Senin, April 21, 2025
24.8 C
Palangkaraya

Banjir Parah Landa Batara dan Mura, 69 Ribu Jiwa Terdampak

PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tengah berjibaku menghadapi bencana banjir. Empat kabupaten terdampak. Banjir yang berlangsung sejak awal tahun ini telah merendam 142 desa dari 23 kecamatan.

Lebih dari 69 ribu jiwa terdampak dan 10 ribu lebih rumah warga terendam. Kepala Pelaksana BPB-PK Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib menyampaikan bahwa berdasarkan data per 19 April 2025, total terdapat 22.417 kepala keluarga (KK) atau 69.009 jiwa terdampak, dengan 642 fasilitas umum dan 10.405 unit rumah mengalami kerusakan.

Meskipun demikian, status darurat bencana banjir masih berstatus nihil. “Untuk saat ini, penanganan masih bisa dikendalikan oleh pemerintah daerah masing-masing. Namun kita tetap siaga dan siap menyalurkan bantuan kapan pun dibutuhkan,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).

Kabupaten Barito Selatan menjadi wilayah dengan dampak terparah. Banjir melanda sejak 7 Januari hingga 19 April 2025, atau selama 102 hari tanpa henti. Enam kecamatan dan 47 desa/kelurahan terendam, termasuk Dusun Hilir, Dusun Utara, Dusun Selatan, Karau Kuala, Gunung Bintang Awai, dan Jenamas.

Wilayah-wilayah seperti Kelurahan Buntok Kota, Desa Muara Talang, Lehai, Damparan, Mangkatip hingga Desa Tanjung Jawa menjadi titik terparah dengan ketinggian muka air mencapai 707 cm. Sebanyak 19.429 KK atau 61.118 jiwa terdampak, 7.924 rumah rusak, dan 583 fasilitas umum ikut terendam.

Di Kabupaten Murung Raya, banjir mulai terjadi sejak 15 April dan langsung melanda 7 kecamatan dan 52 desa/kelurahan. Kawasan seperti Seribu Riam, Laung Tuhup, Sumber Barito, Murung, dan Uut Murung mencatatkan jumlah warga terdampak yang cukup tinggi.

Sebanyak 2.988 KK atau 7.891 jiwa terdampak, dengan 16 KK atau 200 jiwa terpaksa mengungsi ke posko-posko darurat. Banjir juga merusak 2.481 unit rumah dan 59 fasilitas umum. Sementara itu, banjir di Kabupaten Barito Utara merendam 9 kecamatan dan 42 desa/kelurahan. 19 fasilitas umum dilaporkan mengalami gangguan.

Baca Juga :  Suami Kabur, Istri Ditangkap

“Potensi hujan masih tinggi. Kami minta seluruh masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan dari tim lapangan,” tegas Ahmad Toyib. Sementara itu, Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batara, sebanyak 43 desa terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 15 cm hingga mencapai 205 cm.

Kecamatan yang terdampak meliputi Lahei Barat, Lahei, Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan, Montallat, Gunung Purei, Teweh Timur, dan Gunung Timang. “Dari pantauan itu, semua kecamatan di Kabupaten Batara mengalami terdampak banjir,”kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batara, Simamoraturahman, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Rizali Hadi, Sabtu (19/4/2025).

Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun BPBD mencatat ribuan warga terdampak, dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan bangunan pemerintah juga turut terendam air. Bahkan sejumlah fasilitas pasar tradisional yang menjadi pusat tempat perniagaan atau perdagangan terendam banjir.

“Kita dari BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi naiknya debit air, terutama yang tinggal di wilayah yang masih arus air disaat sungai diguyur hujan,” terangnya. Hal serupa juga terjadi di Murung Raya. BPBD Mura mencatat ketinggi air sungai Barito mencapai level 8,15 meter.

Wakil Bupati Murung Raya, Rahmanto Muhidin melakukan peninjauan ke beberapa posko siaga banjir dan melihat langsung kondisi desa yang terdampak banjir. Posko itu menyiapkan kebutuhan makanan dan ketersediaan pengobatan gratis bagi warga yang terdampak banjir.

Baca Juga :  Oknum CS RSSI Lakukan Penipuan Arisan Investasi hingga Korban Merugi Ratusan Juta

“Posko siaga yang telah disiapkan ini diharapkan bantuan lebih tepat sasaran,” terangnya. Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Riwut, Agung Sudiono Abadi menyampaikan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalteng telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 April 2025.

Peringatan ini dikeluarkan menyusul terdeteksinya daerah belokan angin dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang terjadi di wilayah Kalimantan, yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dirinya menjelaskan bahwa kondisi ini diperburuk oleh kelembaban udara yang tinggi dan labilitas lokal yang kuat.

“Kondisi ini meningkatkan proses konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta disertai petir dan angin kencang, dengan potensi dampak seperti genangan air, banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang,” ucapnya, Minggu (20/4/2025).

Sementara itu, pada 22 April 2025, potensi cuaca ekstrem diperkirakan akan mereda di beberapa wilayah, meskipun masih berpotensi terjadi di Kotawaringin Barat bagian utara, Lamandau, Kotawaringin Timur bagian utara, Seruyan bagian utara, Katingan bagian utara, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, dan Kapuas bagian utara.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lokal yang dapat terjadi dalam durasi singkat, namun berisiko tinggi karena disertai petir dan angin kencang, serta kemungkinan terjadinya angin puting beliung. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan, termasuk genangan air, banjir, dan tanah longsor,” lanjutnya.(dad/her/ovi/ram)

PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tengah berjibaku menghadapi bencana banjir. Empat kabupaten terdampak. Banjir yang berlangsung sejak awal tahun ini telah merendam 142 desa dari 23 kecamatan.

