PALANGKA RAYA-Lonjakan inflasi terjadi Kabupaten Gunung Mas (Gumas). Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo kepada media usai mengikuti rapat paripurna ke-9 masa persidangan III tahun sidang 2022 di ruang rapat paripurna DPRD Kalteng, Senin (31/10).
“Terjadi lonjakan inflasi di Gunung Mas, yang menyebabkan inflasi adalah komoditas beras, minyak goreng, dan daging sapi. Saya sudah sampaikan kepada dinas perdagangan supaya melakukan intervensi sebagai gerakan untuk menekan laju inflasi,” kata Wagub Edy.
Terkait angka inflasi di Kalteng, Edy menyampaikan bahwa akan segera dirilis oleh BPS Provinsi Kalteng. Pihaknya berharap inflasi ini segera tak berkepanjangan dan segera diatasi.
Sebelum menghadiri rapat paripurna, mantan Bupati Pulang Pisau itu terlebih dahulu mengikuti rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi di Aula Jayang Tingang. Rapat yang dipimpin oleh Kemendagri Tito Karnavian itu berlangsung secara daring.
Mantan Kapolri itu mengingatkan kepada seluruh kepala daerah untuk menjadikan isu inflasi sebagai fokus utama. Ia juga menyebut, inflasi yang terjadi saat ini diakibatkan oleh pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina yang belum berakhir.
“Perang ini berimbas pada situasi ekonomi dunia dan keadaan keuangan dunia, banyak negara yang menahan pangannya masing-masing untuk kepentingan rakyat,” ucapnya.
Lebih lanjut Tito menjelaskan, saat ini inflasi Indonesia masih berada di posisi relatif landai, yaitu pada angka 5,95 persen.
“Pemerintah daerah diminta untuk mengoptimalkan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) untuk memonitor harga bahan pokok di pasar setiap hari. Kepala daerah jangan ragu-ragu menggunakan instrumen keuangan APBD, di samping mengaktifkan Satgas Pangan dan TAPD masing-masing,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Margo Yuwono membeberkan, sejalan dengan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, maka ditetapkan 20 komoditas pangan terpilih yang dijadikan patokan kinerja pengendalian inflasi TPIP dan TPID. Margo menekankan bahwa inflasi bahan makanan perlu menjadi perhatian lebih, seperti cabai merah, bawang merah, kedelai, serta tahu dan tempe. Perlu dipantau perkembangan harganya, agar pada bulan berikutnya tidak memberikan dorongan inflasi.
“Kita perlu berkonsentrasi pada 20 komunitas pangan yang trennya naik, seperti beras dan bawang di beberapa daerah, ini bisa menjadi catatan bagi kita sebagai data mingguan dalam pencegahan inflasi,” ucapnya. (irj/ce/ala)