berarti yang sebelumnya tidak baik, tetapi kita ingin sama-sama membesarkan partai ini,” tegasnya.

Baca Juga :  Penghapusan Jurusan Memudahkan Siswa Gapai Cita-Cita

Nama lain yang juga mencuat adalah Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo. Meski ada kabar bahwa dirinya akan maju sebagai calon Ketua DPD Golkar Kalteng, Edy mengaku belum mengetahui pasti kapan musda akan digelar.

“Saya belum tahu, bagaimana ya, sulit juga ngomongnya,” ucap Edy.

Mengenai isu pencalonannya sebagai Ketua DPD Golkar Kalteng, Edy juga tidak memberikan kepastian. “Kita ikuti saja mekanismenya, nanti kita lihat bagaimana perkembangan selanjutnya,” tambahnya.

Selain itu, nama lain yang berpotensi maju dalam pencalonan adalah Wali Kota Palangka Raya sekaligus Ketua DPD Golkar Kota Palangka Raya, Fairid Naparin. Ia mengatakan, posisi Ketua DPD Partai Golkar Kalteng memang posisi strategis, menarik, dan seksi. Apalagi Partai Golkar merupakan partai besar dan tertua. Menurutnya, Partai Golkar memiliki AD/ART, aturan, mekanisme, dan penilaian yang jelas dalam pemilihan pimpinan.

“Karena itu, ada faktor penting yang jadi penentu. Salah satunya, evaluasi lima tahun ke belakang. Jadi, kita ikuti saja prosesnya, karena musda dilaksanakan setelah Rakernas DPP Partai Golkar yang salah satu pembahasannya adalah terkait musda,” tegas Fairid, beberapa waktu lalu.

Ia menyebut Partai Golkar menjadi salah satu partai yang perkaderannya tetap berjalan di Kalteng. Hal itu bisa dilihat dari bermunculan kader-kader muda yang mampu menduduki jabatan strategis. Ia mengatakan, salah satu syarat menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kalteng adalah memiliki tanggung jawab yang besar. Tidak hanya berbicara suksesi keberlangsung partai saja, tetapi harus mampu membawa dampak baik untuk partai maupun daerah.

“Dedikasi dan loyalitas terhadap partai menjadi penilaian utama. Karena itu, silakan dievaluasi dan dicermati oleh para pengurus partai di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat. Dari situ dapat terlihat kader mana yang memiliki loyalitas terhadap partai,” tuturnya.

Baca Juga :  Kalteng Bangun Kawasan Shrimp Estate

Selanjutnya, menanggapi kabar tentang kemungkinan maju dalam pencalonan Ketua DPD Partai Golkar Kalteng, Fairid mengatakan ingin terlebih dahulu melihat mekanismenya. Ia berharap ada penilaian dan evaluasi terhadap tiap kader.

“Perlu digarisbawahi, musda ini dilaksanakan agar ke depannya partai bisa lebih solid hingga ke tingkat di daerah. Kalau hanya menimbulkan perpecahan, buat apa kita bahas. Selain itu, calon ketua harus memiliki komitmen yang jelas untuk partai,” ungkapnya.

“Kalau saya dipercaya oleh DPP maupun DPD tingkat satu dan dua, maka saya siap mengemban tugas ini. Bahkan saya akan berkomunikasi dan merangkul seluruh kader di Kalteng,” tegasnya.

Fairid menambahkan, dirinya siap membesarkan Partai Golkar di panggung perpolitikan Kalteng. Namun ia tak ingin ada perpecahan di internal partai, karena ia sangat menjunjung perpolitikan yang beretika.

“Dari beberapa bakal calon ketua yang ramai diperbincangkan saat ini, saya sebagai sosok termuda, dan saya tetap menjunjung etika dalam berpolitik. Karena itu, perlu dukungan dan komunikasi dari seluruh kader,” tegasnya.

Ditegaskan Fairid, karena begitu besar kecintaannya pada Partai Golkar, maka ia tak ingin muncul perpecahan setelah musda dilaksanakan.