Lebih dari 69 ribu jiwa terdampak dan 10 ribu lebih rumah warga terendam. Kepala Pelaksana BPB-PK Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib menyampaikan bahwa berdasarkan data per 19 April 2025, total terdapat 22.417 kepala keluarga (KK) atau 69.009 jiwa terdampak, dengan 642 fasilitas umum dan 10.405 unit rumah mengalami kerusakan.

Meskipun demikian, status darurat bencana banjir masih berstatus nihil. “Untuk saat ini, penanganan masih bisa dikendalikan oleh pemerintah daerah masing-masing. Namun kita tetap siaga dan siap menyalurkan bantuan kapan pun dibutuhkan,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).

Kabupaten Barito Selatan menjadi wilayah dengan dampak terparah. Banjir melanda sejak 7 Januari hingga 19 April 2025, atau selama 102 hari tanpa henti. Enam kecamatan dan 47 desa/kelurahan terendam, termasuk Dusun Hilir, Dusun Utara, Dusun Selatan, Karau Kuala, Gunung Bintang Awai, dan Jenamas.

Wilayah-wilayah seperti Kelurahan Buntok Kota, Desa Muara Talang, Lehai, Damparan, Mangkatip hingga Desa Tanjung Jawa menjadi titik terparah dengan ketinggian muka air mencapai 707 cm. Sebanyak 19.429 KK atau 61.118 jiwa terdampak, 7.924 rumah rusak, dan 583 fasilitas umum ikut terendam.

Di Kabupaten Murung Raya, banjir mulai terjadi sejak 15 April dan langsung melanda 7 kecamatan dan 52 desa/kelurahan. Kawasan seperti Seribu Riam, Laung Tuhup, Sumber Barito, Murung, dan Uut Murung mencatatkan jumlah warga terdampak yang cukup tinggi.

Sebanyak 2.988 KK atau 7.891 jiwa terdampak, dengan 16 KK atau 200 jiwa terpaksa mengungsi ke posko-posko darurat. Banjir juga merusak 2.481 unit rumah dan 59 fasilitas umum. Sementara itu, banjir di Kabupaten Barito Utara merendam 9 kecamatan dan 42 desa/kelurahan. 19 fasilitas umum dilaporkan mengalami gangguan.

Baca Juga :  Suami Kabur, Istri Ditangkap

“Potensi hujan masih tinggi. Kami minta seluruh masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan dari tim lapangan,” tegas Ahmad Toyib. Sementara itu, Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batara, sebanyak 43 desa terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 15 cm hingga mencapai 205 cm.

Kecamatan yang terdampak meliputi Lahei Barat, Lahei, Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan, Montallat, Gunung Purei, Teweh Timur, dan Gunung Timang. “Dari pantauan itu, semua kecamatan di Kabupaten Batara mengalami terdampak banjir,”kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batara, Simamoraturahman, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Rizali Hadi, Sabtu (19/4/2025).

Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun BPBD mencatat ribuan warga terdampak, dan sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan bangunan pemerintah juga turut terendam air. Bahkan sejumlah fasilitas pasar tradisional yang menjadi pusat tempat perniagaan atau perdagangan terendam banjir.

“Kita dari BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi naiknya debit air, terutama yang tinggal di wilayah yang masih arus air disaat sungai diguyur hujan,” terangnya. Hal serupa juga terjadi di Murung Raya. BPBD Mura mencatat ketinggi air sungai Barito mencapai level 8,15 meter.

Wakil Bupati Murung Raya, Rahmanto Muhidin melakukan peninjauan ke beberapa posko siaga banjir dan melihat langsung kondisi desa yang terdampak banjir. Posko itu menyiapkan kebutuhan makanan dan ketersediaan pengobatan gratis bagi warga yang terdampak banjir.

Baca Juga :  Oknum CS RSSI Lakukan Penipuan Arisan Investasi hingga Korban Merugi Ratusan Juta

“Posko siaga yang telah disiapkan ini diharapkan bantuan lebih tepat sasaran,” terangnya. Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut Riwut, Agung Sudiono Abadi menyampaikan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalteng telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 April 2025.

Peringatan ini dikeluarkan menyusul terdeteksinya daerah belokan angin dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang terjadi di wilayah Kalimantan, yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dirinya menjelaskan bahwa kondisi ini diperburuk oleh kelembaban udara yang tinggi dan labilitas lokal yang kuat.

“Kondisi ini meningkatkan proses konvektif yang berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, serta disertai petir dan angin kencang, dengan potensi dampak seperti genangan air, banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang,” ucapnya, Minggu (20/4/2025).

Sementara itu, pada 22 April 2025, potensi cuaca ekstrem diperkirakan akan mereda di beberapa wilayah, meskipun masih berpotensi terjadi di Kotawaringin Barat bagian utara, Lamandau, Kotawaringin Timur bagian utara, Seruyan bagian utara, Katingan bagian utara, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, dan Kapuas bagian utara.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lokal yang dapat terjadi dalam durasi singkat, namun berisiko tinggi karena disertai petir dan angin kencang, serta kemungkinan terjadinya angin puting beliung. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan, termasuk genangan air, banjir, dan tanah longsor,” lanjutnya.(dad/her/ovi/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/