“Saat ini kami masih memiliki Ketua DPD Partai Golkar, yakni Pak HM Ruslan. Jadi, saya kira jangan kecepatanlah dalam menyatakan diri. Mari kita dengar dahulu langkah politik dari Ketua DPD Partai Golkar Kalteng saat ini. Ini salah satu etika dalam berpolitik,” ucapnya.

Sosok lain yang juga disoroti adalah Mukhtarudin. Menanggapi kabar kemungkinan pencalonan dirinya, ia mengaku saat ini sedang berada dalam kepengurusan DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Kalteng dan Kalbar. Karena itu, ia tak berbicara banyak. Ia perlu mendengarkan arahan dan berkonsultasi langsung dengan Ketua Umum Partai Golkar.

“Saya tidak mau berkomentar banyak. Saya perlu konsultasi dengan Pak Bahlil (ketua umum), karena saya merupakan bagian dari kepengurusan DPP,” tegas Mukhtarudin. (irj/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dijawalkan bulan Maret ini, dipastikan tunda. Hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Golkar menyepakati musda dilaksanakan usai lebaran Idul Fitri. Perubahan agenda tersebut dibenarkan oleh Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kalteng Ir Abdul Razak.

Ia menyebut, perubahan jadwal Musda DPD I Partai Golkar Kalteng telah disepakati dalam Rakernas Partai Golkar yang berlangsung pada Sabtu (8/2), di Kantor DPP Partai Golkar.

“Karena bulan Maret telah memasuki Ramadan, maka dalam rakernas diputuskan bahwa musda akan dilaksanakan setelah Idul Fitri,” kata Abdul Razak, Jumat (28/2).

Seperti diketahui, menjelang musda untuk pemilihan Ketua DPD Golkar Kalteng ini, mencuat banyak nama potensial. Mulai dari H Ruslan (petahana), Anggota DPR RI Muktharudin, Wagub Kalteng H Edy Pratowo, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Bupati Barito Selatan (Barsel) Eddy Raya Samsuri, dan tidak menutup kemungkinan akan bermunculan figur-figur baru.

Bupati Barsel yang juga Ketua DPD Partai Golkar Barsel, Eddy Raya Samsuri, juga berkeinginan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kalteng. Ia mengungkapkan kesediaan untuk maju jika mendapat dukungan dari kader partai serta restu dari Ketua Umum DPP Partai Golkar.

“Jika teman-teman mendukung dan ketua umum memberi restu, saya siap berkontribusi untuk membawa Golkar Kalteng makin maju dan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Eddy, belum lama ini.

Menurut Eddy, Partai Golkar ke depan harus dipimpin oleh pemimpin visioner dan berwawasan luas, sehingga bisa mengibangi perpolitikin dewasa ini. Ia mengatakan, Partai Golkar merupakan organisasi penting dalam karier politiknya. Karena besar di partai berlambang pohon beringin itu, Eddy menginginkan partai ini bisa tumbuh lebih besar lagi.

“Menurut saya, kompetisi itu hal wajar dalam sebuah organisasi. Semua yang nantinya mencalon tentu ingin Golkar bisa lebih besar dan lebih baik lagi. Bukan berarti yang sebelumnya tidak baik, tetapi kita ingin sama-sama membesarkan partai ini,” tegasnya.

Baca Juga :  Penghapusan Jurusan Memudahkan Siswa Gapai Cita-Cita

Nama lain yang juga mencuat adalah Wakil Gubernur Kalteng, Edy Pratowo. Meski ada kabar bahwa dirinya akan maju sebagai calon Ketua DPD Golkar Kalteng, Edy mengaku belum mengetahui pasti kapan musda akan digelar.

“Saya belum tahu, bagaimana ya, sulit juga ngomongnya,” ucap Edy.

Mengenai isu pencalonannya sebagai Ketua DPD Golkar Kalteng, Edy juga tidak memberikan kepastian. “Kita ikuti saja mekanismenya, nanti kita lihat bagaimana perkembangan selanjutnya,” tambahnya.

Selain itu, nama lain yang berpotensi maju dalam pencalonan adalah Wali Kota Palangka Raya sekaligus Ketua DPD Golkar Kota Palangka Raya, Fairid Naparin. Ia mengatakan, posisi Ketua DPD Partai Golkar Kalteng memang posisi strategis, menarik, dan seksi. Apalagi Partai Golkar merupakan partai besar dan tertua. Menurutnya, Partai Golkar memiliki AD/ART, aturan, mekanisme, dan penilaian yang jelas dalam pemilihan pimpinan.

“Karena itu, ada faktor penting yang jadi penentu. Salah satunya, evaluasi lima tahun ke belakang. Jadi, kita ikuti saja prosesnya, karena musda dilaksanakan setelah Rakernas DPP Partai Golkar yang salah satu pembahasannya adalah terkait musda,” tegas Fairid, beberapa waktu lalu.

Ia menyebut Partai Golkar menjadi salah satu partai yang perkaderannya tetap berjalan di Kalteng. Hal itu bisa dilihat dari bermunculan kader-kader muda yang mampu menduduki jabatan strategis. Ia mengatakan, salah satu syarat menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kalteng adalah memiliki tanggung jawab yang besar. Tidak hanya berbicara suksesi keberlangsung partai saja, tetapi harus mampu membawa dampak baik untuk partai maupun daerah.

“Dedikasi dan loyalitas terhadap partai menjadi penilaian utama. Karena itu, silakan dievaluasi dan dicermati oleh para pengurus partai di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat. Dari situ dapat terlihat kader mana yang memiliki loyalitas terhadap partai,” tuturnya.

Baca Juga :  Kalteng Bangun Kawasan Shrimp Estate

Selanjutnya, menanggapi kabar tentang kemungkinan maju dalam pencalonan Ketua DPD Partai Golkar Kalteng, Fairid mengatakan ingin terlebih dahulu melihat mekanismenya. Ia berharap ada penilaian dan evaluasi terhadap tiap kader.

“Perlu digarisbawahi, musda ini dilaksanakan agar ke depannya partai bisa lebih solid hingga ke tingkat di daerah. Kalau hanya menimbulkan perpecahan, buat apa kita bahas. Selain itu, calon ketua harus memiliki komitmen yang jelas untuk partai,” ungkapnya.

“Kalau saya dipercaya oleh DPP maupun DPD tingkat satu dan dua, maka saya siap mengemban tugas ini. Bahkan saya akan berkomunikasi dan merangkul seluruh kader di Kalteng,” tegasnya.

Fairid menambahkan, dirinya siap membesarkan Partai Golkar di panggung perpolitikan Kalteng. Namun ia tak ingin ada perpecahan di internal partai, karena ia sangat menjunjung perpolitikan yang beretika.

“Dari beberapa bakal calon ketua yang ramai diperbincangkan saat ini, saya sebagai sosok termuda, dan saya tetap menjunjung etika dalam berpolitik. Karena itu, perlu dukungan dan komunikasi dari seluruh kader,” tegasnya.

Ditegaskan Fairid, karena begitu besar kecintaannya pada Partai Golkar, maka ia tak ingin muncul perpecahan setelah musda dilaksanakan.

“Saat ini kami masih memiliki Ketua DPD Partai Golkar, yakni Pak HM Ruslan. Jadi, saya kira jangan kecepatanlah dalam menyatakan diri. Mari kita dengar dahulu langkah politik dari Ketua DPD Partai Golkar Kalteng saat ini. Ini salah satu etika dalam berpolitik,” ucapnya.

Sosok lain yang juga disoroti adalah Mukhtarudin. Menanggapi kabar kemungkinan pencalonan dirinya, ia mengaku saat ini sedang berada dalam kepengurusan DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Kalteng dan Kalbar. Karena itu, ia tak berbicara banyak. Ia perlu mendengarkan arahan dan berkonsultasi langsung dengan Ketua Umum Partai Golkar.

“Saya tidak mau berkomentar banyak. Saya perlu konsultasi dengan Pak Bahlil (ketua umum), karena saya merupakan bagian dari kepengurusan DPP,” tegas Mukhtarudin. (irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/